21. it's you

514 50 0
                                        

Kini bukan hanya Jimin yang merasa kehilangan,begitupun Yoongi dan Seokjin. Tidak menyangka bahwa Seokjin berusaha sekeras itu untuk mendapatkan nomor ponsel Yoongi dan bertemu Yoongi. Mencari tau tentang pria yang dulu pernah singgah di hati Hera hanya untuk menanyakan keberadaan Yoongi.

Dan yang paling membuat Yoongi khawatir adalah kondisi Jimin yang tidak juga membaik, setelah sadar Jimin malah seperti orang tidak mempunyai harapan hidup. Yoongi sudah sempat menjenguk Jimin yang tentu saja ditemani Seokjin. Yoongi dapat merasakan bagaimana sulit nya hidup seorang Park Jimin. matanya menunjukkan penyesalan yang teramat, pandangan kosong. Dan sungguh itu membuat Yoongi iba.

Siapa yang selama ini mengurus Jimin? Ia hanya Hana, bergantian dengan Taehyung jika mereka memang tidak ada jadwal. Kepergian Hera sudah 4 hari lamanya tapi sudah membuat semuanya merasa sulit. Jimin meminta semuanya agar tidak melaporkan kejadian ini kepada keluarganya maupun keluarga Hera. Sekalipun mereka sudah menasehatinya baik baik Jimin malah menjadi marah tak karuan.

Padahal niat Hana dan Seokjin baik agar Jimin ada yang menjaganya ketika mereka tengah sibuk dengan pekerjaannya masing masing, namun pria itu bersih keras bahkan sampai berkata. "Tidak usah memperdulikanku,kalian semua lebih baik pergi! aku tidak pernah meminta kalian untuk menjagaku!". Sontak hal itu membuat semunya semakin bingung, mereka tidak bisa marah karena mengerti keadaan Jimin terutama Taehyung.

Yoongi terus memikirkan kemana perginya Hera, kepalanya mendadak pusing. Bagaimana bisa Hera bertindak seperti ini? Yoongi tahu bahwa Hera tidak mungkin melakukan hal ini tanpa alasan, sebab Yoongi bahkan tahu bagaimana Hera begitu mencintai suaminya,Park Jimin.

Disaat seperti ini bahkan ponsel Yoongi masih terus menerus berbunyi, melihat nama di layar yang tertera membuat Yoongi harus mengangkatnya dengan malas.

"iyaa Appa aku akan menjemputnya."

Tersengar suara berat dibalik ponsel yang sudah Yoongi tempelkan pada telinga kanannnya. "cepatlah Yoongi dia itu tunanganmu, bagaimana bisa kau tidak mengetahui kalau tunanganmu ada di Korea?"

"bagaimana aku bisa tahu? Dia saja tidak menghubungiku. Jelas dia juga sama sepertiku yang menolak perjodohan ini, kenapa Appa masih memaksa sih?" Tanya Yoongi yang masih heran.

Lagi pula sekarang sudah jaman modern, memangnya apa sih yang diharapkan? Kebahagiaan Yoongi sendiri? Jelas itu malah justru tidak membuat pria itu bahagia. Keperluan bisnis? Basi. Yoongi muak dengan orang orang yang menggunakan berbagai cara hanya untuk mendapatkan keuntungan semata serta derajat yang setimpal.

"Yoongi! Kau itu sudah bertunangan dengannya, kau bahkan belum mengenalnya di.."

"justru karena aku belum mengenalnya kenapa Appa malah membuatku bertunangan dengannya?" Langsung dipotong begitu saja, Yoongi benar benar kehilangan kesabaran, selama ini dirinya sudah berusaha menjadi anak yang baik dan selalu menuruti kemauan orang tuanya.

Sang Ayah sepertinya sama sekali tidak tertarik mendengar ungkapan dari anaknya, "sudahlah! lebih baik kau jemput Alera sekarang dan bawa dia kerumah." Dengan cepat panggilan tersebut dimatikan.

Yoongi menghela nafas dengan kasar, kenapa hidupnya semakin hari semakin sulit? Yoongi terus bertanya hingga rasanya kepala ingin pecah lantaran tidak juga mendapat jawaban. Bukannya menjemput tunangannya lantas Yoongi malah berniat untuk mengunjungi rumah sakit.

Sekitar kurang lebih 30 menit Yoongi benar benar sampai di rumah sakit yang dimana ada Park Jimin disana. Bukan apa apa, meskipun Yoongi benar benar mengkhawatirkan Hera namun pria berkulit putih pucat ini juga mengkhawatirkan Park Jimin.

Mau seberapa jahatnya Park Jimin yang sudah menyakiti Hera namun Park Jimin juga yang menjadi alasan Hera tersenyum. Tidak dapat menyangkal karena bagaimanapun pria itu adalah sumber kebahagiaan Hera untuk saat ini.

REGRET✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang