18. Sweet Night

719 58 0
                                        

Hai! Akhirnya aku update lagi hehe semoga kalian suka ya, jgn lupa tinggalin comment dan vote juga ya! Stay safe everyone💜



Tidak berhenti bibir Jimin itu terus berceloteh panjang kali lebar mulai dari hal penting atau tidak penting, senyumnya terus terambang tak henti henti ketika mendapati kabar yang membuat dirinya begitu teramat senang.

Kini mereka sudah kembali ke rumah, tempat dimana mereka menyimpan berbagai kenangan manis serta pahit yang terjalin diantara keduanya.

"Hera kau jangan bergerak ya! Diam saja disitu biar kali ini aku saja yang memasakk" imbuh Jimin sambil siap berperang dengan peralatan dan bumbu dapur yang tadi sempat ia tinggalkan.

Bohong kalau Hera tidak menahan gelak tawa akibat perlakuan Jimin yang berlebihan, Hera tentu senang tapi bagaimana tentang perasaannya pada Jimin membuat dirinya selalu bingung dan gusar. Tapi sepertinya kenyataan yang menimpa mereka tentu tidak bisa digugat.

Hera sekarang tengah mengandung anak Jimin.

Bahkan Hera masih mengingat bagaimana Jimin begitu antusias mendengar ucapan sang dokter tadi. Mata sipitnya itu mendadak terbuka lebar, bibir tebalnya itu tidak tertutup lantaran apa yang baru saja diberi tahu sang dokter adalah kebahagiaan Jimin lainnya selain Jimin

Lihatlah sekarang, bagaimana bisa Jimin menyuruh Hera hanya berdiam diri bahkan tidak boleh bergerak, ayolahh usia kandungan Hera bahkan baru 2 minggu.

Merasa tidak yakin juga karena kenyataannya Jimin itu tidak bisa memasak, pria bersurai hitam itu memang lebih ahli dibidang bisnis serta berkutat dengan laptop juga memandang berkas berkas berisikan tulisan.

"ra, setelahnya aku harus melakukan apa? Kau cukup memberitahuku dari situ,tidak perlu kesini. Nanti kau lelah"

Bayangkan bagaimana seorang pria yang tidak memiliki keahlian dalam bidang masak namun memaksa ingin memasak dengan intruksi Hera di meja makan. Memangnya ini sedang kompetisi? Lagi pula melihat perlakuan Jimin juga membuat Hera semakin gemas sendiri.

Hera gemas akhirnya berdiri menghampiri Jimin.

"ya! Kenapa kau kesinii" protes Jimin yang dari tadi hanya memegang bawang tapi dirinya juga tidak tahu bagaimana cara memotongnya--maksudnya tidak tahu potongan seperti apa yang seharusnya dilakukan

Hera langsung mengambil alih posisi Jimin, Jimin melangkah mundur tidak percaya. Istrinya benar benar menentang perintah Jimin tapi Jimin juga tidak bisa berkutik karena dirinya juga teramat bodoh untuk memasak menu makan malam mereka.

"aku tidak akan kelelahan jika untuk memasak Jim"

Akibatnya Jimin hanya memandang wajah Hera pasrah, wanita itu memang terkadang penurut namun Jimin juga tidak suka ada paksaan diantara keduanya. Dengan satu tarikan nafas Jimin berkata "berhenti kerja saja yaa? Aku tidak mau melihat mu kelelahan" ucap Jimin dengan nada yang sengaja diayun, merengek seperti anak kecil serta memohon pada Hera

Ya Tuhan, jika seperti ini terus tentu saja Hera akan kembali bertahan pada Jimin. Bagaimana tidak melihat perlakuan Jimin yang semakin posesif tidak jelas juga sikapnya yang begitu manja. Padahal selama ini Hera berusaha mati matian untuk bersikap se dingin mungkin pada Jimin

"tidak tidak, itu malah akan membuatku stress. Aku akan bisa pingsan dalam kebosanan jika hanya dirumah dan menunggu mu pulang"

Well, selama ini Jimin semakin terlihat bahwa dirinya memang seperti ini. Se posesif ini, apa yang menurutnya sudah ikut menjadi miliknya itu adalah hal yang paling berharga. Tidak peduli sekalipun Hera masih tidak mempercayai Jimin yang terpenting tidak ada alasan untuk Hera terus menerus bersikap dingin serta meminta hal yang tidak tidak seperti cerai misalnya.

REGRET✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang