Suasana dipagi hari cukup dingin, selimut tebal kian menutupi tubuh mungil Hera dari ujung kaki sampai leher. Berbeda dengan Jimin yang kuat akan dingin, padahal diluar semalam hujan cukup deras tapi Jimin memilih melepas kaosnya dan tertidur pulas dengan telanjang dada.
Tapi bagaimanapun cara Jimin tidur, Hera menyukainya. Hera menyukai pagi ini kala dirinya terbangun dalam dekapan Jimin. Tangan kekar Jimin melingkar diperut Hera, rasanya enggan untuk bangun karena teramat nyaman dengan posisi seperti ini.
Tapi apa boleh buat? Hera harus bangun lebih dulu untuk menyiapkan beberapa kebutuhan Jimin. Namun lagi lagi pandangan Hera dengan sengaja menoleh ke handphone Jimin yang berkedip menandakan ada sebuah pesan yang belum dibaca.
Dengan rasa takut Hera mulai membuka handphone Jimin yang beruntungnya tidak di password, Hera tau apa yang ia lakukan sudah jelas akan mematahkan hatinya, lagi.
Tapi Hera ingin tahu seberapa jauh dan seberapa dalam hubungan Jimin dengan perempuan yang selalu mengganggu pikiran Hera, Kim Hana
"Terimakasih Jim sudah menemaniku. Maaf merepotkan"
Sebuah pesan singkat dari Kim Hana yang berarti jelas, Jimin kemarin memang bertemu dengannya.
Sepertinya kata menemani kali ini bisa berarti banyak, tapi tentu saja Hera sudah berfikir yang lain. Dan berujung ke negatif. Memangnya siapa yang tidak berburuk sangka ketika seorang suami pergi menemani perempuan yang kini masih disukainya?
Sampai kapan pun Jimin memang tidak akan pernah tahu, bagaimana sakitnya Hera hanya karena membaca pesan singkat itu.
Hera dengan berat memindahkan tangan Jimin, hingga dirinya bisa berdiri utuh. Menguncir asal rambut panjangnya yang memperlihatkan leher jenjangnya, tempat dimana Jimin bisa bermain dengan lidahnya yang lihai.
Sulit rasanya jika hidup seperti ini, dimanapun dan kapan pun harus berpura pura seakan semuanya baik baik saja. Bahkan hal seperti ini tidak jarang bisa menimbulkan depresi seseorang bukan?
Tapi tentu saja Hera tidak selemah itu. Dirinya selalu ingat perkataan Yoongi kala mereka masih bersama
"meskipun wajah kau lucu, kau harus bersikap seperti wanita yang kuat."
Hera terkekeh ringan mengingat sekilas ucapan Yoongi dan beberapa nasehatnya yang tidak pernah bergeser dari memori ingatannya. Yang selalu berkata bahwa Hera mempunyai wajah yang lucu seperti anak kecil padahal jelas Yoongi lah yang lebih lucu karena wajahnya menyerupai kucing---menurut Hera
Setelah menyiapkan beberapa makanan, lekas Hera kembali ke kamar mereka.
Iya, mereka sekarang sudah satu ranjang.
"Jim, bangun sudah jam 6"
Namun tidak ada perubahan dari posisi Jimin, padahal Hera sudah merasa suaranya sedikit lantang.
"Jim" panggil Hera kala membuka hordeng hingga sinar dari matahari bisa masuk melalui ventilasi,juga suasana di pagi hari adalah suasana kesukaan Hera maupun Jimin
Hera sedikit bingung, padahal Jimin tidak sesulit itu. Lebih memilih mendekati Jimin hingga memegang pundaknya
"astaga Jimin, kenapa badanmu panas sekali" Hera yang terkejut merasakan suhu tubuh Jimin yang teramat tinggi
Sungguh Hera begitu bodoh tidak menyadari sedari tadi, fikirannya hanya buyar karena membaca pesan singkat dari handphone Jimin sampai tidak menyadari bahwa Jimin sedang terbaring lemas
"yaampun kenapa kau tidak bilang kalau kau sakitt" ucap Hera dengan panik sendiri dan cemas
Berlari kecil kedalam lemari memilih baju Jimin yang sekiranya lebih hangat dari biasanya. Hera menuntun Jimin agar bisa duduk nyaman. Jimin memang sudah bangun hanya saja dirinya terlalu lemas untuk merespon Hera

KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET✅
FanfictionI still believe even though it's unbelievable: to lose your path is the way to find that path. --lost