17. euphoria

591 55 0
                                    

Hai! Mumpung lagi libur aku ingin luangin waktu lebih banyak untuk terus update hehe semoga kalian suka ya! Stay safe everyone💜

Semenjak hari itu Hera semakin bingung dan gusar, fakta bahwa dirinya tidak lagi mencintai Jimin tentu saja tidak benar. Hera tentu masih menyayanginya hanya saja ada rasa yang semakin hari semakin menipis,berkurang. Namun tetap ada.

Hera berusaha untuk terus bersikap baik seperti biasanya, bahkan untuk kali ini Hera lebih melihat Jimin senyum lebih banyak. Sebenarnya Hera senang, tapi entah kenapa terkadang debaran di hatinya yang suka mendadak itu tiba tiba tidak lagi ada.

Perihal Seokjin, ia juga bingung bagaimana menghadapinya. Hera tidak bohong kalau Hera menyukai Seokjin tapi tidak dalam artian untuk saling memiliki. Hera merasa Seokjin jelas jauh lebih bisa mendapat wanita yang lebih baik dari Hera.

Sekarang yang Hera lakukan hanya meneguk ice americano ini karena menunggu seseorang untuk datang.

"maaf aku terlambat" ucapnya dengan nada yang rendah, sedikit serak namun terdengar sexy secara bersamaan

Hera hanya menggeleng, menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya. Memandang seduktif pria yang ada dihadapannya ini.

"jangan menatapku seperti itu, wajahmu seperti ibu ibu yang sedang marah akibat tidak kebagian barang diskon"

Memang sialan, pria ini dari dulu selalu mempunyai cara unik untuk mengalihkan kesalahannya. Padahal Yoongi tidak biasanya telat, bahkan dirinya termasuk orang yang on time. Hanya saja memang ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan.

Menghembus nafasnya secara kasar, Hera menceritakan semuanya. Iya selama ini Hera menceritakannya pada Yoongi karena hanya Yoongi yang dapat ia percaya sekarang. Lagi pula Yoongi itu pria dingin yang mempunyai perasaan yang hangat, bagaimanapun ucapan pria ini selalu terjadi. Entahlah, mungkin memang Yoongi dilahirkan sebagai cenayang?

"jadi? Bagaimana?" katanya setelah mendengar cerita panjang kali lebar dari bibir Hera

Hera meregangkan tubuhnya, mengangkat kedua tangan serta menyandarkan tubuhnya. "aku hanya semakin bingung, padahal awalnya aku benar benar sudah matang dengan keputusanku untuk berpisah dengannya tapi malam itu ia malah berkata sebaliknya"

Yoongi kembali menghirup aroma latte hangat yang baru saja disajikan di depannya. Memilih untuk meneguk beberapa kali sebelum menjawab pernyataan Hera

"aku rasa kau hanya memerlukan waktu, meski ku akui bahwa kelakuannya sudah keterlaluan tapi ada kalanya sebuah hubungan tidak harus berakhir dengan perceraian selagi kau bisa memperbaikinya. Pikirkan juga tentang ibu mu"

Yoongi benar, tidak ada salahnya karena mungkin tidak terlalu sulit untuk kembali menumbuhkan rasa sayang Hera ke Jimin sedalam saat itu.

Lagi pula Yoongi hanya ingin melihat Hera bahagia, Hera itu orang yang berharga untuknya. Hera benar benar wanita pertama yang pernah singgah di hatinya dengan waktu yang cukup lama. Dan sampai saat ini pun perasaan Yoongi tidak pernah berubah hanya saja sudah tidak ada lagi gairah untuk memiliki Hera lantaran Yoongi juga tau batasan karena Hera sudah menjadi istri orang.

Bagi Yoongi, menjadi teman Hera sekaligus tempat untuk Hera menuangkan berbagai curahan hatinya itu sudah sangat senang. Sekalipun itu menyakitkan tapi Yoongi benar benar berusaha untuk menjadi seseorang yang bisa selalu Hera ingat.

Mungkin usia juga mendewasakan keduanya, sebenarnya Yoongi yang bertemu Hera tentu adalah hal yang paling tepat---menurut Yoongi. Yoongi dengan kepribadiannya yang terlihat dingin namun penuh ketulusan ditambah Hera yang selalu berperilaku lembut kelewat sabar dan tidak pernah lelah akan sikap Yoongi. Dan yaa, Yoongi memang sangat beruntung kala itu.

REGRET✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang