19. Regret

713 51 0
                                    

Sepertinya telur mata sapi menjadi menu favorite Jimin tiap paginya, ditambah nasi goreng buatan sang istri yang citra rasanya bertambah karena bisa dipastikan dibuat menggunakan perasaan.

Usia kandungan Hera sudah masuk 1 bulan, itu berarti mendekati 1 bulan beberapa hari lagi untuk mereka mengunjungi Negeri Sakura. Yang pasti Jimin ingin Hera menuruti perintahnya, padahal Jimin sendiri tidak tahu bahwa Hera benar benar tidak akan mendeklarkan surat resign jika usia kandungannya baru 2 bulan.

"memangnya tidak bosan makan telur mata sapi dan nasi goreng terus?" tanya Hera sambil membawa piring yang sudah berisikan nasi goreng dan telur mata sapi sesuai request Jimin.

Jimin menggeleng serta melempar senyum kelewat manis "tidak selagi kau yang membuatnya". Iya, hobi baru Jimin memang akhir akhir ini kerap menggoda Hera yang semakin hari semakin galak---menurut Jimin

Tapi tentu saja Jimin suka, justru dengan begitu Jimin malah menemukan sisi Hera yang sebenarnya, ditambah rasa gengsi yang membludak atau bahkan rasa emosional yang menjulang tinggi secara tiba tiba. Bahkan ketika dengan tidak sengaja Hera membunuh semut didapur dirinya menangis tersendu sendur merasa dirinya adalah penjahat karena sudah membunuh semut.

Sebenernya hal itu wajar, menurut sang teman Kim Namjoon, bawaan ibu hamil memang suka seperti itu. Meskipun Namjoon dokter spesialis jatntung tapi bukan berarti Namjoon tidak mengerti akan hal dasar seperti itu. Apalagi ia sudah menghadapi rasanya menjadi Jimin, menghadapi istrinya yang moodnya berubah rubah akibat bawaan hamilnya.

Setiap harinya Hera memang selalu dibuat berdebar oleh Jimin, tidak tahu mengapa kenapa setiap hari perlakuan Jimin semakin manis. Justru semakin Hera juga tidak ingin menunjukkan bahwa dirinya seakan akan menjadi seorang istri yang paling bahagia.

Tidak, Hera selalu bersyukur dengan apa yang ia punya. Tapi mungkin Jimin tidak akan pernah tahu bahwa apapun yang Jimin lakukan sebelumnya itu tentu tidak akan pernah terlupakan oleh Hera. Sekiranya sampai saat ini Hera benar benar berusaha sekeras mungkin untuk terus menerima dan membiasakan diri agar dirinya tidak terlibat rasa takut yang teramat dalam lagi dengan alasan yang sama.

Tidak munafik, mungkin ketika Hera saat itu masih memperjuangkan Jimin dirinya masih kuat berdiri kokoh sekalipun hatinya dihancurkan berulang ulang kali. Tapi percayalah, hal itu ternyata lebih menakutkan ketika Jimin mulai berusaha membangun kepercayaan Hera lagi padanya. Bukan, bukan takut Jimin akan berulah lagi. Hera takut akan dirinya sendiri, apa yang selama ini ia harapkan jika setelah Hera mendapat apa yang ia mau ia tapi malah takut kehilangan cintanya pada Jimin?

Debaran serta perasaan senang bukan main sudah kembali Hera rasakan meskipun sebenarnya Hera terkadang masih takut. Takut jika Hera tidak mampu mencintai Jimin dengan benar dan tidak sedalam itu lagi. Tapi setidaknya kini Jimin tengah berjuang, mungkin Hera memang hanya butuh waktu. Ditambah kehadiran Park kecil yang menemaninya saat ini.

Bukankah Hera saat itu sudah bilang bahwa di malam itu Hera benar benar mampu dan tidak ragu lagi untuk melepas Jimin? Disaat Hera memperkuat dirinya dan berusaha tegas akan hati dan otaknya disitu Jimin berubah.

Namun bukan berarti Hera tidak mencintai Jimin sama sekali, bohong jika Hera tidak mencintai Jimin. Tapi terkadang kita hanya harus mampu menahan ego serta rasa sakit yang kita terima dari sebab akibat.

Setidaknya untuk saat ini, Hera mencoba menaruh kepercayaannya kembali kepada Jimin. Dan jimin perlahan membuktikan itu.

Bahkan Hera sendiri pun juga bingung mengapa dirinya seperti ini, padahal simplenya seperti ini; Jimin berbuat salah dan Jimin menyadari itu, lalu Hera sudah memaafkannya dan akhirnya mereka dapat hidup normal kembali. Tapi Hera bukanlah karakter protagonis dalam sinetron sekalipun Hera mempunyai hati dan sikap yang lembut tapi perasaan yang selama ini ia bangun sudah hancur berkeping keping.

REGRET✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang