Hera melangkah menyusuri kamar barunya, iya Hera lebih memilih untuk menginap di hotel beberapa hari. Atau mungkin beberapa minggu? Entahlah yang pasti Hera benar benar butuh menenangkan fikirannya.
Tentu, keberadaan Hera tidak sejauh yang di fikirkan. Hera hanya menginap di Hotel berbintang 5 yang tidak terlalu jauh dari daerah rumahnya.
Hey, jangan salahkan Hera. Memangnya siapa yang tidak terkejut ketika tiba tiba ponsel nya mendapat pesan dan menunjukkan foto suamimu dengan wanita lain, tengah. Bercinta? Sialan, muak sekali Hera melihatnya. Tidak tahu jelas kapan hal itu terjadi, lidah Hera seakan akan tidak sanggup untuk bertanya pada Jimin langsung. Yang jelas, Hera hanya benar benar butuh waktu sendiri.
Hera tengah menyari nyari kamarnya, namun kemunculan wanita didepannya yang tidak sengaja menyenggolnya membuat Hera terkejut. Terlebih yang tersenggol adalah bagian perut Hera, lantas Hera spontan memegang perutnya.
Wanita tersebut juga sama kagetnya, merasa bodoh karena berjalan tanpa melihat kedepan dan hanya mementingkan ponselnya. Hingga membuat wanita cantik didepannya ini menyadari. "astaga, maaf aku tidak sengajaa. Maafkann aku" ujarnya begitu sopan.
Hera masih memegang perutnya, sambil menggeleng tersenyum simpul. "tidak apa apa".
Merasa penasaran wanita itu melihat Hera yang membawa koper sambil memegang kunci di tangan kanannya. "kamarmu yang mana? Biar aku antar" ucapnya sambil membawa koper milik Hera.
Sungguh, Hera sebenarnya merasa tidak enak. Tapi naluri seorang wanita itu memang tidak salah. Wanita ini terlihat bersalah karena melihat Hera terus memegang perutnya, merasa khawatir akan sesuatu yang terjadi pada perutnya sebab wanita ini memang tidak sengaja menyenggolnya dan mengenai sikutnya cukup keras.
Bagaimana jika wanita ini sedang datang bulan? Atau lagi, bagaimana jika ternyata wanita ini sedang hamil?
"306" ucap Hera dengan lembut
Sontak terkejut kembali. "ah kau disebelah kamarku, sini aku antar." ajaknya sambil membantu menuntun Hera dan membawakan kopernya
Tengah berhasil memasukan kunci dan berhasil masuk wanita yang belum jelas namanya ini membantu Hera untuk duduk di sofa.
"terimakasih banyak, aku benar benar tidak apa apa" ucap Hera sambil terus tersenyum.
Sebenarnya wanita ini sedikit penasaran juga pada Hera, Hera hanya sendiri dan membawa koper sepertinya dirinya sedang kabur? Sama hal nya dengan apa yang dirinya ini lakukan
"tidak apa apa, ohh--kamarku no 305 persis disebelahmu. Lain kali kau bisa mampir" ucapnya lalu dilanjut dengan ucapannya sambil sedikit berbisik. "dan kita bisa berteman".Hera memandang lekat wanita didepannya ini, wanita ini cantik. Cantik sekali, dan wanita ini benar benar baik. "aku Hera" sapa Hera lebih dulu, setidaknya Hera memang harus mendapat teman berbincang.
"Alera, Ryu Alera" sambil tersenyum.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, Hera hanya menikmati suasana hidupnya seperti biasa. Katakanlah kali ini Hera memang sama sekali tidak profesional sebab Hera mendadak mengajukan cuti selama beberapa hari kedepan. Karena Hera tahu bahwa Jimin pasti akan mencarinya.
Berbicara soal Jimin, Hera sebenarnya mengkhawatirkan pria itu. Terlebih belum lama ia juga tengah jatuh sakit yang bisa dibilang penyakitnya itu berasal dari pikirannya, beban yang berat dan rasa bersalah yang menumpuk. Mengingat bagaimana Jimin bertindak konyol menyelamkan diri di dalam bathup membuat Hera cemas. Tapi jika Hera terus merasa seperti itu, jelas kepergian Hera kali ini sama sekali tidak membuat pikiran dan hatinya tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET✅
FanfictionI still believe even though it's unbelievable: to lose your path is the way to find that path. --lost