Ada author note dibawah! dibaca ya🥰 hehe btw terimakasih sudah baca ceritaku! hv a nice day y'all
Pagi ini cuaca nya begitu sejuk. Sangat mendukung untuk melangkahkan kaki keluar rumah dan menghirup udara segar. Tapi sepertinya hal itu tidak mendukung untuk Hera, padahal di kehamilan pertamanya Hera terlihat lebih aktif dan tidak bisa berdiam diri. Tapi untuk kali ini Hera malah lebih memilih untuk banyak beristirahat sehingga terkadang sebagian tugas Hera Jimin yang harus mengerjakannya.
Apakah Jimin keberatan? tentu saja tidak. Justru ini yang Jimin inginkan, Jimin selalu mewanti wanti agar kandungan Hera tetap sehat. Seperti saat ini, setelah sarapan Hera langsung memposisikan dirinya untuk duduk di sofa dan menonton acara pagi favoritenya sambil mengunyah snack yang memang Jimin sengaja bawakan untuk Hera.
Jika diliha lihat, Hera semakin lucu. Badannya semakin berisi, Jimin jadi semakin gemas. Padahal Jimin tidak masalah jika berat badan Hera terus bertambah, tapi sepertinya Hera sendiri tidak menyukainya. Padahal percuma juga, karena nyatanya sampai saat ini Hera masih saja mengunyah tak kenal henti.
Jimin yang hanya sedang meneguk latte nya tersontak ketika Hera tiba tiba saja memanggilnya.
"Jimin" panggilnya dengan nada yang uh sama sekali tidak romantis menurut Jimin.
Buru buru Jimin koreksi sambil menatap Hera dengan tatapan memicing "panggilnya sayang, Hera"
Namun nampaknya memang bawaan hamil kali ini membuat Hera semakin galak. Bahkan lebih galak dari kehamilan pertamanya saat itu.
"sudah cepat kemari, aku ingin bertanya" pintanya dengan serius.
Jimin yang sudah mendapat posisi duduk yang nyaman di meja makan sambil membaca majalah itu menolaknya dengan halus. "tiap hari semakin galak, untung sayang." ucap Jimin lalu melanjutkan. "Kenapa baby? tanya saja, aku sedang membaca majalah disini"
Tak disangka ternyata Hera sedari tadi sudah memegang ponselnya.
"Jim, kenapa account sosial media mu hanya terisi dengan fotoku? bahkan foto mu tidak lebih dari 3 dan sisanya hanya fotoku." tanya Hera
Astaga rasanya Jimin ingin sekali tertawa dengan keras. Maksudnya, kenapa juga Hera harus menanyakan hal yang menurut Jimin tidak penting itu? memangnya salah jika seorang suami memposting foto sang istri di akun sosial media nya?
Bukannya menjawab Jimin malah langsung tertawa lepas, istrinya ini memang semakin lama tingkahnya semakin aneh. Tapi justru itu yang membuat Jimin semakin menyayanginya.
"memangnya kenapa? aku lebih suka melihat fotomu dari pada fotoku sendiri. Lagi pula kau kan juga istriku, biar seluruh orang juga tahu bahwa kau itu milikku. Milik Park Jimin seorang, mutlak. Tidak dapat diganggu gugat." jawab Jimin dengan santai namun dengan intonasi yang penuh penekanan
Hera sebenarnya berusaha menahan senyumnya, tapi entah kenapa Hera semakin hari semakin menyukai jika dirinya menggoda Jimin dengan ejekan ejekan yang konyol.
"ew kau berlebihan Park" katanya sambil merotasikan bola mata cantiknya itu.
Jimin yang mendengar itu seakan akan tidak percaya. Apa apaan ini pagi pagi sudah mendapat ucapan yang sedikit menjengkelkan yang terucap dari bibir istrinya sendiri?
"apa? berlebihan? hey anak kecil, kau itu seharusnya tidak boleh bersikap seperti itu pada suamimu" ucap Jimin seakan akan menasehati anaknya.
Sengaja Jimin menyebutnya 'anak kecil' karena memang begitu adanya. Jimin terkadang heran apakah Hera memang berusia 25 tahun atau memang bocah kecil yang baru memasuki sekolah dasar. Pasalnya wajah Hera terlalu mungil, muka nya terlihat baby face dan bisa dipastikan bahwa orang akan percaya jika Hera masih menggunakan seragam sekolah orang akan menganggap bahwa memang Hera siswi sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET✅
FanfictionI still believe even though it's unbelievable: to lose your path is the way to find that path. --lost