"mau kuantar?"
Hera terkejut melihat sosok pria tampan yang tengah duduk di dalam mobil tak lupa sambil melemparkan senyum dibibir tebalnya. Bahkan Hera perlu mencerna sebentar bagaimana pria asing ini secara tiba tiba menawarkan tumpangan kepadanya.
"k..kauu?" tanya Hera dengan raguu
"Kim Seokjin, tolong ingat namaku" ucap nya penuh kelembutan namun terdengar berwibawa. Aura dari Kim Seokjin memang tidak bisa berbohong, bahkan parasnya yang terbilang sangat tampan ini sempat membuat Hera melongo dalam hati.
"ahh kauu, maaf aku belum sempat untuk mengganti ponselmu" ucap Hera begitu polos setelah ia tepat mengingat siapa pria yang didepannya
Seokjin tertawa kecil, menurutnya begitu menggemaskan. Seokjin tidak pernah lupa sorot matanyaa, mata Hera adalah favorite Seokjin sejak pertama kali melihatnya. Begitu cantik dan indah,rasanya Seokjin ingin tenggelam didalamnya.
Bahkan tidak ada maksud untuk bertanya tentang ponselnya Hera malah sudah menuturkan kalimat seperti itu, Seokjin sukses tertawa dan juga geleng geleng kepala. Wanita ini begitu polos, pikirnya.
"baiklah, akan kubuat negosiasi. Sekarang naiklah akan kuantar pulang" dengan tenang Seokjin menyuruh Hera untuk lekas masuk kedalam mobilnya.
Tak ambil pusing Hera langsung duduk disebelahnya tanpa ada perasaan takut ataupun curiga. Mungkin dirinya sudah terlanjur lelah untuk berfikir seperti itu, memikirkan Jimin saja sudah membuat Hera sudah seperti orang tolol. Bagaimana memikirkan hal lain? lagi pula Hera yakin bahwa pria yang disampingnya ini tidak sejahat itu.
"memangnya kau searah dari rumahku?" tanya Hera tiba tiba, sungguh logis pemikirannya. Padahal jelas tentu saja searah ataupun tidak Seokjin akan tetap mengantarkan Hera kemanapun wanita itu pergi.
Seokjin itu pintar,mempunyai tekat yang kuat serta tujuan yang harus ia capai. Dalam segi apapun, termasuk dalam hal mendapatkan wanita.
Tidak,bukan karena Seokjin yang kaya raya ataupun seorang pengusaha yang hartanya tidak akan habis tujuh turunan sehingga Seokjin bisa seenaknya seperti itu.
Seokjin hanya mengangguk guna menjawab pertanyaan Hera, lucu sekali menurutnyaa. Tapi sungguh pas dan beruntung kala memang arah rumah keduanya sejalan.
Namun lagi lagi Hera dibuat terkejut, karena jalan yang diambil Seokjin sama sekali bukan jalan ke rumahnya
"i..ini kita mau kemana Seokjin ssi??" tanya nya dengan muka yang sedikit panik
"kerumahku, aku hanya ingin mengambil beberapa berkasku. Lalu setelahnya mengantarmu. Tak apa kan?" tanya Seokjin ketika Hera sudah mulai sedikit gusar dan takut karena pasalnya wajah Seokjin itu terlalu tampan. Tidak bisa ditebak dan sulit dicari sisi kejahatannya.
"hm baiklahh" jawab Hera seadanya, sesungguhnya Hera ingin cepat sampai rumah dan ingin cepat cepat beristirahat
Tak lama mobil mahal Seokjin sudah menuju gerbang, hal itu lagi lagi sukses membuat Hera melongo. Hera bersumpah, Hera mengira Seokjin adalah seorang pengusaha turun temurun yang kekayaannya tidak akan habis. Lihat saja, tempat tinggalnya.
Nyaris seperti mainson, namun memang tidak sebesar itu. Jelas memang Jimin tidak terlihat sekaya Seokjin namun hal itu saja sudah termasuk berlebihan oleh Hera. Mungkin jika Hera menikah dengan Seokjin akan semakin pusing, bukan karena kekurangan uang. Tidak sama sekali.
Mendapat jatah sebulan yang kelewat banyak dari Jimin saja Hera bingung, bagaimana dari Seokjin? Pasti hartanya melimpah, bertumbuh seakan akan berkembang biak.
"hey, kau mau disini saja? Ayu masuk. Tak apaa ada pembantuku dan juga adik ku, kau bisa berkenalan padanya."
Mungkin hera memang bodoh, padahal jika siapapun yang berada diposisi Hera sekarang mungkin akan jerit kegirangan. Melihat dekat dan mengunjungi langsung salah satu pengusaha muda sukses yang terkenal di Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET✅
FanfictionI still believe even though it's unbelievable: to lose your path is the way to find that path. --lost