Trillionaire Heart, Kumpulan Pengganggu part 2

947 119 20
                                    

"Baiklah, kututup dulu, bye.." Suzy pun langsung menutup teleponnya, karena ia merasa ada seseorang yang mendengarkan obrolannya di belakang sana.

"Siapa?" Tanyanya dengan suara berat itu. Suzy menolehkan pandangannya ke belakang, dan mendapati Sehun sedang bersandar pada tembok putih itu dengan kedua tangan yang ia masukan ke kantong.

"Hmm, Itu..itu..Tae Hyung" Jawab Suzy gugup, Rasa bersalah pun timbul di hatinya karena kedapatan menelpon pria lain bahkan mengajak pria lain makan bersama tanpa mengabari Sehun terlebih dahulu.

"Maaf" Suzy menaruh handphonenya pada kantong celananya dan ikut bersandar pada tembok yang berada di seberang tembok yang disandari oleh Sehun. Pria itu menoleh kearah samping kiri kanannya, kemudian berjalan mendekat ke arah Suzy. Lalu memeluk pinggang Suzy, tersenyum hangat.

Ya, Walaupun sempat terkejut dan sedikit tidak senang, Sehun memutuskan untuk percaya pada Suzy. Ia tahu bahwa Suzy punya alasan tersendiri untuk bertemu dengan Tae Hyung.

"Maaf? Aku gak marah kok. Aku percaya sama kamu. Tapi bukan berati aku gak bakalan marah jika kamu diam-diam ketemuan lagi sama pria lain dan gak ngabarin aku dulu." balas Sehun serius mengatakannya. Ujung bibir Suzy terangkat membentuk sebuah senyuman manis.

"Morning kiss.." ucap Sehun pada Suzy sambil mengecup pipi gadisnya. Suzy ikut memeluk leher Sehun  "Bukankah ini sudah siang?," Balas Suzy.

"Lalu? Aku belum mendapatkan morning kissku, Sayang" Sehun menciumi sekitar leher Suzy, membuat Suzy menggigit bibirnya.

"Tapi.. bagaimana kalau Daddy tiba-tiba muncul seperti kemarin?" Tanya Suzy sambil mencoba menjauhkan tubuhnya pada Sehun, namun ditahan oleh pria itu.

"Tentu tidak akan, Mommymu baru saja pergi kebutik bersama Wanita bar - bar itu, Sean dan Daddy mu sudah berangkat ke kantor." Ucap Sehun. "Ayolah, Berikan morning kissku." Rajuk Sehun.

"Hey.. sejak kapan aku harus memberikan morning kiss padamu?" Tanyanya pada Sehun membuat pria itu menaikkan sebelah alisnya.

"Memang kenapa? Kau tidak mau memberikannya?." Tanya Sehun "Atau kamu mau sebuah timbal balik?" Pertanyaan Sehun  barusan, cukup membuat Suzy mengernyit bingung.

"Pagi hari, kau harus memberikanku morning kiss dan saat malam, aku akan memberikanmu night kiss, bagaimana?" Ucap Sehun, seakan ia tahu Suzy yang bingung akan pertanyaannya barusan. Mendengar ucapan Sehun, pipi Suzy langsung merona merah.

"Tidak ada timbal balik seperti itu!" Tolak Suzy.

"Lalu? Kau mau, kau yang selalu memberikanku morning kiss dan night kiss untukku?" Sehun tersenyum. "Atau kau ingin selalu menciumku di setiap saat?" Goda Sehun. Ia kemudian tertawa begitu ia melihat Suzy mengeram dan menahan rona merah pada wajahnya.

"Aku pikir kau ter.." belum selesai ucapan Sehun, bibir pria itu sudah di bungkam oleh bibir ranum Suzy. Membuat pria itu tersenyum puas dan membalas ciuman Suzy.

"Good girl." Ucap Sehun di sela sela ciumannya.

"Ekhem.." deham seseorang, membuat Suzy  dan Sehun menoleh ke sumber suara itu, dan mendapati Jimin berdiri di sana memperhatikan keduanya.

Oh.. again? Sehun mengeram kesal, setiap ia memeluk atau mencium Suzy, selalu saja ada yang mengganggu.


*****

"Ada yang bisa kami bantu, Mr. Oh?" tanya Jimin dengan sopan tapi Suzy bisa mendengar nada dingin dan menantangnya.

"Iya. Aku hanya ingin menjemput kekasihku," jawab Sehun tak kalah dingin.

Ya, Jimin dan Sehun adalah saingan bisnis.

"Kekasih? Oh, kau punya kekasih sekarang? Oh Sehun yang terkenal suka bermain dengan perempuan akhirnya sudah memantapkan hatinya pada satu wanita? Itu merupakan berita yang menggembirakan. Apakah kekasihmu tinggal disini? Apa mereka salah satu pelayan dirumah ini?." Tanya Jimin.

"Jangan berlagak bodoh, Mr. Bae. Dan iya, kekasihku tinggal disini. Buktinya, dia sedang berdiri di sampingku sekarang,"  jawab Sehun sambil melirik kearah Suzy.

"Maaf, tapi semua hal yang kau bicarakan itu tidak nyata. Sepupuku tidak berpacaran dengan kau, Mr, Oh. Mungkin kau sedang bermimpi."

"Fuck you!"

"Oke, hentikan kalian berdua," Tegur Suzy "Bersikaplah dengan baik padanya, Sehun. Siapa tahu Jimin akan menjadi partnermu suatu hari nanti."

"Apa? Tidak mungkin aku mengajaknya bekerja sama denganku!"

"Aku juga," tambah Jimin. Duh, mereka berdua ini!

"Ayo, Sayang!" Sehun menarik Suzy untuk segera menuju mobilnya. Namun Jimin  menghalanginya dengan menarik tangan kiri Suzy.

"Kau tidak bisa seenaknya membawa Suzy, kau harus izin dulu pada Sean."

Sehun melepaskan cekalannya di tangan Suzy lalu menghadap Jimin dengan tatapan mengintimidasi. Jimin juga melepaskan tangan Suzy, membalas Sehun dengan tatapan menantangnya.

"Aku sudah meminta Izin padanya." Ucap Sehun ketus

Suzy memberikan tatapan 'Jangan khawatir, Aku akan baik - baik saja' pada Sepupunya itu. Jimin menghela napasnya lalu pergi meninggalkan Sehun dan Suzy.


*****

Keduanya kini sudah berada di dalam mobil. Lebih tepatnya mobil sport milik Sehun. Suzy menyandarkan kepalanya, menatap kearah jendela.

"Maaf, Apa kau marah?." Tanya Sehun sambil menggenggam tangan Suzy.

"Bisakah kau bersikap sopan pada Sepupuku."

"Dia yang mulai, Sayang."

"Kau benar, Tapi Aku hanya takut, Hubunganmu dengan sepupu dan saudara kembarku tidak akur. Apalagi Jika Sean meminta Daddy untuk tidak mengizinkan kita.."

"Tidak akan terjadi! Sean, biar aku yang urus nanti!" Potong Sehun cepat.

"Kenapa kau tidak memanggilnya kakak?" Tanya Suzy polos dan terkesan bodoh di mata Sehun.

"Astaga, Sayang! Kami itu seumuran. Kau sendiri kenapa tidak memanggilnya kakak, Hm?." Sehun mencubit gemas pipi Suzy.

"Sean tidak Suka jika aku memanggilnya kakak" kekeh Suzy.  Sehun menggangguk dan kini matanya kembali fokus pada jalan raya.

"Kemana?" tanya Suzy.

"Bertemu orangtuaku."

Suzy terkejut mendengar perkataan Sehun barusan. Ia membayangkan bagaimana keseriusan Sehun pada hubungan mereka.

"Kau serius?" tanya Suzy, ia menatap Sehun seakan tidak percaya dengan pria itu.

"Tentu,"  Sehun tersenyum yakin, sedangkan Suzy. Otak dan perasaannya terasa tidak tenang. Takut kedua orang tua Sehun tidak menyukainya.



Trillionaire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang