Angin terasa dingin dan berhembus cukup kuat. Dedaunan pun berjatuhan begitu mudah. Suzy mengawasi tiga pria yang sudah setengah jam berdiri didepan sebuah batu nisan yang cukup sederhana. Disana terukir nama 'Seo Seok Jin'. Sementara, Sehun setia berdiri disamping Suzy.
"Sweetheart, Please berapa lama lagi kita harus berdiri? pegal tau." Tanya Sean melirik kearah Sang adik yang berada dibelakangnya. Suzy tidak bergeming matanya fokus menatap nisan Seok Jin. Ia tidak menyangka kalau akhirnya akan seperti ini. Kenapa kematian Seok Jin begitu tragis? Namun, Suzy merasa lega. Setidaknya ia sudah bertemu dengan Seok Jin dan mengatakan bahwa ia juga mencintainya meski dalam mimpi.
Suzy tetap akan memaafkan Seok Jin, sekalipun pria itu sudah menyakitinya. Bagaimana pun pria itu adalah pria pertama yang membuatnya jatuh cinta dan pria pertama yang mematahkan hatinya. Sentuhan tangan Sehun pada lengannya menyadarkan Suzy dari lamunannya. Suaminya itu tersenyum manis kearahnya.
"Kenapa aku harus ikut juga sih?!." Gerutu Tae Hyung kesal. Demi Tuhan, ia baru saja tiba dari New york dan Suzy langsung menyeretnya ikut ke makam seok jin.
Jimin mendesah, memperhatikan sekeliling pemakaman dengan seksama "Kenapa harus sore - sore begini sih, Zy?." Tanya Jimin lelah " Kamu itu lagi hamil. Sejam lagi jam 6 sore lho, setan - setan mulai muncul." Sontak semua orang tertawa mendengar gerutuan Jimin. Yah, Diantara mereka Jimin yang dikenal paling penakut.
"Kita tidak akan pergi sebelum kalian bertiga minta maaf." Ucap Suzy tegas.
"Kau yang membunuhnya, Seharusnya kau yang minta maaf." Sean melirik Tae Hyung sinis.
"Biarpun itu karena ulahku, kau yang memulainya. Seharusnya kau yang minta maaf." Ucap Tae Hyung tidak mau kalah.
Jimin menghela nafas kasar "Oh, come on! Apa susahnya sih, tinggal minta maaf. Bentar lagi malam, Woy!."
"KAU SAJA YANG MEMINTA MAAF." Ucap Tae Hyung dan Sean bersamaan dengan nada tinggi.
Sehun memijat pangkal hidungnya, sudah menduga hal ini akan terjadi. Tae Hyung dan Sean malah berdebat tidak ada yang mau mengalah. Padahal mereka tinggal meminta maaf didepan pusara dan masalah pun selesai.
"Cepat minta maaf!." Sean menyikut Tae Hyung.
"Tidak Mau, Kau yang harus minta maaf." Balas Tae Hyung tak mau kalah.
"Mengalah lah, aku akan merestui hubunganmu dengan Irene Noona." Ucap Sean.
"Aku tidak membutuhkan restumu, Sean. Kau sa..."
"SEHUN!!." Teriak Sean dan Tae Hyung secara bersamaan. Mereka melotot karena Sehun menekan kepala mereka berdua. sehingga posisi tubuh Sean dan Tae Hyung seperti sedang membungkuk minta maaf.
"Cepat minta maaf!." Perintah Sehun "Sean, Kau mau membuat adik dan keponakanmu mati kedinginan, Hah!."
"Kami minta maaf, Seok Jin." Ucap Sean, Tae Hyung, dan Jimin secara bersamaan.
"Begitu saja harus berdebat." Ucap Sehun kemudian beranjak pergi. Ia tersenyum geli saat melihat ekspresi Sean dan Tae Hyung.
Suzy terkekeh menyusul Sehun yang pergi, dia begitu geli melihat tingkah Sean dan Tae Hyung. Bersamaan dengan itu pula sosok berpakaian hitam itu mengintip dari balik pohon. Dibalik kacamata hitam yang membingkai wajahnya, Ia tersenyum getir. Tidak disangkanya akan kembali bertemu dengan orang yang sangat ia cintai, akhirnya tuhan mempertemukan mereka kembali meskipun dalam jarak jauh.
*****"Terimakasih, Suamiku Sayang." Ucap Suzy sembari mencium pipi Sehun saat mereka sudah masuk ke dalam mobil meninggalkan area pemakaman.
"Udah selesai sama mantan kamu, kan?."
Suzy mengangguk sambil tersenyum "Aku merasa lega."
"Good, tapi ingat ya, aku nggak mau kamu pergi kesana lagi. Ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya." Ucap Sehun tegas. Jujur saja, mungkin ia tadi kelihatan seperti gentleman, tapi ia tetaplah Oh Sehun. Ia adalah tipe pria yang posesif dan tidak suka berbagi miliknya dengan yang lain sekalipun orang itu sudah meninggal.
"Kamu cemburu?." Tanya Suzy heran. Ayolah, Masa suaminya cemburu sama orang yang sudah meninggal?
"Siapa yang cemburu." Ucap Sehun. Nada terakhir yang diucapkannya naik satu oktaf.
"Udah, kalau cemburu bilang aja." Suzy semakin senang menggoda suaminya.
Sehun menghentikan mobilnya dengan perlahan saat mereka terjebak di lampu merah. Dia menoleh ke arah Suzy dan mendekatkan wajahnya ke telinga Suzy.
"Biasa aja, tuh. Lagian belum tentu milik mantan pacar kamu itu bisa muasin kamu seperti milikku, kan?" Jawab Sehun dengan senyum di sudut bibirnya.
"Dunia kamu kok cuma berputar diselangkangan saja sih?." Tanya Suzy sarkastik kemudian menyentil dahi Sehun.
"Kekayaan tersedia tujuh turunan. Cinta sudah ada Kamu. Tinggal nikmati sisanya, dimanjain istri." Jelas Sehun tangannya bergerak menyentuh payudara Suzy dan meremasnya. Bibirnya pun ingin mencium bibir Suzy jika pengemudi mobil dibelakang tidak mengklakson. Ternyata lampu sudah kembali berubah menjadi hijau. Sehun pun mengurungkan niatnya dan lanjut melajukan mobilnya. Dia tersenyum kearah Suzy.
"Kita lanjut lagi dirumah ya sayang."
"Dasar mesum!!."
"Mesumnya juga sama kamu loh sayang. Bikin kamu senang juga." Sahut Sehun sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Sehun." Suzy melirik kearah Sehun. Tatapannya berubah manja. Sehun mencium bau - bau 'ada maunya.'
"Hmmm, Apa lagi sekarang?." tanya Sehun yang melihat wajah lugu Suzy kembali memancarkan aura berbeda seperti menginginkan sesuatu.
"Sayang, aku mau kau menyatakan cinta pada Sean dan menciumnya di bibir."
‘CKITT’
Terdengar suara decitan ban mobil karena Sehun menginjak rem dengan mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trillionaire Heart
RomanceSuzy Hamilton gadis cantik pewaris 'Hamilton Group'. Dia memiliki kekasih tampan dan pintar bernama Jin. Mereka sudah menjalin hubungan selama 1 tahun. Namun, Hubungan mereka harus kandas saat Jin dipaksa untuk menikah dengan wanita pilihan kedua or...