Semua orang menunduk hormat saat Harry, Sean dan Jimin memasuki ruang bawah tanah di Island Osle. Pengaruh keluarga Hamilton yang besar membuat mereka tidak pernah disentuh oleh aparat keamanan.
"Selamat siang, Sir." Ucap pria berpakaian serba hitam, setelah membuka lalu menutup gerbang tua itu, pria yang memiliki tubuh besar dan tegap itu berjalan mendekati Harry sambil menundukkan kepalanya.
"Di mana dia?" Tanya harry dingin
"Dia ada di dalam, Sir" Harry menganggukkan kepalanya, ia berjalan terlebih dahulu memasuki bangunan tua itu diikuti oleh Sean, Jimin dan beberapa anak buahnya. Dengan langkah kaki panjangnya, Harry melewati setiap sudut yang penuh dengan sarang laba-laba dan juga debu yang menempel di setiap sudut ruangan itu. Di sana seorang wanita yang duduk di atas kursi kayu dengan keadaan yang saat ini terbilang sangat mengerikan, pakaian yang sudah terkoyak di setiap bagian tubuhnya, wajah yang kusut, tubuh yang lemas tidak berdaya, tangan yang teringat di bagian belakang kursi membuat wanita itu hanya pasrah.
"Apa kau menikmati hukumanmu, Jalang?" Tanya Harry tersenyum mengejek, ia menekankan kata terakhirnya mengejek wanita itu. Kepala wanita itu mulai terangkat menatap Harry dengan tatapan memohonnya.
"Kau datang? Aku mohon lepaskan aku! Bawahanmu memperlakukanku seperti hewan. Mereka menyetubuhiku dengan sangat kurang ajarnya!" meski tenaga nya sudah terkuras habis, namun kedua mata gadis itu masih menatap tajam ke arah beberapa pria yang menjadi Bodyguard Harry.
Harry tertawa Sinis "bukankah kau menikmati permainan mereka? Harusnya kau senang bukan memohon atau mengadukan perbuatan bawahanku!" Harry berjalan ke arah kursi yang tepat berada di hadapan wanita itu, ia mengangkat sebelah kakinya ia topangkan ke kaki satunya lagi, ia masih mempertahankan senyum mengejeknya untuk menatap wanita dihadapannya.
"Kenapa kau melakukan ini padaku?" Tanya wanita itu dengan nada pelannya, seluruh tenaganya sudah habis terkuras. Bahkan untuk berteriak pun ia tidak sanggup lagi.
"Sttt, kau bertanya kenapa aku melakukan ini padamu?" wanita itu menganggukkan kepalanya lemah. Harry berdiri dari kursinya, ia berjalan mendekati wanita itu. Harry menatap jijik ke arah wanita itu ketika hidungnya mencium aroma bekas percintaan di tubuh wanita itu. "Kalian melakukannya dengan sangat bagus, tapi kenapa kalian tidak membersihkan bekas percintaan kalian." Semua bawahan Harry menunduk meminta maaf kepada pria itu, sedangkan Harry hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kau jahat." Gumam wanita itu pelan, namun masih dapat didengar telinga Harry dengan sangat jelas.
"Kau mengatakan jika aku jahat?" Harry menatap tajam ke arah wanita itu, tangan Harry terangkat mencengkram dagu wanita itu dengan kasar. "Ya, aku memang jahat dan juga kejam! Kau bertanya kenapa aku melakukan ini padamu?" wanita itu menganggukkan kepalanya masih menatap kedua mata tajam Harry. "kau mencoba membunuh adikku!" Harry memperkuat cengkramannya di rahang wanita itu, kedua mata pria itu memerah menahan sesuatu yang ingin keluar dari dalam dirinya.
"A..ku ti..dak melakukan..nya." Kata wanita itu menyela.
"Sial, bagaimana pria ini tau jika aku ingin melenyapkan gadis sialan itu" Batin wanita itu.
"Jangan membohongiku jalang, jika saja waktu itu anak buahku tidak mencegahnya, kau pasti akan melenyapkan adikku." Mata Harry semakin menajam saat teringat kejadian ketika wanita itu berusaha melukai adiknya dengan berusaha menusuk Suzy di club. Beruntung anak buahnya melihat kejanggalan pada gerak-gerik wanita itu dan langsung menangkapnya.
"Iya, aku yang melakukannya, aku ingin melenyapkan gadis bodoh itu karena dia Jin Oppa meninggal." Wanita itu menatap Harry dengan tatapan marahnya.
"Pria menjijikan itu? Adikku bahkan tidak pantas bersama dengannya." Harry menghempaskan rahang wanita itu begitu saja, wanita itu memekik kesakitan di area rahang dan juga lehernya.
BRAKK!!!
Suara keras yang menggema di kamar itu mengejutkan wanita itu dan anak buah Harry. Mereka menatap pintu yang sudah terdobrak, tampak sebuah siluet yang bergerak masuk ke dalam. Mereka tahu bila itu siluet Sean Hamilton, dan dialah yang mendobrak pintu dengan satu kaki. Sean menghentikan langkah kakinya, ia menatap kearah Harry.
"Aku bosan, Hyung!" Ucap Sean. Ya, Harry menyuruh Sean dan Jimin menunggu diluar sampai wanita itu mengakui semuanya.
"Lalu apa yang kau mau untuk menghilangkan bosanmu?" Tanya Harry meladeni Sean.
Sean tersenyum miring "Bermain." Ucapnya senang. "Kita bertemu lagi, Yoona." Sean meludah pada Yoona. Kemudian menghempas kepala wanita itu kasar. Ya, Wanita itu adalah Yoona calon istri Jin.
"No, Please! Don't do this!" Suara Yoona disertai tangisannya begitu menyakitkan.
"Sudah terlambat, Jalang!." Sean berjongkok, kemudian menancapkan belati pada perut Yoona, wanita itu membesarkan kedua bola matanya tidak percaya dengan apa yang dilakukan pria itu.
"Arghh!! Sakit sekalii!" Yoona merintih sambil memegang perutnya yang mengeluarkan darah.
"Hentikan! Kumohon" Yoona tidak tahu jika semakin dia memohon dan semakin teriakannya mengeras justru semakin membuat sisi iblis Sean terbangkitkan.
"Tidak akan!" Tangan Sean menarik belati dari dalam perut Yoona, lalu kembali menusukkannya di perut bagian bawah Yoona hingga gadis itu kembali berteriak kesakitan.
"Bunuh saja aku, kumohon" Air mata keluar dari sudut mata wanita itu akibat siksaan Sean, dia lebih memilih mati daripada harus merasakan hal sesakit ini.
Wajah Yoona sudah pucat pasi, begitu banyak darah yang keluar dari tubuhnya. "Baiklah dengan senang hati, tapi tidak sekarang!."
Harry terlihat duduk santai menyaksikan kekejaman adik sepupunya dengan segelas anggur di tangannya. Sedangkan Jimin kakinya lemas melihat kekejaman Sean.
"Hyung!" Teriakan Sean kembali menggema.
"Apa kau sudah puas bermain?" Harry bertanya dengan senyum miringnya.
Sean mengangguk "Sebaiknya kita pergi! Biarkan orang-orangmu menikmatinya." Ucap Sean, Harry terkekeh mendengar ucapan adik sepupunya. Sementara, Jimin bergidik ngeri. Melihat kejadian yang baru saja terjadi membuatnya sadar betapa berbahayanya Sean dan Harry. Jika mereka boss mafia mungkin dirinya tidak akan terkejut, Tapi sayangnya Mereka berdua merupakan bangsawan yang menyandang status Duke of Westminster dan Duke of Montgomery.
Sungguh tidak dipercaya.
Mereka berdua dikenal sebagai the charming duke, tapi kenyataannya mereka adalah the dangerous duke.
"Aku akan membuat kalian semua merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang kalian cintai." Batin Yoona sambil menatap Jimin, Sean dan Harry dengan tatapan penuh dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trillionaire Heart
RomanceSuzy Hamilton gadis cantik pewaris 'Hamilton Group'. Dia memiliki kekasih tampan dan pintar bernama Jin. Mereka sudah menjalin hubungan selama 1 tahun. Namun, Hubungan mereka harus kandas saat Jin dipaksa untuk menikah dengan wanita pilihan kedua or...