Trillionaire Heart, Dumb and Dumber

985 118 58
                                    

Hamilton Mansion

"AHHHH! WHY? WHY YOU DO THIS TO ME?!." Teriak Irene Frustasi. Irene menangis sekencang - kencangnya meluapkan semua rasa sakit yang ia pendam. Sean dan Jimin berdiri di luar pintu kamar Irene. Mereka berdua tak berani mendekat karena takut singa betina ngamuk.

"Ada Apa, Noona?." Tanya Jimin akhirnya

Irene masih terus terisak, tidak menjawab pertanyaan adiknya.

"Noona! Kau kenapa? patah hati?." Kali ini Sean yang bertanya. Irene mendelik tajam ke arah Sean.

Glek!

Sean menelan ludahnya sendiri, sepertinya ia salah bicara barusan.

Irene bangkit dan berjalan kearah Sepupunya itu, membuka kancing kemeja Sean dan mengusap hidungnya yang beringus pada kemeja Sean yang sudah terbuka.

"Siapa yang patah hati, Hah!." Teriak Irene disela tangis yang belum mereda sambil mendongak menatap Sean.

Sean melongo. Sementara Jimin berusaha keras menahan tawanya, ia tak mau bernasib mengenaskan seperti Sean.

Irene kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya. Ia Berbaring telungkup disana dengan perasaan merana. Air matanya jatuh membasahi bantal.

Suzy terkejut melihat kamar Irene yang selalu bersih dan rapi kini berantakan. "Ada apa?." Tanya Suzy menatap Jimin dan Sean secara bergantian.

"Entahlah, sejak tadi dia hanya terus menangis," Jawab Sean terlihat ngeri, sambil menatap Irene yang terus menangis.

"Apa mungkin Irene Noona kesurupan?" Tanya Jimin sambil menatap kedua sepupunya.

Sean menggeleng "Tidak mungkin, Hantu pasti langsung kabur melihat wajah menyeramkannya." Jimin mengangguk, Irene memang lebih seram dibandingkan sosok hantu di film apapun juga.

"Lalu?."

"Aku rasa, Irene noona hanya lupa meminum obatnya." Ucap Sean Pelan.

"Kau benar, Aku rasa ia telat minum obat."

Suzy melotot tak percaya, ia menganga mendengar pembicaraan Sean dan Jimin. Bahkan terkadang ia merasa mereka berdua seperti Lloyd Christmas and Harry Dunne dalam film Dumb and Dumber.

Pletak

Suzy memukul kepala Sean dan Jimin dengan keras, "Dasar Bodoh! kalian berdua cepat pergi dari sini." 

"Tapi...."

"Tidak ada tapi dan cepat pergi!" Ucap Suzy kesal.

Sean dan Jimin mengangguk lalu dengan terpaksa mereka berdua keluar dari kamar Irene. Ya, Suzy memang terkenal menakutkan jika sudah marah.


*****

Suzy berjalan kearah Irene "Eonnie, Apa apa?" Tanya Suzy lembut sambil mengelus punggung Irene.

"Dia... Dia menyakitiku." Ucap Irene pelan dan parau.

"Dia siapa? Tae Hyung?." Irene mengangguk

Ya.. Selama ini, Suzy tahu Irene diam-diam mencintai Tae Hyung. Itulah alasannya kenapa dirinya begitu membentengi hatinya untuk menerima cinta Tae Hyung, ia tak ingin menyakiti Irene.

"Apa yang dilakukannya?." Tanya Suzy penasaran.

Irene bangun dan duduk bersandar diranjang. Ia menyeka air matanya. Suzy dengan lembut mengulurkan tisu.

"Dia berpelukan dengan sekertarisnya." Ucap Irene disela tangisannya kemudian memukul dadanya yang terasa sesak. Suzy langsung memeluk Irene erat.

"I Hate Him." Irene membalas pelukan Suzy tak kalah erat. Suzy menangis, tidak tega dengan keadaan sepupunya. Baru kali ini Suzy melihat Irene seterpuruk ini.

Suzy tak bisa berkata - kata, Ia hanya bisa diam dan terus mengusap punggung Irene.

"He destroyed me." Lanjut Irene disela tangisannya.

"I am Stupid! Stupid for still loving Him." Suzy benar - benar marah. Awas saja, Ia akan memberikan Tae Hyung pelajaran karena sudah menyakiti Sepupunya.

Bagi keluarga Hamilton, Sakit dibayar sakit.

"Kau tenang saja, Eonnie. Aku akan membuat Tae Hyung membayar semuanya."

"Dasar Bodoh, Kau juga sudah menyakiti hatinya." Ucap Irene "Zy, aku mohon padamu. Kau jangan beritahu siapapun. Aku tidak ingin Sean atau Jimin menyakiti Tae Hyung." Suzy mengangguk pasrah.

Irene tersenyum miris, bahkan dengan bodohnya dirinya masih saja mencoba melindungi Tae Hyung setelah apa yang pria itu lakukan. Love makes her Stupid.


******

Suzy melihat Irene yang sudah tidur pulas, Dia tersenyum kecil melihat wajah Sepupunya yang terlihat damai dan polos saat sedang tidur. Suzy pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya dan langsung menutupnya lagi. Saat berbalik, Suzy berteriak kaget namun mulutnya segera dibungkam oleh orang yang sudah berada dikamarnya.

Trillionaire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang