Trillionaire Heart, Lewis Hamilton

1K 134 36
                                    

SM Group

Seorang pria berjalan menuju ruangan pemimpin SM Group. Pria itu terlihat sangat menyeramkan dengan sorot mata tajam yang siap membunuh mangsanya kapan saja.

"Apakah Mr. Oh Sehun ada didalam?" tanya Sean to the point pada Chen.

"Ada, ada perlu apa anda bertemu dengannya, Mr. hamilton ??" balas Chen menelan ludah begitu melihat ekspresi menyeramkan Sean.

Yah, pria itu adalah Sean. Chen tahu, Boss nya akan mendapat masalah. Melihat Ekspresi Sean saat ini seperti predator yang bersiap menerkam buruannya.

"Bukan urusanmu!"

"Maaf, sir. Anda dilarang masuk." Ucap Chen menahan Sean yang akan masuk kedalam sambil menarik paksa tangan Pria itu. 

"Damn..What are you doing? Cari mati kau! " Desis Sean. Ia hampir saja melayangkan bogem mentahnya ke arah Chen. Jika tidak ditahan oleh Sehun.

"Selamat pagi kakak ipar, Ada perlu apa kesini?" tanya Sehun dengan semanis mungkin. Namun dalam hatinya berkata lain, dia ingin muntah.

BUGH.

Satu pukulan dapat Sehun rasakan mengenai rahangnya. Sehun hanya diam dan mengepalkan tangannya kuat. Jika saja Sean bukan saudara kandung Suzy. Ia sudah pasti menghajar Pria itu habis-habisan.

Sehun melirik kearah Chen dan memberi isyarat pada anak buahnya itu untuk tidak ikut campur. Chen hanya mengangguk. 

Sean mencengkram kerah kemeja Sehun "Berengsek! Apa alasanmu mendekati adikku, Hah?." Teriak Sean Marah dan kembali ingin menyerang Sehun yang sudah kewalahan.

"Apakah mencintai adikmu harus mempunyai alasan? Aku mencintai adikmu dengan tulus. Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa Suzy di sisiku." Ucap Sehun mencoba menjelaskan isi hatinya kepada Sean sambil mengelap darah di bibir, akibat pukulan calon kakak iparnya itu.

Sean tersenyum sinis kearah Sehun "Kau pikir aku akan terharu, meskipun kau memohon sambil berlutut di hadapanku, aku tidak akan pernah merestui kalian berdua." Ucap Sean yang kemudian memukul Sehun lagi dengan serangan yang bertubi - tubi.

"Sir."

Suara teriakan June berhasil menghentikan serangan bertubi - tubi dari Sean pada Sehun.

"Ada apa, hah?" Desis Sean menatap June dengan pandangan kerasnya.

"Maaf, Sir. Kedatangan saya kemari ingin menyampaikan kabar dari Tuan besar." Jelas June cepat.

"Apa Daddy tidak bisa menghubungi diriku langsung hingga dia membuatmu yang datang kemari, hah?!"

"Maaf sekali lagi, Sir. Saya hanya diperintahkan oleh Tuan Besar, beliau meminta Sir untuk datang ke Mansion sekarang juga."

Deg!

Sean tahu ayahnya pasti sudah mengetahui semuanya. Ia langsung merinding ngeri membayangkan bagaimana kemurkaan Sang ayah.


*****

Sean saat ini harus menghadapi sidang dari Lewis, Suasana sangat tegang dan dingin. Lewis memang sosok yang sangat tegas dan tidak pernah memandang siapa lawan bicaranya, sekalipun itu putranya sendiri.

Lewis mendapatkan didikan yang sangat tegas dari ayahnya, itu sebabnya ia mendidik putranya sama seperti didikan ayahnya dulu agar Sean bisa menjadi pewaris yang bertanggung jawab.

"Dad"

"Apa maksud artikel bodoh ini?." Lewis dengan penuh amarah membanting koran yang baru saja dibacanya itu ke meja kerja. Sementara,  Sean duduk dengan tegang.

"Dad, itu karna..."

Buk!

"Dasar ceroboh kau tidak bisa menjaga adikmu, hah?." Potong Lewis cepat sambil mengayunkan tongkat penyangga tubuhnya di kepala Sean.

"Ah, Sakit, Dad!." Ringis Sean sambil mengusap kepalanya.

"kau tahu, Daddy sudah menjodohkan adikmu dengan Tae Hyung?."

"Dad! Kau tidak bisa melakukan itu! Aku tidak setuju, biarkan Suzy mencari calon suaminya sendiri."

"Tapi, Aku juga tidak akan membiarkan adikku menikah dengan pria culun seperti Sehun. Aku tidak sudi." Batin Sean.

Lewis kembali mengayunkan tongkatnya ke kepala anaknya.

Buk!

"Dad!." protes Sean

"Itu hukuman karna kau tidak bisa menjaga adikmu." Balas Lewis "lalu apa kau ingin menggantikan adikmu?."

Pertanyaan Lewis membuat Sean membelalak kaget.

"Maksud Dad? Aku harus menikahi Tae Hyung?! Aku masih normal, Dad! Astaga." Jawab Sean tegas.

"Dasar Bodoh, Dad tak segila itu untuk menikahkan pewaris satu - satunya dengan sesama jenis."

Sean memilih pergi dari ruangan Lewis saat dirinya akan mencapai pintu ruang kerja milik daddy nya. Ia terkejut melihat adiknya sudah berada dihadapannya begitu dirinya membuka pintu.

"Maaf, Apa Dady memarahimu?." pertanyaan Suzy segera menyambut Sean.

"Tidak, kau tenang saja. Percaya padaku." Ucap Sean berusaha meyakinkan Suzy agar adiknya tak merasa khawatir.

"Hmm, tapi tadi wajah daddy sangat menyeramkan seperti ini.." Ucap Suzy sambil mengikuti wajah Lewis yang membuat Sean tertawa.

"Bukan seperti itu, tapi seperti ini." Sean memperagakan ekspresi wajah Lewis saat marah. Mereka berdua tertawa terbahak - bahak. tapi tiba-tiba Suzy terdiam. Bahkan wajahnya berubah pias saat matanya menatap seseorang di balik punggung Sang kakak.

Sean merasa alarm bahaya di kepalanya berbunyi. Dia dan Suzy saling bertatapan "Mommy" Teriak Mereka berdua secara bersamaan berlari kearah In Na meminta perlindungan.

Lewis tertawa terbahak - bahak melihat tingkah kedua anaknya "Apa ia semenakutkan itu?" batin Lewis dalam hati. Dering ponsel berbunyi membuyarkan lamunannya. Lewis menyentuh tanda hijau di ponsel.

" Sudahlah ini bukan salahmu" ucap Lewis datar.

"......"

"Kau terlalu memanjakannya."

"......"

"Aku rasa puteraku sudah memberi pelajaran padanya." Ucap Lewis pada orang di sambungan itu. "Kau tenang Saja, aku akan memberinya sedikit pelajaran."

Trillionaire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang