[Follow yuk sebelum baca. I need your support 💜]
_____________Perasaan itu sudah terbawa sang waktu, menghilang bersamanya, namun masih tetap bisa dikenang.
—Esa–♡♡♡♡♡
Hiruk pikuk suasana kantor yang sedikit gaduh membuat gadis yang tengah berkutik dengan laptop terganggu.
"Apa ada yang mau ikut denganku memesan pizza?" gadis di bilik lain berteriak bersemangat—Tak heran ini sudah waktu makan siang.
Teman kantor lainnya bersahut-sahutan untuk menjawab pertanyaan tentang pizza.
"Hana, bagaimana denganmu? Kita bisa membeli beberapa kotak untuk satu ruangan," si gadis yang menawarkan pizza bertanya.
Gadis yang dipanggil Hana itu beranjak dari kursi kerjanya, mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang dari sana.
"Bagaimana dengan sup buatanku?" Hana meletakan sup buatanya pagi tadi di atas meja.
"Lagi? Kau akan membagi-bagi makanan lagi? Hana, daebak!" salah satu pria dengan tumpukan naskah di tangan mendekat ke arah meja Hana.
Beberapa teman lain juga mendekat ke meja Hana membawa satu gelas untuk mencicipi sup yang Hana buat.
"Pizza tak baik untuk kesehatan, dan juga tak baik untuk kantongmu! Kau tau, ini tanggal tua, Eunsan!" Hana berucap ke arah gadis yang tadi menawarkan pizza.
"Eunsan, cobalah! Hana memang yang terbaik," teman Hana berucap.
"Lain kali kau harus membawa nasinya juga," Eunsan berucap ke arah Hana. Hana tertawa menanggapi.
"Suamimu pasti merasa beruntung menikah denganmu, Hana. Cepatlah menikah," gadis lain yang ada di bilik seberang berucap.
Ekpresi Hana berubah. Eunsan melihat bagaimana perubahan ekpresi Hana. Hana tersenyum tipis ke arah Eunsan.
♡♡♡♡♡
"Aku tau, Hana. Pasti sup itu adalah hasil dari tolakan suamimu pagi ini," Eunsan berucap setelah menyeruput kopinya.
"Kecilkan suaramu," Hana menempelkan jari telunjuknya di depan bibir.
Kini mereka sedang berada dalam kafetaria kantor, memesan satu cup kopi setelah makan siang. Rata-rata semua pegawai kantor melakukan hal yang sama, tak heran pekerjaan mereka berbuhungan dengan kefokusan.
"Setidaknya aku sudah berusaha menjalankan tugas seorang istri," lanjut Hana setelah sempat memberi jeda.
Eunsan mendesis. "Sampai kapan, Hana? Sampai kapan? Ini bahkan sudah lewat setahun kau menikah,"
Hana diam menatap ke dalam genangan cairan coklat dalam cup.
"Tak ada perjodohan yang berakhir bahagia seperti naskah yang kau sunting, Hana. Hanya satu persen dari puluhan ribu orang," emosi Eunhae memuncak. Tak habis pikir dengan temannya.
Hana tak memberi respon apapun. Gadis itu tak mengerti apa yang bisa ia lakukan untuk berkelid.
"Perjodohan. Memang itu masih berlaku di jaman ini? Kuno sekali," Eunhae terus mengomel.
Eunhae benar, Hana sudah menikah, namun tak seorang pun yang tau. Pernikahan itu terjadi begitu saja, tanpa sempat Hana memikirkan lebih jauh.
"Masa bodoh dengan suamimu yang mantan idol terkenal itu. Lalu karena alasan itu dia pikir bisa menyianyiakan, gadis cantik sepertimu, Hana?" tambah Eunsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ex-Idol
FanfictionChoi Hana dipertemukan lagi dengan Min Yoongi. Bukan lagi dalam ikatan teman masa kecil, melainkan dalam ikatan sebuah pasangan suami istri. Di luar sana orang bilang cinta pada masa kecil hanyalah sebuah cinta monyet. Hana sempat menaruh perasaan...