36| Cerai

38.8K 3.3K 911
                                    

Pria di atas ranjang terbangun lebih dulu, mendahului wanita yang didekapnya sejak malam kemarin. Yoongi mendapati Hana dalam pelukannya ketika kaca transparan di sisi kanan dan kiri ruangan meloloskan banyak cahaya mentari. Hana masih terlelap dan Yoongi perlahan menggeser tubuh, saat itu juga Yoongi sadar mereka melewatkan sesuatu malam kemarin. Sesuatu yang agaknya membuat kembali debaran malam kemarin hadir.

Yoongi mendesis hampir tertawa mengingat apa yang telah pria itu lewatkan bersama Hana, dimana Hana mengubah peraturan secara tiba-tiba dan membuat Yoongi menang banyak malam kemarin. Ah, itu gila, Yoongi hampir gila karena wanita di sisinya.

Pakaian berserakan di lantai, terlebihnya piama marun milik Hana yang menyala terpapar cahaya mentari, membuat Yoongi diam-diam tersenyum. Seberapa baik permainannya kemarin sampai membuat Hana bisa mengubah peraturan di tengah jalan?

Bell apartemen berbunyi ketika Yoongi sibuk memperhatikan wajah damai Hana dan Hana tak terusik. Dengan terpaksa Yoongi melewatkan kesempatan untuk memperhatikan Hana dan bangkit perlahan dari ranjang dengan hanya mengenakan celana hitam panjangnya. Bagian atasnya dibiarkan terekspos begitu saja.

Siapa kiranya yang bertamu dan mengganggu mereka pagi-pagi begini?

"Sudah kuduga. Kau disini."

Suara familiar itu mengejutkan Yoongi dan Yoongi segera merutuki dirinya sendiri karena dengan mudahnya membuka pintu apartemen Hana tanpa mengecek interkom.

"Ibu, darimana tau aku disini?" protes Yoongi. Kantuknya hilang saat itu juga.

"Dimana Hana?" Ibu Yoongi membawa beberapa paper bag berukuran besar masuk ke dalam ruangan tanpa ijin.

"Sedang tidur, jangan diganggu," manik Yoongi membulat setelah ingat.

Segera Yoongi memutus langkah ibunya yang akan mengarah ke kamar Hana. Bahkan Yoongi lupa ibunya belum pulang ke Korea ketika menjenguknya di rumah sakit. Yoongi memesankan satu kamar khusus di hotel yang sama dengannya. Namun, sepertinya ibu Yoongi tau bahwa putranya tak kembali sejak malam kemarin.

Ibu Yoongi menatap bingung ke arah putranya. Meneliti dari kepala Yoongi yang masih diperban sampai menyadari jika Yoongi sedang shirtless.

Kemudian Ibu Yoongi membungkam mulutnya sendiri. "Kalian habis melakukannya? Sudah baikan?" bisik Ibu Yoongi pelan dengan ekspresi kaget.

Yoongi mengacak bagian belakang kepalanya yang tak gatal, kemudian mengangguk ragu.

"Baiklah, ibu akan pura-pura tidak tau," ucap Ibu Yoongi yang kemudian berbalik ke ruang depan.

"Ibu belum jawab pertanyaanku. Dari mana tau aku ada disini? Dan tau apartemen Hana?" tanya Yoongi lagi mengikut ibunya yang mendekat ke paper bag.

"Managermu. Sudah makan? Ibu membeli banyak untuk Hana," ucap Nyonya Min mengeluarkan beberapa makanan yang dibelinya.

"Untuk Hana saja?"

Ibu Min Yoongi itu mengangguk. Kini membawa paper bag lainnya mendekat ke lemari pendingin. Mengeluarkan buah-buahan dari sana dan menatanya di lemari pendingin. Rasanya dimanapun Ibu Yoongi itu berada akan terasa seperti rumahnya sendiri.

"Apartemen ini luas juga. Bukankah ini lebih luas dari rumahmu?" tanya Nyonya Min kepada putranya yang mengambil duduk di meja marmer.

"Jelas-jelas rumahku dan Hana punya dua lantai, ibu," Yoongi memutar bola matanya. Pertanyaan ibunya sedikit hm...menyinggung.

"Mungkin kurang luas. Hana tak nyaman, makannya kabur darimu," Nyonya Min malah tambah mengejek.

Yoongi diam setelah itu dan dengan bodohnya berfikir apa mungkin yang dikatakan ibunya adalah sebuah kebenaran?

Married With Ex-IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang