"RA! DIPANGGIL NIH." Pekik Charly dari ambang pintu.
Ara berdecak, PR sejarahnya saja belum jadi. Ia terlanjur kebawa mimpi karena selesai jam olahraga dan parahnya, Kedua teman somplak nya itu juga. pasalnya Ara sudah kemberitahu mereka jika Ara akan tidur dan meminta akan dibangunkan 10 menit saja. Lah, ini sudah 23 menit berlalu Ara tak melihat batang hidung mereka sedikit pun!
"BILANG GUE SIBUK!" Jerit Ara tak kalah keras.
Ia kembali menulis dengan cepat seperti kilat, saat yang mencarinya itu berbicara membuat Ara yang sibuk mencatat berhenti seketika.
"Sibuk ngapain lo?"
Suara berat nan dingin itu seperti mimpi buruk bagi Ara, dan juga sukses membuat Ara bergidik ngeri. Lelaki ini terlihat-baju tak dimasukkan, rambut urekan namun terkesan rapi, kedua tangan dimasukkan ke kantong celana dan dasi tak tertata rapi-
Ini yang katanya ketua osis kan?!
Ara tak berkutik, mendongak saja Ara tak berani. Kulit nya yang putih ini semakin putih dan bisa dikatakan ia pucat pasi. Seseram itukah Alan?!
"Ada yang mau lo tanyakan sama gue?" Tanya Alan to the point dari suaranya datar sangat datar sekali.
Hah?! Apa-apaan ini? Dari mana Kak Alan tahu?
"Emm.. e-enggak kak.." Cicit Ara yang masih merunduk.
"Yaudah."
Setelah mengucapkan itu, Alan menjauh mendekati pintu keluar.
Cuma itu saja?
Ara berdiri tegap, otaknya tiba-tiba mengingat jika ia harus menuntaskan misi secepat mungkin agar nilainya bisa terbaik,
"Kak!" Panggil Ara lantang. Dan berhasil, Alan berhenti dan menghadap kembali kearahnya.
Melihat itu, Ara kembali menegang. Nyalinya ciut. Tatapan tadi yang berani berdongak kini kembali kelantai. Ia kembali beringsut duduk, "ng-nggak ja-jadi kak..."
Alan berdehem dan melanjutkan langkahnya.
***********
"Whats up bro. Lo dari mana aja?"
Alan menduduki bokongnya dan mengambil satu batang rokok yang diberikan Adrian.
"Kelas adekel." Balasnya singkat dengan menyalakan pematik api.
"Nyari mangsa baru lo?" Tanya seorang gadis yang baru datang mendekati Alan.
Adrian berdecak, "bilang aja lo cemburu."
"Jelas!" Hentak gadis itu, Aylice.
Alan mengisap dalam rokok lalu menghembuskan-nya. Ia hanya menampilkan wajah datar dan tak niat mengubris ataupun menyahut.
"-Bagi rokok lo, Yan."
Adrian mendengus, "Lo itu cewek apa sih, Ay?! Ngedemen banget ngisep rokok."
"Terserah gue lah, ngapa lo sewotan?!"
Adrian meringis sebab suara lengking Aylice. Mau tak mau ia memberi Aylice sebatang rokok yang tersisa, padahal ia sengaja simpan untuk nanti siang.
Aylice menyalakan pematik api, "-lo bolos lagi, Lan?"
Tak ada jawaban yang membuat Adrian iba dengan Aylice yang notabe-nya sedang mengejar Alan.
Entah sejak kapan mereka berteman, yang jelas karena pasal 'Nasib. Kalian menebak-bebak apakah mereka broken home? Sangat benar.
"Iya." Itu bukan Alan yang menjawab tapi Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avoid Cold Boy // SELESAI✔️
Teen Fiction[COMPLETED]✅ {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN BIASAKAN BERI SUARA AGAR SAYA NYAMAN UNTUK MENULIS] Bayangkan saja, 1 tahun gadis ini menjauhi kakak kelasnya karena hal sepele, sangat sepele kalau difikirkan oleh akal sehat. Berada di satu sekolah nam...