Hari ini, hari yang Ara nantikan. Berdiri di depan rumah dengan ponsel digenggaman serta senyuman yang tak pernah pudar.
Seorang lelaki terlihat sedang mengeluarkan mobil dari depan rumah Ara.
Dengan berlari kecil Ara menghampiri lelaki tersebut dengan senyuman lebar bak iklan pasta gigi.
"Lama?" Tanya seseorang setelah ia menurunkan jendela mobil.
Ara menggeleng, "Nggak kok. Nungguin kamu nggak akan pernah lama."
"Aku masuk yah." Saat Ara hendak membuka pintu mobil Alan menghentikannya.
"Biar aku bukain."
Alan keluar dari mobilnya lalu menghampiri Ara seraya membukakan pintu mobil untuk gadisnya.
"Makasih pacar." Cengir Ara sembari memasuki mobil.
"Sama-sama."
Setelah mereka sama-sama menduduki bokongnya, Ara berdehem singkat.
"Kita mau kemana?"
"Sesuka hati kamu."
"Yaudah, kepelaminan aja yuk!" Ajaknya sembari mengedipkan sebelah matanya.
"Belajar dulu, Ra."
Ara mendengus pelan, "Iya-iya. Tapi jangan nikah sama orang lain yah selain aku!"
"Liat aja nanti."
"Ihh kamu. Itu aja terus jawabannya." Dumel Ara seraya mendengus sebal.
Alan memandang lekat wajah gadisnya, "berjanji nggak menjamin kita bisa bareng apa nggak nya, Ra. Kehidupan itu tuhan yang ngatur kita hanya bisa berusaha."
Ara merunduk, "Iya, maaf."
Alan membelai rambut Ara dengan lembut, "aku bakal terus berusaha buat bareng sama kamu, jangan sedih. Selamat ulang tahun Byarha.."
Satu bulir air mata Ara menetes, "aku cinta kamu" ucapnya.
Kini Alan menghelus tangan Ara seraya tersenyum tipis, "I more."
******
Mereka berjalan tanpa melepaskan gandengan sejak menuruni mobil beberapa waktu lalu.
"Kamu mau beli apa? Nanti aku beliin." ucap Alan.
"Aku masih punya uang, Kak."
Alan menghela nafas pelan, "aku ada kado buat kamu."
Ara terdiam lalu ia menatap pacarnya ini dengan mata berbinar, "Apa-apa?"
Alan mengeluarkan sekotak kecil dari sakunya, "Ini harganya nggak seberapa tapi ini aku beli dari tabungan ku."
Perlahan Alan membukanya lalu memperlihatkan kalung yang begitu indah dan berkilau.
Ara menggeleng terkejud saat melihat apa isinya, "Katamu nggak seberapa? Ini berlian, Kak."
Alan mengidikkan bahu, "Suka?"
Tanpa aba-aba Ara menubruk tubuh Alan dengan pelukannya.
"Apapun yang kamu kasih ke aku, aku bakalan suka, suka banget malah. Makasih yah."
"Sebenarnya aku nggak mau minta apa-apa sama kamu. Cukup selalu dideket aku aja aku udah bahagia." Lanjutnya dengan mengeserkan kepalanya agar lebih nyaman di dada bidang Alan.
Alan terdiam seraya melihat sekeliling bak dirinya dan Ara tengah menjadi bahan tontonan di Mall besar ini, "Ini tempat umum, Ra."
Ara semakin mempererat pelukannya, "Bodoamat, biar yang iri makin iri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Avoid Cold Boy // SELESAI✔️
Teen Fiction[COMPLETED]✅ {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN BIASAKAN BERI SUARA AGAR SAYA NYAMAN UNTUK MENULIS] Bayangkan saja, 1 tahun gadis ini menjauhi kakak kelasnya karena hal sepele, sangat sepele kalau difikirkan oleh akal sehat. Berada di satu sekolah nam...