19 'ACB' || Pengusiran

1.6K 100 6
                                    

"Ra, lo tau nggak kalo kak Aylice kecelakaan!!!"

Terdengar helaan nafas panjang keluar dari mulut Ara.

"Lo kok diem bae sih? Cerewet dong!" Sahut Thala merasa ada yang kurang.

Seharian ini Ara tak tidur dan tak banyak bicara seperti biasa dikarenakan pikirannya selalu tertuju pada kejadian beberapa jam yang lalu lebih tepatnya malam itu.

"Ara.... lo sakit?" Tanya Thala saat memegang pergelangan tangan Ara.

Ara menggeleng, "Nggak."

"Tapi lo—-"

Ara bangkit, "Gue mau ke toilet."

"Oh iya Ra. Triple.A nggak masuk hari ini."

Ara tersenyum kecut mendengarnya, "Iya, gue tau.."

Hari ini dirinya akan pulang bersama Tata, entah kenapa anak itu sepertinya akhir-akhir baik kepada dirinya, ada yang tau?

Ara berjalan sendirian menuju Toilet, tatapan sayu dan langkah lemot seperti tak ada semangat hidup.

Apalagi saat melihat kekhawatiran Alan sangat memuncak, amarahnya juga membuat Ara down seketika. Sebenarnya hanya 2 orang yang dapat menurunkan mood Ara saat seseorang memarahinya, yang pertama orang yang ia sayangi dan yang kedua guru.

Apa artinya itu? Ara tak pernah merasakan seperti ini. Hatinya sakit jika Alan yang membentaknya.

Ara melihat pantulan dirinya dicermin, "Gue harus kesana tanpa sepengetahuan Tata." Gumamnya.

Lalu Ara keluar dari toilet dan hanya 1 tujuannya sekarang, ruang BK.

Tok tok tok

"Masuk."

Ara melihat Pak Seo yang sedang mengerjakan berkas-berkas yang terlihat penting itu.

"Maaf pak, saya minta izin boleh?"

Pak Seo menghentikan aktivitasnya lalu menatap Ara, "Ada apa?"

"Badan saya rasanya tidak enak pak, saya mau istirahat dirumah."

Pak Seo bangkit seraya menempelkan telapak tangannya ke jidat Ara. Bukannya bermaksud modus tapi Pak Seo takut jika Ara berbohong.

Dan benar, suhu tubuhnya sangat panas, "Baiklah."

Ara tersenyum lalu mengangguk, "Terimakasih pak."

Pak Seo berdehem, "Jaga kesehatan mu, beberapa hari lagi kita bakal ulangan akhir."

"Iya pak, saya permisi dulu."

**********

"Lo kok bisa sakit sih, Ra?!" Heboh Thea dengan menyerahkan tas milik Ara.

"Yaiyalah bego! Ara kan juga manusia, lo kira dia utraman?" Sahut Thala menyonyor kepala Thea.

"Nggak gitu juga, Jir!"

Ara terkekeh seraya mengenakan tas ranselnya, "Lo nggak nyangka?"

Thea menggaruk tengkuk yang tak gatal disertai cengiran.

"Yaudah gue pulang dulu." Pamit Ara.

"Tapi Ra, ini mendung. Nggak sebaiknya lo diem aja di UKS?"

Ara melihat langit-langit yang nampak meng-abu tapi hal itu tak akan menghentikan tekadnya.

"Kalau Tata nanya nanti tentang gue, bilang aja gue ada urusan dan diharuskan pulang."

Mau tak mau Thea dan Thala mengangguk.

Avoid Cold Boy // SELESAI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang