Ara menyusuri koridor yang sudah nampak ramai dengan suara membaca tak bisa dikatakan sunyi.Mata yang berfokus merapikan poni akibat sambaran angin disertai hujan sembari berjalan dengan tatapan buram.
"E-eh??" Kejutnya saat Ara tak sengaja menyenggol orang yang diam didepannya.
Ara yang melihat tatapannya pun langsung merunduk, "Maaf." Cicitnya.
Saat Ara ingin melangkah kembali, langkahnya terhenti karena cekalan tangan seseorang yang
Ara rasa 'dia'"Segitu doang?" Tanyanya.
"Hah?" Tanya Ara balik tanpa menjawab pertanyaannya dan juga tidak melihat kebelakang dimana orangnya berada.
"Good luck." Ucapnya.
Ara menegang, jantung-nya berpompa melebihi ritme, bukannya Ara mendapati serangan jantung dadakan tapi ia rasa perasaan ini semakin menjadi.
Sudah Ara bilang kan kalau dirinya sudah menyerah untuk mendapatkan bukti dan menyudahi perasaan ini, mengapa lelaki itu semakin membuat Ara merasakan perasaan ini lagi? Padahal cuma diucapkan selamat saja.
Dia pelepaskan genggamannya.
Saat Ara hendak membalikkan badan untuk mempertanyakannya dan ingin menatap wajahnya tiba-tiba lelaki tersebut menghilang, "Kak Alan emang misterius!" Deliknya.
Tanpa sadar kedua sudut bibir Ara tertarik keatas terukir membuat sebuah lengkungan.
*********
"Hai!" Sapa Ara yang tak diindahkan karena kedua temannya yang tengah sibuk beradu bacot itu.
"Nggak itu jawabannya Thal, ni liat ni!" Serang Thea tak terima sembari menunjuk kearah bukunya dengan wajah yang tak bisa dikatakan santai.
Thala semakin mencoret bukunya, "Ni liat ni! Lo tinggal bagi aja. Jawaban lo panjang bener kayak jalan Tol." Nyinyir Thala.
Ara yang baru saja datang langsung mendengar itu pun mengambil alih buku-buku milik mereka, lalu memeriksanya dengan seksama.
"Kalian nggak ada yang bener!"
"Hah?!" Tanya mereka serempak dengan menatap Ara heran.
"Ini jawabannya 17,2 bukan malah 16,2 atau 17,1!" Kata Ara dengan mengingat-ingat jawaban yang dirinya tulis semalam.
"Lo lagi?! Gimana sih cara lo?" Tanya Thea sewot.
Ara segera mengeluarkan bukunya dari dalam tas dengan tergesa-gesa, "Ini dikali dulu terus dipangkatin baru ditambah." Perjelasnya memperlihatkan buku jawaban miliknya.
Thala menyengir seraya menarik bukunya kembali, "Oh iya, lupa gue.."
"Mangkanya! Jangan Vc an mulu sama kak Adrian lo!"
Thala melebarkan matanya, "Darimana lo tau?!"
Ara tergelak mendengarnya.
"Lo udah kumpulin tugas kepo-kepoan itu nggak?" Tanya Ara tanpa menjawab pertanyaan Thala.
"Eumm... nanti." Balasnya.
"Kalau lo?" Tanya Ara melihat kearah Thea.
"Udah kemarin."
"Terus kalau lo Ra?"
"Nanti deh kayaknya, tinggal gue nyalin doang kok." Balas Ara diangguki keduanya.
Ara rasakan Thala sedang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi, "Ra, ini serius gue nanya. Lo tau darimana gue sering Vc an sama Kak Adrian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Avoid Cold Boy // SELESAI✔️
Teen Fiction[COMPLETED]✅ {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN BIASAKAN BERI SUARA AGAR SAYA NYAMAN UNTUK MENULIS] Bayangkan saja, 1 tahun gadis ini menjauhi kakak kelasnya karena hal sepele, sangat sepele kalau difikirkan oleh akal sehat. Berada di satu sekolah nam...