04 'ACB' || Problem

3.1K 177 2
                                    

Thea dan Thala masih diam ditempat, tak bergeming maupun menjauh, "Ra! Kita temenin ya.." diperkirakan dua orang ini sudah belasan kali mengatakan itu.

Ara menggeleng lemah seraya tersenyum kecut, "Nggak usah, kalian pulang aja, pasti pengen rebahan kan? Haha. Kak Alan cuma nyuruh gue ngepel aja. Eumm, dan juga sampai kapan gue harus ngehindar? Malah nanti jadi masalah 'kan?"

Thea dan Thala mengangguk ragu, "lo? Beneran nggak papa? Kita tunggu di parkiran aja gimana?"

Bayangkan saja 1 tahun Ara sudah menghindar agar tak berpapasan ataupun bertemu. Melihat doi-nya saja-Adrian- Ara cukup memandangi dari jauh jika Adrian sedang bersama Alan.

Ara menepuk pundak kedua sahabatnya itu, "Percaya sama gue. Kalian pulang aja."

Terlihat wajah cemas dari kedua sahabatnya ini, akhirnya mereka mengangguk ragu.

"Yaudah kita pulang. Besok ceritain okey?!" Tuntut Thea

Ara mengangguk, "Pulang sono!"usirnya sengaja untuk mencairkan suasana awkward ini.

"Yeu! Lo mah ngusir aja kayak pak aji liat orang maling mangga aja!"

Ara terkekeh seraya melambaikan tangan kepada kedua sahabatnya itu.

Setelah melihat sahabatnya benar-benar pergi Ara berjalan menuju pojokkan untuk memulainya dari sana.

"Lama lo." Entah kapan Alan berada di belakangnya dengan tangan dilipat di depan dada.

Ara memperdalam tundukan kepalanya, "M-maaf kak.."

Alan menunjuk kursi yang dipojokan sebelah pojok tempat Adrian dan Aylice berada, "Gue duduk disana. Awas aja sampai lantainya nggak bersih disini."

Ara mengangguk sebagai jawabannya lalu melanjutkan jalannya yang tertunda.

Ara menghelus dada agar bisa bersabar, "Untung Alan. Untung kak Alan!"

Ara be like;

Ara be like;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*********

Baru seperempat saja Ara sudah ngos-ngosan. Sejak kapan koridor kelas XI menjadi lima kali lebih luas dari biasanya seperti ini?! Menyebalkan sekali.

Adrian datang menghampiri Ara, jelas jantung Ara berdetak tak karuan dong. Tenang, Ra, tenang!

"Nama lo? Siapa?"

Ara mendongak, ia harus memberikan senyuman termanisnya terutama untuk si'doi, "Byarha kak, panggil aja Ara."

"Oke, Ara. Lo cuma ngepel bagian punya Alan aja, cuma setengah kok. Sampai kelas MIPA enam."

Oke. Cuma. Cuma luas pake banget kak. -Batin Ara

Beda dihati, beda juga diucapan, "Iya Kak."

Avoid Cold Boy // SELESAI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang