Sebelum baca aing wajibkan kalian play video diatas dulu yah!!
Kalo kalian baca sambil offline saya saranin pakai lagu yang mellow. Terlalu cinta, misalnya.
BACA SAMBIL DENGERIN.
AYEUNA GAIZ.
Udah?
Selamat membaca:)
######
"Kak?! Bangun kak!" Tetap saja tak ada sautan.
"Please kak, bercandanya nggak lucu. Bangun!"
Kini Ara terlihat sangat kacau, ia tak menghiraukan matanya yang sembab akibat terus menerus menangis dan tak merapikan rambutnya yang sudah mulai berantakan.
Hari ini, warna hidup Ara seperti ada yang pudar.
Ara merapikan helaian rambut Alan yang sedikit berantakan, "Kamu mau ngeprank aku 'kan karena sekarang ulang tahun aku? Kamu udah berhasil, aku mohon kamu bangun!!" Tangis Ara semakin pecah.
"Kamu pasti denger Tere kan Nanta?! Kamu pasti pura-pura jatuh tadi kan! Nanta, ini nggak lucu." Ujarnya dengan kembali menyebut nama kecil mereka.
Ara berusaha untuk tersenyum meskipun terlihat seperti paksaan, "Tere udah ngaku kalah, Tere selalu kalah sama Nanta. Ayo bangun, Nanta nggak sedih liat Tere nangis sesegukan begini huh?!" Paraunya.
Ara semakin menggoyangkan lengan laki-laki yang terbaring lemah dihadapannya, "Kalau Nanta nggak bangun, Onja sama Tere nggak mau main lagi sama Nanta!! Nanti Nanta nggak ada temen!"
"Tere..." cicit Yeonja memanggil sepupunya parau.
"Ter, udah, Ter. Ikhlasin."
Ara menggeleng keras menanggapi ucapan itu seraya berucap, "Nanta cuma ngeprank kita, Ja. Kan Nanta kecil orangnya suka bercanda, ayo bangun, dong, nanti mata Tere bengkak gimana?"
"Tere janji deh nggak bakal nyuruh ini itu lagi, nggak bakal paksa juga. Kamu bangun ya. Kamu nggak cocok tidur gini, gantengnya nggak keliatan." Protes Ara dengan air mata yang semakin mengalir.
"NANTA BANGUN!! Aku marah nih! Nggak mau bujuk lagi gitu? Nanta nggak sayang sama Tere lagi kah?"
"Hyuna!" Panggil lelaki paruh baya.
Sejam yang lalu dokter keluar dan melontarkan kata maaf yang membuat Ara seketika merasa berhenti bernafas sejenak. Rasanya sulit untuk dipercaya dan dokter itu menyatakan Alan memiliki penyakit—-ah, sangat sulit untuk dijelaskan.
"Ikhlasin Nak. Udahan dong nangisnya." Tutur sang ibu seraya mendekap putrinya yang tengah lelah sesegukan.
Ara mempererat pelukannya, "Nggak ma, nggak, hiks. Tuhan sayang banget ya sama Nanta sampai Tuhan nggak sabar manggil dia? Hiks."
"Ikhlasin, sayang. Nanti Alan sedih disana liat kamu begini." Tutur Jinna seraya menyeka beberapa butir air matanya yang mulai turun.
Ara menggeleng cepat, "Nanta cuma bercanda, ma. Nanta masih hidup, ma. Jangan percaya, dokternya itu salah, dia bodoh!"
Jinna menggeleng pelan seraya mengusap puncak kepala Ara, "Dokter nggak salah nak. Ini semua takdir,"
"Aku nggak pernah liat Alan kesakitan Ma. Ini semua nggak masuk akal!" Ucap Ara berusaha menepis.
"Nanta memang punya kanker paru-paru."
Seisi ruangan ini beralih menatap lelaki paruh baya yang baru saja datang dengan pakaian ber-jaz yang tertata rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avoid Cold Boy // SELESAI✔️
Teen Fiction[COMPLETED]✅ {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN BIASAKAN BERI SUARA AGAR SAYA NYAMAN UNTUK MENULIS] Bayangkan saja, 1 tahun gadis ini menjauhi kakak kelasnya karena hal sepele, sangat sepele kalau difikirkan oleh akal sehat. Berada di satu sekolah nam...