10 'ACB' || Basket

2.1K 132 5
                                    

"Ra, Ra!"

"Paan lagi?" Balas Ara dengan malas.

"Ayolah. Mau, ya ya?" Rengek Thea entah kesekian kalinya.

"Gak. Gue mau pulang nih. Apek gue pake nih baju." Tolak Ara, mungkin tubuhnya sudah menggigil akibat memakai baju basah. Untung ada hoodie Alan jadi agak anget sih.

"Cindy nggak masuk. Lo aja yang gantiin, cocok." Jawab kekeuh Thala.

Ara menggeleng keras. "Ayo lah, Ra." Sahut Charly ikut-ikutan.

"Ajak si Lala aja napa. Gue nggak bisa main basket." Elak Ara.

Jadi kemarin malam Ara tak membaca pengumuman selanjutnya. Padahal dibawahnya itu ada bacaan 'diralat' mungkin saking senangnya ia langsung mematikan handphone dan bergegas tidur.

"Lala harus jaga UKS."

Terdengar helaan Nafas kasar keluar dari mulut Ara, "Gue nggak bawa baju olahraga."

"Boong banget lo. Tadi gue periksa di loker lo ada kok."

Thala rese!

"Ayolah!" Desak ketiganya dengan menggoyangkan lengan Ara.

Ara berdecak, "Ish! Yaudah iya. Gue mau."

Charly, Thala dan Thea menghelus dada tenang. Kalau saja ada yang kurang anggota. itu artinya mereka sudah termasuk sudah diskualifikasi.

"Lo ikhlas nggak nih?"

Helaan nafas keluar dari mukut Ara, "Kalaupun gue nggak ikhlas, kalian juga bakal maksa gue lagi."

******

Saat Ara ingin menuju lapangan basket. Ia dihadang oleh laki-laki yang sama mengenakan pakaian olahraga sepertinya.

"Minggir."

Alan diam tak berkutik lebih tepatnya memandang Ara dengan tatapan yang tak bisa dimengerti.

"Udah gue bilangkan, jauhin gue." Sentak Ara.

Mana Ara yang dulu? Selalu menunduk jika berhadapan dengan Alan? Dan yang selalu sopan kepada Alan? Kemana dia?

Alan mendekat beberapa langkah lalu mendekatkan kewajah Ara lebih tepatnya ketelinga, "Udah puas lo jauhin gue?" Bisiknya.

"Eh?"

Ara menjauhkan diri lalu mengikuti arah Pandang Alan. Astaga, Ara lupa kalau jaket Alan ia taruh sementara di lokernya.

"Gue balikin hoodie lo besok, kak. Soalnya masih di loker gue, nanti gue ambil kok, tenang." Jawab Ara lalu melanjutkan langkahnya yang tertunda.

"Lo kira gue bakal nyerah sebelum gue mulai?"

Mendengar itu Ara berhenti lalu kembali melihat Alan dengan tatapan malas, "Terus lo fikir gue juga peduli gitu?"

Alan tertohok nendengarnya. Sejak kapan Ara menjadi pemberani seperti ini?

Meskipun pertannyaan itu enggan Ara ucapkan tapi entah mengapa mulutnya serasa bergerak sendiri untuk mengatakan hal itu, astaga!

"M-maaf kak." Cicit Ara. Setelah itu ia berlari kencang dengan beberapa kali menyalahi mulutnya yang tak pernah diam ini.

************

"Lama banget lo."

Ara berdesis, "Daripada gue nggak dateng?" Tanyanya balik dengan suara nyolotannya.

Thea menghela nafas sabar. "Belum mulai 'kan?"

"Udah selesai. Lo kelamaan." Balas Thala sengaja.

Avoid Cold Boy // SELESAI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang