11.

416 73 7
                                    

selamat membaca guys!! 2600+ words brasa juara 2 lomba lari guys yampun. semoga ga membosankan. nnti kalo mau komen ya langsung aj gapapaa jd tontonanku wkkk. kritik saran kami terima~


Hari ini suasana hati Irene sedang baik-baik saja. Makanya, ia memilih memasak banyak menu makanan hari ini. Putra bungsunya akan pulang. Yohanes, yang sering disapa Yohan. Joyana sesekali membantu ibunya. Namun, ia cepat-cepat kembali ke kamar karena mengantuk. Merasa punya pembantu, jadi begitulah Joyana.

"Joy!" panggil Irene. Joyana pun keluar dari kamarnya. "Sini! Mama minta tolong" lanjut Irene membuat Joyana turun.

"Hm? Ada apa?" tanya Joyana.

"Mama minta tolong, ya. Bawa makanan ini untuk Sehun" jawab Irene sambil menyerahkan rantang makanan kepada Joyana. "Dia masih di kantor. Tadi, Sunny yang nelpon mama" jelasnya.

"Eh? Mama kenapa gak titip pelayan atau siapa gitu?"

"Gak sopan kalau nyuruh orang lain. Kamu kan calon istrinya, Joyana" ujar Irene.

Joyana berdecak, "iya-iya. Taruh di meja dulu, Ma. Aku mau siap-siap"

"Dandan yang cantik, ya" surub Irene yang tidak digubris Joyana.

Joyana kembali ke kamar dan segera bersiap-siap. Mulutnya tidak hentinya mengatakan sumpah serapah dan mendumal setiap detiknya. Ia juga memilih berpenampilan biasa saja. Lagipula, untuk apa ia berusaha tampil cantik untuk orang seperti Sehun? Bahkan, Joyana tidak dandan pun tetap nampak cantik.

 Lagipula, untuk apa ia berusaha tampil cantik untuk orang seperti Sehun? Bahkan, Joyana tidak dandan pun tetap nampak cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia turun lagi dengan tas selempang di badannya. Ia melangkah menuju meja makan untuk mengambil rantang. "Loh? Kok gitu aja, Joy?" tanya Irene.

"Gini aja gimana maksud mama?" balas Joyana balik bertanya.

"Ya, gak pa-pa, sih. Kamu biasa aja juga udah cantik"

"Emang"

"Sehun bisa tambah suka, deh"

Joyana meringis. Jijik. Ia segera pamit kepada ibunya dan langsung pergi menuju kantor Sehun dengan mobilnya.

Tiba di kantor Sehun, ia melangkah cepat. Malas sekali menginjakkan kakinya di tempat ini dalam jangka waktu lama. Joyana menghampiri meja resepsionis di kantor ini. Ia perlu bertanya, karena tidak tahu apa-apa mengenai kantor ini.

"Permis—"

"Joyana!" panggil seseorang dengan suara baritonnya membuat Joyana menoleh. Ada Andra dengan balutan jas kerjanya. Astaga, kalau tidak ingat Wendy, Joyana akan memeluk Andra erat.

"Aduh, ganteng banget" gumam Joyana tidak sadar.

"Mau cari Sehun, ya?" tanya Andra. Joyana mengangguk cepat. Senyumnya tak lepas sejak tadi. "Ikut gue, ya!" lanjutnya yang diiyakan Joyana. Mereka masuk ke lift dan Andra menekan tombol 8. Joyana menghafalnya.

What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang