36

498 78 10
                                    

Setelah membahas masalah bersama, Joyana dan Sehun kembali melakukan rutinitas seperti biasanya. Di pagi hari, mereka akan sarapan pagi dan berbincang sedikit. Namun, topik perbincangan pagi ini masih sama seperti semalam. Saat Joyana menyiapkan sarapan untuk Sehun, ia sempatkan juga untuk meminta ijin.

"Nanti aku kerja setengah hari gak apa-apa, kan?" tanya Joyana. Sehun yang sedang menyesap secangkir kopi pun mendongak.

"Ya gak apa-apa. Kamu mau ngapain aja bebas" jawab Sehun.

"Ini ceritanya nyindir?" balas Joyana membuat Sehun terkekeh.

"Enggak, kok. Kan kamu istrinya si bos" ujar Sehun sambil meraih pinggang Joyana yang sedang berada di sampingnya. Posisinya saat ini, Sehun sedang duduk sedangkan Joyana berdiri. "Oh ya, emangnya ada apa?" tanya Sehun.

Joyana menggeleng, "ada urusan penting" jawabnya.

"Kemana?" tanya Sehun.

Joyana terdiam sejenak. "Itu, ke tempatnya Yerin" jawabnya sedikit gugup. Sehun mengangguk-angguk.

"Oke. Makasih" ujar Sehun lalu memulai kegiatan sarapannya. Joyana tersenyum. Sebenarnya, dia tidak ingin pergi ke rumah Yerin.

"Mau aku antar?" tanya Sehun menawarkan, tetapi Joyana menggeleng. Jelas bisa gagal rencananya jika Sehun ikut. Karena ia ingin pergi ke rumah orang tuanya Sehun. Ada yang perlu ia tanyakan kepada ibu mertuanya.

*****

Tiba di kediaman mertuanya, Joyana langsung disambut ramah dan sopan oleh para pegawai di rumah besar ini. Joyana pun membalasnya dengan ramah. Ia menanyakan keberadaan ibu mertuanya kepada salah satu pelayan rumah.

"Beliau sedang berada di kamar, Nyonya Muda" ujar sang pelayan.

"Jangan panggil nyonya muda. Panggil saja Nak atau Non Joy" balas Joyana.

"Eh, iya. Baik, Non" koreksinya. "Mau saya panggil nyonya saja, Non?" tanya sang pelayan memberi bantuan. Joyana yang sedang duduk di sofa pun mengangguk.

Pelayan yang lain datang. "Nyonya--"

"Semuanya harus biasakan panggil 'non' saja, ya" ujar Joyana menyela, menekan kata 'non' kepada pelayan itu.

"B-baik, Non" jawab pelayan itu.

"Ada apa?" tanya Joyana.

"Nyon--Non Joy mau minum apa?" tanya pelayan.

"Air dingin aja" jawab Joyana.

"Air dingin?" tanya pelayan itu memastikan. Joyana mengangguk. Lalu, sang pelayan menurut dan langsung menyiapkan air dingin. Di sudut lain rumah ini, Sunny sedang membaca buku seperti biasanya di kamar. Ya, di rumah ini ia sendirian karena suaminya masih bekerja dan putra semata wayangnya punya kehidupan sendiri. Pintu kamarnya terketuk, membuatnya menoleh.

"Masuk"

Pelayan rumah ini masuk. Lalu, membungkuk sedikit. "Ada Non Joy di ruang tamu, Nyonya"

Sunny berdiri. "Joy? Joyana?" tanyanya yang diangguki pelayannya.

"Iya, Nyonya. Non Joy baru saja tiba" Sunny langsung berdiri dan menghampiri Joyana.

Joyana yang tadinya duduk pun berdiri dan tersenyum ke arah Sunny, ibu mertuanya. Sunny memeluk Joyana erat. Ya ampun, rindu sekali. Sunny tersenyum lebar, penuh sukacita.

"Gimana kabarnya? Sehat, kan? Ya ampun, lama banget kita gak ketemu" Sunny melepas pelukannya dan banyak bertanya. Joyana tersenyum.

"Sehat, Mi. Lama banget. Maaf kalau selama ini Joyana dan Sehun suka lupa sama mami dan papi" jawab Joyana.

What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang