Detak jantung Joyana berdegup kencang hari ini. Setelah menerima hasil tes terakhir, ia mencabutnya dan langsung mengajukan surat lamaran kerja ke kantor Sehun. Mau bagaimanapun, semua harus sesuai prosedur meskipun dia ini istrinya bos.
Mereka berangkat bersama dan sesampainya di kantor, mereka berdua disambut dengan baik oleh beberapa staf kantor. Dari mereka ada yang terkejut karena Sehun menunjukkan istrinya langsung di depan publik. Mereka menyapa Sehun. Iya, Sehun saja sedangkan Joyana tidak. Tentu ini membuat Joyana kaget.
"Kenapa pada gak nyapa aku, sih?" bisik Joyana kepada Sehun. Tapi, tidak ditanggapi. Mereka langsung masuk lalu melangkah menuju ruang divisi personalia di lantai 5.
"Selamat pagi, Pak Sehun!" sapa seluruh staf di ruangan tersebut. Sehun meresponnya dengan ramah.
"Hari ini, saya membawa staf baru yang akan masuk ke divisi kalian. Kamu, bisa memperkenalkan diri" kata Sehun membuat Joyana membelalakkan matanya. Ia seperti staf sungguhan? Padahal, waktu di kantor papanya dulu, ia diperkenalkan papanya.
"Ah, perkenalkan saya Joyana Prastiwi Barata Hadi. Saya ist--"
Sehun menggeleng dan menyela ucapan Joyana, "profesional" ujarnya membuat Joyana mingkem sebentar.
"Oke. Saya ulang. Perkenalkan, nama saya Joyana Prastiwi Barata Hadi. Saya di sini ditunjuk sebagai staf baru di divisi personalia. Mohon kerjasamanya!"
"Baik. Waktu saya tidak lama di sini. Tolong, nanti langsung saja mulai bekerja seperti biasanya. Saya juga mohon kerjasamanya, agar kalian membimbing Joyana sebagaimana staf baru yang kalian bimbing seperti biasanya. Dan perlakukan dia seperti staf pada umumnya, tidak perlu dibedakan, diistimewakan atau semacamnya. Sekian, terima kasih"
Joyana diam terpaku. Merasa tidak dianggap, tapi bagaimana lagi?
"Bu Joyana, saya Uli yang sering disuruh sama tim untuk membimbing staf baru"
Joyana membalasnya dengan ramah, "panggil Joyana aja. Sesuai sama rulesnya yang punya kantor aja" katanya.
"Ah, iya, Bu--maksud saya, Joyana"
"Santai aja kalo sama gue. Pakai lo-gue aja gak apa-apa"
"Aw malu banget"
"Ih! Suka nih gue modelan lo, Ul"
"Eh? Masa?"
"Gue manggil lo Lili aja, ya? Aneh banget kalo manggil Ul"
"Terserah lo aja"
Memang awal perkenalan Uli dan Joyana ini luar biasa singkat, tapi cepat nangkapnya. "Kenalan sama yang lain juga, dong" kata Uli yang diiyakan Joyana. Akhirnya, Joyana keliling ruangan sambil berjabat tangan dan kenalan. Serius, ini Joyana seperti tersambar petir gitu. Yang membuat kaget adalah posisinya di kantor ya sebagai staf biasa, bukan sebagai istri Sehun Virzha Jossiah. Sehun kalau melihat ini pasti akan senyam-senyum sendiri.
"Hari ini, gue ajarin lo dari awal, ya" Ujar Uli yang diiyakan Joyana.
*****
Jam istirahat digunakan Joyana dan beberapa temannya makan di kantin. Joyana ingin merasakan seberapa enaknya makanan di kantin kantor milik ayah mertuanya ini. Di sini, ada Uli, Yesha, Ribka dan satu anak laki-laki yang sering ikut nimbrung gibah dengan perempuan-perempuan di kantornya yaitu Endra.
Di tengah asiknya dunia pergibahan mereka, Joyana mencari-cari keberadaan suaminya dari kejauhan. Uli bahkan sampai menegurnya. "Woy! Ngeliatin apaan, sih?" tanyanya penasaran.
"Yang jualan es krim gak ada apa di sini?" tanya Joyana asal.
"Ngawur. Lo kata kantin kantor adalah rumah makan?" balas Yesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
What?
FanfictionReaksi Joyana Prastiwi Barata Hadi di pertemuan awal antara dirinya dan Sehun Virzha Jossiah : "Apa?! Sama cowok ini?!" Dah, gitu aja.