28

467 64 8
                                    

Pagi-pagi mau pulang, Surya mengajak berbincang anak dan menantunya di ruang makan. Tenang, santai, tapi serius. Seputar keseharian Joyana dan Sehun, karir Sehun dan masih banyak lagi. Lalu, ujung-ujungnya bahas anak.

"Kalian gak ada niatan punya anak apa? Saya lihat, hubungan kalian berkembang pesat, kok" ujar Surya.

Sehun menunduk malu, sedangkan Joyana menatap remeh sang suami. "Belum juga malam pertama" ujarnya langsung terlontar begitu saja. Surya rasanya ingin memasukkan Joyana kembali ke rahim sang istri.

"Sstt" Sehun menenangkan Joyana yang kadang sikapnya cukup memalukan.

"Hah?! Astaga!" Surya saja terkejut bukan main. Apalagi istrinya kalau mendengar ini? "Kalian ini, masa belum itu-itu? Padahal enak, loh" lanjut Surya santai sekali.

Joyana mengangkat bahunya tak acuh, sedangkan Sehun tersenyum kikuk. "Kami baru saja akan memulainya"

"Baru mau 'begitu-nya', Hun?"

Sehun menggeleng, "gak cuman itu. Tapi, memulai hubungan yang normal" jawabnya.

"Memangnya selama ini gak normal?" tanya Surya.

"Saya rasa sih enggak, Pa. Kami belum bisa saling menerima awalnya"

"Oh, I see"

"Tapi, sekarang," Sehun menoleh ke arah Joyana. Mereka saling melempar tatapan dan tersenyum. Tangannya terlihat menggenggam tangan sang istri. "Saya dan Joyana akan membangun ini semua dari nol" lanjutnya membuat mata Surya berbinar. Sayang sekali istrinya sedang pergi.

"Saya gak nyangka, tapi sesuai dugaan" ujar Surya senang.

"Mana betah sih, Pa? Disuruh hidup kayak orang asing di satu atap, modelan aku begini, terus disuguhinnya yang bening kayak Sehun"

Sehun yang sedang minum pun tersedak. Kaget.

"Kenapa, nih?" tanya Joyana.

"Kamu bilang apa tadi?" tanya Sehun balik.

"Bening" jawab Joyana polos.

"Berarti aku ganteng?" tanya Sehun.

Joyana mengangkat bahunya kikuk, "tak tahu" jawab Joyana.

"Kalian ini, masih aja ya malu-malu kucing. Gemas deh papa"

"Apa sih, Pa" balas Joyana.

Surya berdeham, "kalian gak ada rencana honeymoon?" tanyanya.

"Ada!"

"Enggak!"

Dua jawaban yang berbeda. Yang satu iya, satunya lagi enggak. Mereka saling bertatap muka karena bingung satu sama lain. "Loh? Ada apa?" tanya Surya.

"Eumm, Sehun sebenarnya gak apa-apa, Pa. Tapi, gak tau Joyana. Kamu kenapa?" tanya Sehun membuat Joyana menggeleng pelan, "enggak ada apa-apa, sih. Tapi, untuk beberapa waktu ke depan, aku sibuk" jawabnya.

"Sibuk ngapain, Joy? Potong rumput?" tanya Surya.

Joyana menggeleng, "ngaco deh papa" bantahnya.

"Ya udah, diundur aja. Honeymoon kan bisa kapan saja" Surya bangkit berdiri. "Kalau kalian mau pulang, tidak apa-apa. Keburu siang, Hun" lanjutnya.

Sehun mengangguk, "iya, Pa. Saya ada rapat nanti sore" jawabnya tenang.

"Baiklah kalau begitu" ujar Surya membalas. "Joy!" panggil Surya.

"Ya?"

"Jadilah istri yang baik. Oh ya, papa dengar kamu mencoba--" Joyana tahu ke mana arah pembicaraan ini dengan cepat. "Iya, Pa!" serunya semangat menyela ucapan Surya.

What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang