15.

444 73 7
                                    

Joyana bangun lebih pagi dan keluar dari kamar Sehun waktu masih subuh. Setidaknya, tidak ada yang melihatnya keluar dari sana. Ia memegang dadanya, bernafas lega. Ia melangkah menuju kamarnya dan gantian tidur di sana. Semalam, ia melihat sesuatu yang semestinya tak ia lihat. Ia juga sekamar dengan Sehun. Apa yang tersembunyi dari sosok Sehun, bisa ia lihat. Joyana gemas. Kakinya menendang angin.

Ia tidur hanya 4 jam semalam. Dan sekarang pun, ia tak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan Sehun.

Setelah ini, Joyana dan Sehun masih harus berdiskusi. Siapa-siapa yang perlu mereka undang di pernikahan mereka. Untuk keluarga, kerabat serta rekan kerja orang tuanya sudah selesai. Tinggal mereka yang menentukan tamu-tamu. Tentunya tidak akan lama, pasti cepat dan biarkan Joyana segera pulang dari sini.

"Hah..." Joyana menghela nafasnya.

*****

Selesai sarapan, Sehun langsung mengajak Joyana untuk berdiskusi mengenai tamu undangan. Joyana menurut. Mereka duduk di kursi dekat kolam dan Sehun sedang menulis daftar tamu undangan darinya. Banyak juga. Apalagi Joyana. Sebenarnya, Joyana membuat daftar lebih sedikit karena setengah temannya sudah masuk ke list Sehun. Mereka kan satu kampus dulu.

Joyana tak menyadari jika Sehun sudah selesai menulis daftarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joyana tak menyadari jika Sehun sudah selesai menulis daftarnya. Meskipun Sehun tengah menatapnya, Joyana tak kunjung sadar dari lamunannya. Tatapan mereka saling bertemu, bedanya dengan kesadaran mereka saja.

Sehun menyenggol sikut Joyana dengan kertas itu. Joyana tersentak. Selanjutnya ia mengambil kertas dan pena dengan cepat. Sial, ia salah tingkah. Pesona Sehun yang membuatnya jadi seperti ini.

"Kamu masih gak enak badan?" tanya Sehun.

Joyana menggeleng cepat, kepalanya masih tertunduk. "Enggak. Udah enakan. Udah mandi air dingin" jawabnya.

"Oh. Kalau udah mandi air dingin, tandanya udah mendingan, gitu?" tanya Sehun.

"Gak tau. Tapi gue udah gak pusing" jawab Joyana lagi lalu memberikan daftar itu lagi. "Cepat banget" ujar Sehun berkomentar.

"Ngapain ngundang banyak-banyak? Lagian, setengah yang mau gue undang udah masuk list lo" jawab Joyana.

Sehun mengangguk paham, "oh, ada Teddy?" kata Sehun.

"Iya. Gue ngundang dia, biar dia panas" jawab Joyana.

"Gila"

"Biarin. Salah sendiri bajing--"

"Udah saya bilang, jaga mulutmu" kata Sehun.

"Maaf, nyaris kelepasan" balas Joyana.

"Lain kali lebih hati-hati, ya" ujar Sehun lembut. Mengingatkan dengan tegas, tapi lembut caranya. Joyana tertegun.

"Hari ini, kamu pulang, kan?" tanya Sehun.

"Iya. Kalo enggak pulang, gue gak jadi nikah sama lo. Malah jadi kumpul kebo"

What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang