41

482 82 8
                                    

Hampir dua pekan Joyana pergi dan membiarkan Sehun merasa kesepian dan hidup sendiri. Walaupun ia terus mengunjungi kediaman Angelica dan sudah bisa diajak berkomunikasi, lalu orang tua Angelica sendiri menyambut Sehun dengan sangat baik, Sehun tetap saja kesepian.

Sehun tidak memberi tahu bagaimana respon istrinya selama ini kepada orang tua Angelica. Ia tidak ingin ada konflik atau miskomunikasi antara Keluarga Angelica dan keluarganya. Untuk itu, ia rahasiakan.

Angelica sendiri belum mengalami perubahan yang signifikan terkait kondisi kesehatannya. Namun, ia masih bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Sehun selalu mengajaknya mengobrol atau berdiskusi tentang sesuatu. Rasanya sangat berbeda dengan dulu. Jauh sebelum ia bertemu Joyana, rasa bahagia menyelimuti hatinya apabila berbincang dengan Angelica atau menemaninya. Namun, saat ini tidak. Ia merasa hampa karena Joyana tidak ada di sampingnya. Senyum, tawa dan apa yang ia ekspresikan sehari-hari bukanlah asli suasana hatinya.

"Bagaimana perkembangan Angelica, Hun?" tanya ibunya Angelica.

"Lebih baik" jawab Sehun singkat.

"Ya, ini hebat. Kalau sama kamu, dia mau ngobrol. Tapi kalau sama saya, dia gak akan ngomong kalau gak ditanyain"

"Ah, biasa saja. Mungkin Angelica dengan orang tuanya memang perlu mendekatkan diri saja, perbanyak interaksi"

"Ya, bisa jadi. Saya memang kurang dekat dengan dia" balas ibunya Angelica.

"Melihat perkembangan Angelica, saya berharap dia bisa sembuh. Ini sudah bisa terlihat, kok" ujar Sehun.

"Tapi saya takut, Hun"

"Kenapa, Tan?"

Ibunya Angelica tersenyum. "Biasanya ini pertanda. Angelica mau pamit, saya takut" jawabnya.

"Jangan begitu, Tan" ujar Sehun.

*****

Di kamar Angelica, Sehun duduk di samping ranjang. Angelica sedang menikmati biskuit kesukaannya sambil menatap Sehun. "Kamu mau?" tanya Angelica.

Sehun menggeleng pelan. "Enggak" katanya menolak dengan lembut.

"Wajahmu kelihatan murung. Ada apa?" tanya Angelica.

"Gak ada apa-apa" jawab Sehun.

"Bohong" balas Angelica. Sehun tersenyum kecil sambil menunduk.

"Ngemil yang banyak, ya" ujar Sehun mengalihkan topik pembicaraan.

Angelica mengangguk seperti anak kecil. "Walaupun makan yang banyak gak akan memperpanjang usiaku"

"Jangan bilang begitu" balas Sehun.

"Aku benar, Sehun"

Sehun diam, tidak ingin menjawab.

"Aku ceritakan, ya, Hun. Waktu aku mau cerai sama suamiku, aku sedih banget. Membayangkan apa yang akan terjadi jika nanti aku kehilangan pasangan. Aku mikir, kenapa aku dulu gak nikah sama Sehun aja, ya? Aku rasa kamu pasti bakalan setia dan perhatian sama istrimu. Dan waktu aku balik ke sini, ternyata kamu sudah punya istri. Ya, beruntung sekali Joyana mendapatkanmu" ujar Angelica. Sehun hanya mendengarkan.

"Waktu itu, aku juga gak sengaja ketemu Joyana, gak sengaja tabrakan di minimarket. Itu pertemuanku dengannya yang pertama kali, waktu aku ke apartemenmu" ujar Angelica lagi.

"Gimana kabarnya sekarang? Kenapa dia gak jenguk aku?" tanya Angelica. Mata Sehun menatap datar Angelica, ia meneguk salivanya pelan. Menahan rasa sakit lagi.

"Dia...dia...s-sibuk" jawab Sehun berbohong tentunya.

"Oh, gitu. Padahal aku mau bilang makasih banyak karena dia udah mau mengijinkan kamu yang notabene suaminya untuk nemenin aku" balas Angelica.

What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang