16.

392 70 4
                                    

Persiapan pernikahan Joyana dan Sehun sudah matang walaupun dalam jangka waktu singkat. Joyana tampil menawan dengan gaun mewah yang dipesankan Sunny. Gaya rambut, make up dan aksesoris di tubuhnya luar biasa indah. Joyana terlihat seperti putri dalam cerita dongeng. Joyana akan masuk ke dalam gereja, di kanan-kirinya ada orang tuanya dan di depannya ada 2 keponakan Sehun yang sama waktu pertunangan.

Decak kagum dan tatapan takjub datang dari sorot mata seluruh tamu undangan. Joyana ini terlihat sempurna. Sehun dikatakan sangat beruntung mendapatkan istri seperti Joyana.

Joyana menerima uluran tangan Sehun. Ia melangkah naik ke altar gereja. Surya mengatakan sesuatu sebagai simbolis. Setelahnya, mereka duduk diikuti oleh Surya dan Irene ke tempat duduk masing-masing. Pemberkatan pun dimulai. Dibuka oleh sang pendeta, menuntun arah langkah ibadah ini. Akhirnya, tiba di momen yang paling ditunggu. Kedua mempelai akan mengatakan janji suci.

Tenggorokannya terasa tercekat. Rasanya berat untuk mengikrarkan janji suci ini karena Joyana merasa, pernikahannya belum tentu akan berjalan seperti janjinya. Ia dan Sehun tidak saling mencintai, ini bukan komitmen mereka. Joyana segera tersadar dan langsung mengucapkan janji suci pernikahan.

"Sehun Virzha Jossiah, aku mengambil engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

"Joyana Prastiwi Barata Hadi, aku mengambil engkau menjadi istriku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus.”

Salah satu keponakan Sehun membawakan cincin pernikahan. Mereka saling memasang cincin di jari manis mereka satu sama lain.

"Baik, kedua mempelai dipersilahkan untuk berciuman" ujar sang pendeta membuat seluruh tamu undangan bersorak-sorai.

Joyana melihatnya sambil tersenyum. Bagaimana ini? Mana mungkin Sehun yang kaku ini akan menciumnya. Sehun hanya diam terpaku. Beberapa detik kemudian, Joyana langsung meraih kedua pipi Sehun dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Sehun. Bibir mereka bersentuhan. Sehun membelalakkan matanya karena tindakan Joyana ini. Yang mencium malah menutup matanya karena merasa malu. Belum lagi, ini adalah ciuman pertama Joyana dan Sehun. Irene yang melihatnya langsung berdiri karena reflek.

Joyana melepaskan ciumannya perlahan, menatap mata Sehun lekat. Ia terpaksa melakukan ini. Sehun hanya diam. Tepuk tangan terdengar meriah. Joyana tersenyum saja kepada para tamu undangan. Sehun masih terdiam. Setelah itu, mereka berdoa. Setelah itu juga, mereka sudah resmi menjadi pasangan suami-istri.

*****

Gaun mewah super ribet akhirnya terlepas dari tubuh Joyana setelah pernikahannya berjalan dengan lancar. Selesai makan-makan, Joyana dan Sehun pun bersiap-siap untuk pergi. Yoshua dan Sunny menyuruh Joyana dan Sehun untuk langsung menghuni apartemen Sehun. Irene dan Surya setuju tentunya. Barang-barang Joyana juga sudah dalam mobil.

"Sudah jam 12 malam. Segera pulang" ujar Sunny.

"Iya. Biar sopir keluarga mengantar kalian berdua" sambung Yoshua.

"Iya, Pi" jawab Sehun.

Irene dan Joyana saling melempar tatapan. "Mama bakal kangen sama kamu" kata Irene sedih.

Joyana ikut sedih, "me too," dan mereka akhirnya berpelukan.

"Jangan manja lagi, ya. Di sana, kamu haris melayani Sehun sebagai suamimu. Ladenin dia" kata Irene.

What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang