Bagian 12

31.2K 2K 58
                                    

Semakin hari hubungan Bima dan Aca semakin lengket saja, sifa manja Aca yang tak bisa lepas dari Bima menjadi point tersendiri untuk Bima. Mungkin Bagus meninggalkan Aca karena alasan itu, tapi untuk Bima itu adalah kebahagian terendiri untuknya. Dimana Aca sering merengek meminta Bima mengantarnya kemanapaun gadis itu mau, merengek dimintai di bawakan makanan dan sebagainya. Dan Bima tak pernah keberatan untuk itu, selagi Bima ada waktu. Bima tak pernah menolak sedikitpun kemauan Aca.

Terlebih hubungan mereka yang didukung penuh oleh keluarga Abrama, bahkan Aca dan Selfi mendapatkan perlakuan yang sangat berbeda dari keluarga Abrama terutama Nia. Yang membuat Bagus terkadang geram sendiri atas tingkah Maminya itu. Seperti sekarang ini, dirumah kediaman Abrama tengah mengadakan acara. seluruh anggota keluarga besar tengah berkumpul dan tidak terkecuali Bima juga Bagus yang menggandeng pasangnnya masing-masing.

"Aca sayang, udah diem. Biar maid yang bawa." Nia merebut nampan yang Aca pegang.

Aca menghela nafas, lalu terenyum hangat pada Nia. Calon mami mertuannya ini benar-benar, sedari tadi apapun yang ia bawa pasti di rampas dan selalu menarik dirinya dan membawanya duduk bersama anggota keluarga yang lain. Padahal Aca hanya melakukan hal ringan.

"Mami, itu buat Bima sama papi di depan. Biar Aca yang anter ya.. ya.." Aca merengek. Nia menatap nampan yang berada di tangannya, dua gelas es buah dan sepiring kue.

"Yaudah ini, tapi habis itu jangan ngelakuin apa-apa lagi. Ajak main ponakan-ponakan aja saa, oke." Dan Aca hanya mengaungkan jempolnya.

Aca segera menerima nampan itu dan segera berjalan menju teras depan rumah dimana Bima dan yang lainnya berada, Aca melewati ruang tamu dimana anggota keluarga lain tengah berkumpul juga para keponakan kecil yang tengah berlarian.

"Tante Acaaaa, mau kemana?" seorang anak laki-laki melompat-lompat disamping Aca membuat gadis itu menghentikan langkahnnya dan menunduk untuk melihat anak itu.

Aca tersenyum, "Tante mau ngasih ini buat Om Bima."

"Itu apa tante?"

"Es Buah."

"Izal mau tante, Izal mau." Anak itu semakin melompat-lompat.

Hingga seorang perempuan muda berjalan menghampiri Aca juga anak lelaki itu, dan tersenyum ramah pada Aca.

"Aduh Izal gangguin Aca ya?"

"Ah, nggak Mbak. Cuma Izal katanya mau es buah."

"Mamiiii mau es mamiii." Anak bernama Izal itu menarik baju maminya.

"Mami ambilin ya."

"Nggak, mau sama tante Aca aja. Mamiiii."

"Yaudah,tante anterin ini dulu baru ambilin buat Izal ya. Izal tunggu di kursi sana aja oke." Dan dengan cepat anak berlari dan duduk disana, Aca hanya tersenyum juga mami dari bocah itu.

"Maafin Izal ya kalau ngerepotin."

"Nggak papa Mbak, Aca ke depan dulu ya." Dan Aca segera berlalu setelah mendapat anggukan kakak sepupu tunangannya itu.

Aca berjalan menuju teras, saat ia menatap kearah kursi yang diduduki Bima ternyata bukan hanya tunangan dan papinya saja yang ada disana. Tapi juga ada Bagus yang juga ikut mengobrol disana, Aca ingin menghidar tapi mengingat ini juga tempat tinggal lelaki itu Aca tak bisa menghindar dengan mudah. Aca menarik nafas terlebih dahulu yang kemudian berjalan menghampiri ketigannya.

"Pih, ini Es buahnya." Suara Aca menghentikan obrolan antara anak dan ayah itu, Aca menyimpan satu gelas didepan Tio dan satu gelas lagi di depan Bima. Tak lupa piring berisikan cemilan yang Aca simpan di tengah-tengah meja.

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang