Bagian 37

30.1K 1.8K 155
                                    

⚠️ Don't forget to play Mulmed !!















"Aaaa.. Bima, jangan diemin aku dong."

"Bima ih."

"Bim."

"Sayang!"

Dan barulah Bima menghentikan langkahnya saat Aca memanggilnya sayang, dan terdengar gerutuan Aca karena Bima baru berhenti melangkah setelah ia memanggilya sayang. Modus memang.

"Ngomong gak!"

Lah, kenapa jadi Aca yang ngambek sih sekarang?

"Aaaaa Bima." Dan Bima tersenyum saat mendengar rengekang Aca lagi.

Bima membalikan tubuhnya menghadap tunangannya yang memasang wajah sangat memelas, uuuh Bima jadi gemas sendiri. Apa lagi melihat Aca yang memajukan bibirnya.

"Apa sih?"

"Ya, jangan ngambek sih. Aku kan udah jujur sama kamu."

Biam terkiki geli dalam hati melihat tingkah Aca, sebenarnya ia tak marah saat melihat Aca bertemu dengan Bagus, dirumah ini pula dan saat dirinya tertidur. Tapi entah kenapa tunangannya ini malah mengira dirinya marah, bahkan sampai memohon dengan mata berkaca-kaca. Bima tak tega, tapi bagaimana lagi wajah tunangannya ini sangat lucu saat merajuk dan memohon. Uh Acaaaaa.

"Siapa yang ngambek?"

"Kamu, dari tadi kamu diem aja. Gak respon ucapan aku, gak jawab pertanyaan aku."

Ya bagaimana dia menjawab, Bima itu baru bangun tidur saat Aca masuk ke dalam kamar dan setelahnya Bima memilih pergi ke kamar mandi. Dan saat keluar kamar mandi, Bima tak melihat Aca dan memutuskan pergi ke dapur untuk minum dan ternyata Aca di dapur. Dan saat Aca menanyakan ini itu Bima sedang asik menyedot jus kemasan yang ia temui di dalam kulkas itu. Jadi? Kapan Bima bisa menjawab?

"Aku kan lagi minum sayang, mau aku mati keselek?"

"Ih ngomongnya ya!" dan Bima hanya terkikik sambil memegangi lengannya yang di pukul gadis itu.

"Malam ini jalan yuk."

"Emang kamu udah sembuh?"

"Udah dong, mau gak?"

Aca terdiam seakan berfikir, hingga gadis itu mengangguk.

"Kuy."

"Kalo gitu aku pulang dulu ya, nanti kesini lagi jemput kamu."

"Emang udah bisa naik motor?"

"Bisa lah, yaudah aku pulangnya."

"Oke."

*****

Bima baru saja melangkahkan kakinya di rumah kediaman keluarga Abrama, cukup sepi. Entah kemana para penghuni rumah, hausnya mereka sudah berada di rumah karena jampulang kerja dan sekolah sudah lewat beberpa jam dan setengah hari yang lalu.

Hingga lagkahnya yang hendak menaiki anak tangga terhenti saat suara Tio terdengar, Bima membalikan tubuhnya dan telihat Tio berdiri didepan pintu kamarnya yang memang berada di lantai bawah.

"Bisa bicara sama papi dulu?" tanya Tio yang kemudin di angguki oleh Bima.

"Sini." Ucap Tio yang kemudian berjalan kearah ruang keluarga diikuti Bima, dan kemudian Bima dan Tio duduk berhadapan.

"Papi mau tanya satu hal sama kamu, dan papi harap kamu jawab dengan jujur dan bima memertanggung jawabkan apapun jawaban kamu."

Bima menaikan sebelah alisnya, memangnya apa yang akan mereka bicarakan sampai suasana menjadi sangat mencekam seperti ini.

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang