Bagian 39

29.1K 1.8K 212
                                    

"Bagus kita perlu bicara!" Silfi menarik tangan Bagus membuat mereka manjadi pusat perhatian di koridor sekolah.

Bagus menghentakkan tangannya membuat cekalan tangan Silfi terlepas, menatap datar gadis itu dan kemudian memilih membuang pandangannya.

"Gus, gue gak mau putus."

"Apa alasan lo gak mau putus hah?" ucap Bagus kemudian.

"Gus, gue cinta sama lo, lo juga cinta sama gue kan? Gus."

"Sorry Sil, sekarang engga. Lebih baik kita temenan aja."

Silfi menggelengkan kepalanya, tak menyangka dengan ucapan yang Bagus lontarkan. Silfi yakin Bagus masih mencintainya, pasti Bagus hanya sedang bimbang.

"Oke, gue beri kesempatan buat lo sendiri dulu. Tapi kita gak putus!"

"Lo kenapa sih? Kenapa lo begini? Gue udah bilang kita putus dan kita udah gak ada hubungan apapun lagi."

"TAPI GUE GAK MAU!"

Dan Bagus memilih melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Silfi yang tengah menangis menatap punggung Bagus yang semakin menjauh.

"Aca!" Gumam Silfi yang kemudian memilih melangkah kearah yang berlawanan dengan Bagus, dia harus melakukan sesuatu.

Sedang Bagus tengah berjalan menuju kelasnya, hingga di persimpangan jalan ia melihat Aca tengah berjalan sendirian dengan tangan yang sibuk memainkan ponselnya. Bagus menghentikan langkahnya saat jarak dirinya dan Aca sudah mendekat, hingga Aca ikut menghentikan langkahnya saat merasakan seseorang tengah berdiri di hadapannya.

Aca mendongak dan wajah Bagus yang terlihat tidak baik-baik saja terlihat di hadapannya, hingga Aca dikagetkan dengan sebuah pelukan erat yang membuat Aca hampir terhuyung ke belakang.

"G..Gus."

Tak ada jawaban, hingga Aca mencoba mendorong Bagus. Namun Bagus malah semakin mengeratkan pelukannya, membuat mereka benar-benar menjadi pusat perhatian. Semua menatap dengan tatapan heran, bagaimana tak heran. Satu sekolahan sudah tahu jika Aca adalah tunangan seorang Bima, dan kenapa sekarang Bagus memeluknya di tengah koridor sekolah. Dan kemudian banyak spekulasi yang muncul tentang keduanya.

"Gus, lepas."

"Bagus!" Aca mendorong tubuh Bagus sekuat tenaganya, tapi nihil. Aca semakin sesak di buatnya saat Bagus lagi-lagi semakin mengeratkan pelukannya.

Hingga suara riuh koridor menjadi hening saat seseorang tengah berjalan di ujung koridor dengan sebuah buku di tangannya dan menatap datar kearah depan, dimana Aca tengah membulatkan matanya saat menatap kearahnya dan mencoba mendorong tubuh seseorang yang memeluknya.

Bima berjalan santai seolah tak terjadi apa-apa, hingga ia kini berada tepat berada tepat di belakang lelaki yang tengah memeluk tunangannya. Aca ingin menangis saja berada di posisi seperti ini.

"Sayang, ini bukunya."

Sila! Bima terlalu santai menghadapi situasi ini, dan dia dengan santainya memanggil Aca dengan panggilan sayang sambil menunjukan buku yang ia bawa. Dan lebih gilanya lagi Bagus benar-benar seperti enggan melepaskan pelukannya pada Aca, membuat Aca menatap Bima meminta pertolongan.

"Sorry, cewe gue pengap. Lo meluk kekencengan." Ucap Bima sambil memegang pundak lelaki yang membelakanginya.

Hingga saat Bagus melepaskan pelukannya, Bima segera menggenggam tangan Aca dan membawa Aca pergi dari sana meninggalkan Bagus yang tengah menatap punggung Aca dan Bima hanya bisa menatap punggung Aca dan Bima yang semakin jauh dengan tatapan nanar dan perasaan cemburu. Tangan Bima yang semula menggenggam tangan Aca, kini malah berpindah melingkar di pinggang.

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang