"Ca.. Aca!"
Aca menyentak tangan Bagus yang menarik tangannya, Aca berbalik dan menatap Bagus dengan tatapan tak suka.
"Apa sih lo, hah!" dada Aca naik turun, hatinya bergemuruh hebat. Aca sangat tidak suka dan amat sangat benci jika harus berdekatan dengan Bagus.
Bukan apa-apa, luka yang Bagus torehkan belum sembuh total. Aca takut jika luka yang hampir mengering itu malah kembali membasah jika ia kembali berdekatan dengan lelaki itu.
"Gue mau ngomong."
"Bisa pake cara baik-baik gak? Gak usah narik-narik, lagian kalau mau ngomong tinggal ngomong aja."
Bagus menghela nafas, serius entah Bagus sudah bosan atau memang ia lelah hingga ia meninggalkan Aca. Lihat, beginilah tingkah Aca. Keras kepala, lelaki mana yang tahan jika setiap memiliki masalah dan mencoba menjelaskan dan sikap perempuannya seperti ini?
"Gak disini, ayo!" Dan lagi-lagi Bagus menarik Aca membuat gadis itu hanya pasrah.
Bagus menarik Aca dan membawanya masuk kedalam ruangan khusus tim basket, Aca mengerutkan keningnya. Serahasia apa sih yang akan Bagus omongkan sampai-sampai haru membawa Aca ke ruangan itu?
"Ca."
Aca hanya berdiri sambil melipat dada, menatap lelaki yang sangat terlihat mengesalkan dimatanya.
"Ca, gue gak marah lo sama Bima apa lagi cemburu. Cuma geu mohon sama lo, jangan biarin Bima nyentuh lo Ca." Aca memicingkan matanya, menyentuh?
"Sumpah ya Gus, gue gak ngerti lo ngomong apa."
Bagus merogoh saku seragamnya, dan mengambil ponselnya. Mengotak-atik sebentar lalu berjalan mendekati Aca dan memperlihatkan layar ponselnya pada mantan kekasihnya itu.
"Ini, lo sama Bima ciuman kan? Demi tuhan Ca, bahkan setelah dua tahun hubungan kita. Gue gak berani nyium lo kayak gini."
Aca sedikit kaget melihat foto itu, sepertinya Aca tak sadar saat seseorang mengambil foto itu. Dan lagi ya Aca ingat, saat itu Bima bukan menciumnya. Tapi tunangannya itu tengah menunduk dan membenarkan anak rambut yang menutupi wajahnya sambil menggombal, sial yang mengambil foto ini sangat tau angle mana yang pas.
"Sekarang gue tanya, apa alasan lo gak pernah berani cium gue?"
Bagus diam, alasan? Sudah pasti Bagus menyayangi Aca dan tak mau merusak gadis itu, Aca dulu sangat berharga baginya.
"Dan apa lo pernah cium Silfi sebelumny?" tubuh Bagus menegang.
Aca menatap dalam sorot mata Bagus, 2 tahun bukan waktu yang sebentar untuk Aca bisa memahami setiap reaksi yang Bagus berikan. Ah kecuali saat Bagus menutupi sebuah status di balik hubungannya dulu.
"Pernah?"
"Ca."
Dan Aca tersenyum sinis, Bagus tak berani menciumnya sedang Silfi? Wow bahkan hubungan mereka itu bermain di belakangnya, dan saat Bagus masih menjadi kekasih Aca berate lelaki itu sudah.. ah sudah lah Aca pusing memikirkannya.
"Ca gue-"
"Udah lah Gus, mau lo jelasin sampe mulut lo berbusa juga bukan urusan gue lagi. Kita udah punya jalan masing-masing dan gue udah terlalu bahagia sama Bima."
Ada denyutan aneh di hati Bagus saat Aca mengatakan itu, tapi apa yang Aca katakana itu benar. Dirinya dan Aca sudah tak memiliki hubungan apapun lagi.
"Dan denger ya Gus, foto itu gak seperti apa yang lo lihat. Gue sama Bima gak ciuman, buka mata lo. Jangan sampe karna cinta otak lo jadi konslet."
![](https://img.wattpad.com/cover/151560322-288-k859794.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal of Love [LENGKAP☑️]
Подростковая литература⚠️ PUBLIKASI ULANG SECARA BERKALA Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian memberikan sebuah pengakuan jika dirinya sudah memiliki hubungan lain dengan seorang perempuan di belakang kalian? Dan lebih mengejutkan lagi perempuan itu adalah s...