Bel istirahat sudah berbunyi sedari tadi, dan kini siswa dan siswi SMA Purna Bakti tengah berkumpul di sisi lapangan untuk menyaksikan pertandingan antara tingkat kelas 1 dan kelas 3 dimana pemeran utamanya adalah Bagus dan Bima yang tidak lain adalah kakak beradik anak pemilik sekolah ini.
Lapangan sudah di persiapkan, tim perwakilan kelas 1 dan kelas 3 pun sedang mempersiapkan dirinya tak terkecuali Bima yang kini tengah mengikat tali sepatunya di pinggir lapangan, dan sang tunangan yang dengan setiannya menemani dengan memasang wajah khawatir.
Bima mendongak menatap Aca yang berdiri sambil menunduk menatapnya dengan mata yang terlihat berkaca-kaca.
"Jangan khawatir."
Aca mendengus sebal, "Gimana gak khawatir sih, emang kamu tau caranya main futsal?"
Ya, seingat Aca Bima itu tak bisa bermain futsal. Yang benar saja lelaki itu malah menerima tantangan dari Abangnya dan dia sendiri yang mengajukan permainan ini.Bima berdiri dari duduknya, membenarkan seragam kontimnya dan berdiri berhadapan dengan Aca.
"Jangan ngeremehin aku gitu dong, harusnya kamu semangatin aku biar menang. Bukan pasang muka mendung begini." Bima mencubit ujung hidung Aca membuat gadis itu mengerutkan hidungnya.
"Yaudah semangat, harus menang. Suruh siapa nerima tantangan konyol kayak begini!"
Bima terkekeh, menangkup wajah Aca dengan keda tangannya. "Iya, pasti menang."
Hingga suara peluit terdengar, pertanda pertandinga akan segera di mulai. Bima menatap kearah lapangan dimana teman satu timnya sudah berejalan menuju lapangan lalu kembali menatap Aca.
Tanpa di sangka, Bima memajukan wajahnya dan mengecup kening Aca. Tak lama, hingga ia menegakkan kembali tubuhnya.
"Aku pasti menang." Ucapnya dan Aca hanya mengangguk hingga Bima segera bejalan menuju lapangan.
Suara riuh terdengar dari pendukung masing-masing tim, Bima berjalan kearah tengah lapangan dengan tatapan yang tak lepas dari seseorang yang juga tengah menatapnya tajam. Siapa lagi kalau bukan Bagus.
Bagus dan Bima berhadap-hadapan dengan wasit sebagai penengah, kedunya hendak menentukan tempat mana yang akan mereka pilih untuk babak pertama ini hingga semuanya sudah siap dan peluit tanda perandingan di bunyikan.
Kedua tim bertanding dengan serius rupannya, tak ada yang mau mengalah. Apa lagi Bima yang sudah menjanjikan kemenangan untuk Aca, tunangan. Hingga tak disangka tim Bagus bisa mencetak satu skor yang membuat Bima menghela nafas, sekila Bima melirik Aca di samping lapangan dengan wajah sangat-sangat khawatir.
Tak berselang lama, tim kelas 3 sudah mencetak skor lagi hingga peluit tanda babak pertama selesaipun berbunyi membuat kedua tim memilih segera ke pinggir lapangan utuk beristirahat.
Aca menatap kearah Bagus dimana kini lelaki itu menghampiri kekasihnya dan menerima botol minum dari perempuan itu dengan senyuman yang mengembang di sudut bibirnya. Seumur-umur setiap Bagus selesai pertandingan, dia tak pernah segera menghampiri Aca meski Aca ada disana. Tapi sepertinya Bagus memang sudah berubah.
Terlalu asik dengan pemikirannya, Aca sampai tak sadar bahwa tunangannya sudah berada di depannya. Bima menarik tangan Aca dan menyimpan sebuah handuk kecil di tangan gadis itu, membuat Aca sedikit kaget sekaligus bingung. Aca menatap handuk di tangannya dan Bima secara bergantian.
Bima yang sedang minum merasa di perhatikanpun segera menatap Aca setelah menutup kembali botol minumnya, mengangkat sebelah alisnnya saat melihat wajah bingung tunangannya. Dan kemudian mendekatkan wajahnya pada Aca, dan barulah Aca paham apa fungsi handuk di tangannya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/151560322-288-k859794.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal of Love [LENGKAP☑️]
Novela Juvenil⚠️ PUBLIKASI ULANG SECARA BERKALA Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian memberikan sebuah pengakuan jika dirinya sudah memiliki hubungan lain dengan seorang perempuan di belakang kalian? Dan lebih mengejutkan lagi perempuan itu adalah s...