Bagian 33

29.9K 1.8K 259
                                    

Bagus berjalan cepat memasuki rumah, bergegas menaiki anak tangga dan mengetuk pintu kamar yang berada di samping kamarnya. Kamar Bima.

Hari sudah mulai gelap, dan Bagus baru saja sampai dirumahnya. Dan Bagus yakini adiknya sudah berada di rumah, ia pulang dengan membawa sebuah keputusan besar setelah ia merenungkannya hampir setengah hari di rooftop sekolah.

Hingga pintu di buka, terlihat Bima dengan rambut basahnya juga sebuah handuk tersampir di pundaknya. Bima baru saja selesai mandi, dan cukup di kejutkan dengan Abangnya yang tiba-tiba berada di depan kamarnya dengan penampilan jauh dari kata baik-baik saja, bahkan baju seragam yang ia pakai sudah kusut berantakan.

"Ada apa?" tanya Bima santai sambil mengusak rambut basahnya dengan handuk.

"Gue mau ngomong penting sama lo."

Bima menaikan sebelah alisnya, penting? Kenapa tiba-tiba perasaan Bima tidak enak? Atau ada kaitannya dengan Aca? oh wow, Bima belum siap.

"Mandi dulu sana, setelah makan malam kita ngomong." Ucapnya yang kemudian segera menutup pintu kamarnya, meninggalkan Bagus yang masih berdiri di sana dengan helaan nafas yang terdengar berat. Dan kemudian memilih pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam.

Sedang di dalam kamar, Bima mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. Menatap kosong kearah depan, menerka-nerka hal penting apa yang akan Bagus bicarakan dengannya. Jika masalah ini menyangkut hubungan dirinya dengan tunangannya, Bima bersumpah demi tuhan akan tetap mempertahankan hubungannya bagaimanapun caranya. Bima akan memperjuangkan cintanya.

Bima mengambil ponselnya yang tergeletak di tengah tempat tidur, mencari kontak dengan nama kesayangannya dan segera membuka kolom percakapan.

Bima
Sayang

Pesan terkirim, tak membutuhkan waktu yang lama, Bima sudah mendapatkan balasan dari tunangannya.

Aca
Ya, kenapa?

Bima
Gak papa, kangen aja.

Aca
Ah kamu bisa aja

Bima tersenyum sendiri, aneh saja melihat percakapan ia dengan tunangannya itu. Bima merasa ia cukup banyak perubahan, dulu Bima manusia kaku dan tak mempedulikan apapun. Tapi sekarang, Bima merasa hari-harinya semakin berwarna setelah Aca berada di sampingnya. Aca mengubah segalanya dan Bima menyukainya.

Dan semakin hari, perasaannya cintanya kian besar untuk Aca. dan tak bisa di pungkiri juga rasa taku kehilangan selalu menghantuinya.

Bima
Sayang, apapun yang terjadi aku akan memperjuangkan semuanya. Tak pandang siapa yang akan aku sakiti nantinya, demi tuhan aku sayang kamu.

Pesan terlebay yang pernah Bima kirim pada orang lain, tapi di baliknya tersimpan harapan, tekad dan perasaan tulus seorang Bima yang tak pernah ia berikan pada siapapun. Bima tak akan melepaskan Aca sekalipun itu untuk kakaknya sendiri.

*****

Pukul 8 malam, kedua putra Abrama tengah menikmati makan malamnya dengan keheningan, hanya dentingan sendok yang terdengar menggema di ruangan itu. Mami dan Papinya belum pulang dari kantornya, membiarkan dua adik kakak ini berada dalam satu rumah dan ruangan yang sama meski hawa tegang menyelimuti mereka. Keduanya tengah diliputi rasa cemas, cemas dengan pemikirannya masing-masing.

Keduanya tengah selesai menghabiskan makan malamnya, dan segera beranjak dari tempatnya masing-masing. Bagus hendak mengeluarkan suaranya, tapi dengan cepat Bima menyelanya.

"Tunggu d ruang keluarga." Dan Bagus segera pergi dari sana, sedang Bima memilih berjalan mendekati kulkas dan membukanya. Mengambil minuman jus kemasan dan menyedotnya, kemudian memilih untuk menyusul Bagus.

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang