Bag 3

1.3K 68 0
                                    

Drrtttt drrttt....

Aku baru selesai mandi, dan ada telpon dari mama. Segera aku jawab telponnya.

"Assalamualaikum mah,"

"Waalaikumsalam sayang. Jadi kesini dulu ga? Pakai taksi aja biar nanti mama antar kebandaranya."

"Iya mah jadi, aku baru beres mandi. Setengah jam lagi aku berangkat."

"Yasudah kalau gtu. Mama tunggu yaa. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam mah."

Telponpun terputus. Sampai akhirnya berbunyi lagi.

Ddrrtttt ddrrrttt....

Terlihat di layar ponsel ku. "BUNDA" aku segera mengangkatnya lalu duduk di depan meja riasku.

"Assalamualaikum Ra." tak kalah lembut dari Teh Ocha kemarin.

"Waalikumsalam bunda. Ah Rara rindu bunda."

"Iy sayang malem kan kita ketemu. Bunda juga rindu." bunda selalu bikin nyaman, kaya Anaknya. "Kamu beneran ga mau di jemput Teh Ocha?"

"Iya beneran bunda, mama udah telpon aku tadi, aku mau kesana dulu jadi ke bandaranya di antar mama. "

"Aduh jadi repot mama kamu, padahal sama Teh Ocha aja di jemput nak."

"Ga apa-apa bunda, kita ketemu di bandara aja ya."

"Yasudah kalau gitu, bunda lanjut kerjaan rumah dulu ya Ra. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam bunda."

Telponpun terputus. Aku melanjutkan ritual ku setelah mandi . Sambil mengecek ulang takut ada barang bawaan yang tertinggal.

Setelah 30 menit, akupun bergegas ke rumah mama. Ka Riri dan ka Fatir tidak ada di rumah, 2 keponakan kesayangan ku, Mesta dan Kala juga belum pulang sekola. Aku sudah pamit ke mereka tadi pagi. Jadi aku hanya pamit ke Bi Asih saja, yang biasa bantu-bantu di rumah.

"Assalamualaikum mah." teriak ku masuk ke rumah mama tanpa permisi. Mama sedang di dapur, menyiapkan untuk kami makan. Om Adnan belum pulang kerja, jadi hanya ada mama di rumah.

"Walaikumsalam sayang. Kebiasaan nih kalau masuk berisik." jawab mama lalu menciumku. Aku hanya nyengir saja melihat mama mengomel.

"Aku otw bandara jam 7an ya mah. Sekarang pengen makan dulu terus rebahan."

"Yasudah ayok makan,ini udah mama siapin. Kamu yakin ini mau berangkat?" pertanyaan yang sama seperti Ka Riri tanyakan.

"Yakin mah, aku kan udah jelasin ke mama. Pokonya jangan khawatir, aku akan jaga diri baik-baik mah. Mama tau sendiri kan, aku tau apa yang aku mau. Dan aku harus lakuin ini." jawabku menjelaskan agar mama tidak khawatir.

"Baiklah ,mama cuma bisa doain yang terbaik untuk kamu Ra." lalu kembali mencium keningku.

"Makasih mah." kubalas dengan memeluknya. Bahagia rasanya selalu di dukung atas apa yang aku lakukan. Terima kasih mah.

Kamipun melanjutkan makan, sambil mengobrol banyak hal. Mama terlihat semakin tua, biarpun tetap cantik, aku bahagia punya mama.

Terpendam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang