Besoknya, pagi-pagi sekali aku sudah bangun. Mandi, solat subuh, lanjut buat cokelat panas dan duduk-duduk di balkon. Menikmati cuaca pagi melbourne di hari terakhir ini. Karena sore nanti aku sudah harus balik lagi ke Jakarta.
"Loh, kamu udah bangun nak." terdengar suara bunda saat membuka pintu balkon. "Dingin loh Ra pagi-pagi gini udah nongkrong di luar. "
"Hehe iya bun, sambil minum cokelat panas ini bun biar ga dingin."
Lalu bunda duduk di sampingku, mengusap rambutku pelan. Senang rasanya bisa sedekat ini dengan bunda, seperti ibuku sendiri. Aku sangat menyayangi bunda.
"Pesawat jam berapa kamu nak? Sudah packing?"
"Pesawat jam 4 bun, sudah rapi bunda. Tinggal berangkat."
"Syukurlah, maaf ya kita ga bisa pulang bareng, karena harus tunggu Iqmal mengurus beberapa lagi keperluan di kampus."
"Ga apa-apa kok bunda. Makasih ya udah mau di repotin aku selama disini."
"Ga repot kok nak, bunda senang ada kamu. Lalu gimana kamu sama Iqmal? "
"Ga gimana-gimana bunda, ya gini aja. Yang pasti aku udah sampein apa yang mau aku sampein aja. Udah lega bunda, setelah ini semoga bisa lebih ikhlas lagi."
Bunda lalu memelukku, aku balas pelukannya. "Bunda doakan kamu dapat yang terbaik ya Ra. Kamu anak baik, cantik, bunda doakan juga kamu selalu bahagia. Tenang aja Ra, kalian berdua masih muda, ga ada yang tau kedepannya akan seperti apa. Bunda hanya bisa doakan yang baik-baik untuk kamu dan Iqmal. Maafkan ya, bunda ga bisa bantu banyak, biarkan Iqmal memilih apa yang dia mau, karena bunda tidak bisa memaksakan apapun itu."
Aku tidak menjawab, hanya terus memeluk bunda erat, tak terasa air mataku menetes, aku sedikit terisak, bunda mengusap kepalaku lembut.
Begini saja aku sudah senang, sungguh. Ini sudah lebih dari cukup bagiku. Jika nanti ada sesuatu yang jauh lebih baik dari ini, anggap saja itu hadiah dari kesabaranku selama ini.
Dan lagi aku setuju dengan bunda, Iqmal punya hak untuk memilih akan dengan siapa dia nantinya, ini bukan kapasitas bunda apalagi aku. Biarkan dia menentukan siapa yang paling layak dengannya.
Serahkan saja semua ini pada semesta, berharap saja semoga semesta selalu berpihak padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpendam
FantasyTerinspirasi dari Alesha (Iqbaal dan Vanesha) dan semua ini real hanya khayalan, tapi doakan endingnya menjadi kenyataan untuk kehidupan Alesha. Nama sengaja di bedakan. selamat membaca