Bag 11
Hari-hari berikutnya tidak banyak yang berubah dari hidupku. Aku masih sibuk kuliah, syuting, pemotretan, promo, masih sama dari hari-hari sebelumnya, tidak ada yang menarik bagiku. Tapi aku sangat bersyukur, karena ini semua membuatku sedikit demi sedikit bisa lupa tentang Iqmal.
Iqmal ? Kalau tidak salah seminggu setelah aku pulang dari melbourne dia sudah ada di Jakarta.
Tidak, aku tidak stalking instagramnya, sungguh.!! Saat itu aku tidak sengaja melihat story omer, managernya Iqmal, waktu omer jemput Iqmal di bandara, bahkan ada Ziya juga disana.
Untuk kabar lainnya aku sama sekali tidak tahu, jujur saja aku malah jarang sekali buka sosial media sekarang-sekarang ini, kalau bukan urusan pekerjaan.
Sudah 6 bulan berlalu setelah hari itu.
Kuliah ku sudah memasuki tingkat akhir, aku sedang mengurus skripsiku, betul-betul sangat di sibukan karena ini, bahkan aku meminta pada ka Rima agar jadwalku sedikit dikurangi, karena aku ingin fokus mengurus kuliahku dulu, supaya cepat beres dan lulus tepat waktu. Untung saja Ka Rima sangat mengerti keadaanku saat ini.
Hari ini aku seharian di kamar, entah sudah berapa lama aku duduk di depan laptop, mengurus tugasku. Rasanya sudah cukup untuk sekarang, aku ingin rebahan dulu karena sudah sangat lelah berlama-lama di depan laptop.
Ku raih ponselku, lalu kurebahkan tubuhku di atas kasur empuk ini, nyaman. Ada beberapa pesan masuk. Salah satunya dari Rama.
Aku lupa cerita tentang Rama padamu.
Rama adalah temanku, satu managemen juga denganku. Sudah hampir 3 bulan ini aku dan Rama lumayan dekat. Kami sering chatan, terkadang telponan, sejauh ini aku nyaman bersama Rama. Dia pendengar yang baik, dia juga sangat pintar, dan dia juga banyak membantuku untuk urusan skripsiku ini.
"Ra, masih sibukkah.?" isi pesan chat dari Rama.
"Ini baru beres, lagi rebahan." segera ku balas.
Tidak lama kemudian Rama menelpon, lalu ku jawab.
"Halo Ra. Capek ya ?"
"Lumayan. pegel banget lama-lama melototin laptop."
"Yaudah istirhat sana. Eh besok jadi datang ga ke gala premier film barunya Yuri?"
Yuri teman satu managemen ku juga. Ka Rima sudah memberi tahuku kemarin, aku sangat ingin datang, tapi entah kenapa rasanya sangat malas, mungkin aku hanya kecapean karena terlalu fokus mengurus tugas-tugas kuliahku.
"Liat besok deh, aku ini juga belum beres semua, pengen cepet kelar nih biar santai. Nanti aku telpon Yuri deh."
"Okelah kalau begitu .yaudah kamu istirhat sana."
"Oke Rama,aku tutup ya. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Tok tok tok
Pintu di ketuk dari luar ternyata bi Asih.
"Non, ini ada kiriman." ucapnya dari luar kamar. Kiriman?
"Kiriman apa bi? Masuk aja ga di kunci" kemudian terlihat bibi dari balik pintu membawa bungkusan entah apa dalamnya.
"Kurang tau non, tadi ojek online yang anter. " lalu menyodorkan bungkusan itu kepadaku.
"Yaudah makasih ya bi. " kemudian bi Asih keluar.
Ku buka bungkusan itu, isinya ternyata sate padang kesukaanku, ada kertas berisi pesan di dalamnya.
Semangat skripsinya ya Ra, jangan telat makan.
Rama
Ternyata dari Rama, ini bukan kali pertama dia mengirimi aku makanan, aku senang, dia sangat perhatian sekali padaku. Kalau boleh jujur, semenjak ada Rama hari-hariku terasalebih menyenangkan dari sebelumnya, dia selalu mau menemaniku, ato hanya sekedar berbalas pesan lewat chat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpendam
FantasyTerinspirasi dari Alesha (Iqbaal dan Vanesha) dan semua ini real hanya khayalan, tapi doakan endingnya menjadi kenyataan untuk kehidupan Alesha. Nama sengaja di bedakan. selamat membaca