Bag 30

1.2K 90 12
                                    

Aku merasakan ponselku bergetar, dengan susah payah aku mencarinya, mataku masih terasa berat karena aku tidur cukup larut.

Dengan malas ku lihat layar ponsel, ternyata alarm, sudah pukul 5.30 pagi.

"Ya ampun kesiangan."

Aku segera bangun, untuk shalat subuh, masih ada waktu meski mepet. Biasanya kalau di rumah sehabis shalat aku pasti akan tidur lagi, tapi karena hari ini ada Iqmal sedang menginap ku urungkan niatku dan bergegas turun menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Aku keluar kamar, masih sepi. Pasti masih pada tidur, gumamku dalam hati. Sebelum menuju dapur, aku sengaja mengintip dulu ke kamar tamu.

Perlahan ku buka pintu kamar tamu, ku lihat Iqmal, Mesta dan Kala masih pulas tertidur. Tapi Iqmal tidur sudah menggunakan sarung, pasti setelah shalat subuh dia tidur lagi.

"Calon imam yang baik." celetukku bicara pada diri sendiri, dan sukses membuatku senyum-senyum sepagi ini.

Kembali ku tutup pintu kamar, dengan sangat hati-hati agar tidak mengeluarkan bunyi sedikitpun. Kasian jagoan-jagoanku kalau sampai aku berisik.

Segeralah aku menuju dapur, ku lihat mama sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Loh, tumben langsung bangun Ra. " sapa mama yang terkejut melihatku datang. "Oia, ada Iqmal ya? Biasanya kan kalo ga ada sesuatu abis subuh pasti tidur lagi." lanjut mama meledekku.

"Ih masa sih mah? Aku ga gitu ah, tanya kakak deh, kalo di rumah aku selalu bangun pagi " ucapku ngeles, padahal apa yang mama ucapkan sudah seratus persen benar.

"Iya iya mama percaya." meski tahu aku berbohong mama mengiyakan saja, biar cepat. Hihi

"Masak apa mah .?"
"Biasa lah Ra, nasi goreng. Tapi ada roti sama sereal juga kok. Jus juga ada di kulkas. Kalo Iqmal sukanya sarapan apa.?"
"Ngopi mah."
"Ga makan.?"
"Dia sih apa aja doyan mah. Hahaha"
"Yasudah, nanti di siapin aja biar dia pilih maunya apa"
"Oke mah. "

Aku membantu mama menyiapkan bahan-bahan untuk nasi goreng. Sudah lama sekali tidak seperti ini dengan mama.

"Ra."
"Iya mah.?"
"Kamu happy Ra?"

Aku menghentikan kegiatanku, berbalik menatap mama.

"Aku seneeeeng banget mah."
"Syukurlah kalo gitu. Mama jadi tenang akan titip kamu ke Iqmal." segera ku peluk mama, terdengar mama terisak memelukku. Kamu sekarang tahu kan, sifat cengeng aku dan Ka Riri turunan dari siapa.
"Makasih ya Mah, udah selalu jaga aku selama ini."
"Iya sayang, mama ga nyangka banget, si bungsu kesayangan ini sebentar lagi akan menikah, apalagi menikahnya sama Iqmal, mama ga perlu khawatir lagi, Iqmal pasti akan menjaga kamu dan menyayangi kamu dengan baik."
"Insha Allah mah. Doain kami terus ya mah."
"Pasti sayang."

Kulepaskan pelukan mama perlahan. Mama sudah tidak muda lagi sekarang, meski tidak mengurangi kecantikannya. Mama sudah begitu sabar merawatku. Hanya dia yang kumiliki setelah papa meninggal. Terima kasih mah, untuk semua yang mama berikan selama ini.

"Mama cengeng nih. Pagi-pagi nangis." giliranku yang meledek mama, ku usap airmatanya lembut, mencoba mencairkan suasana.
"Nanti juga kamu bakal secengeng mama kalo sudah berhubungan dengan anak."
"Hahaha ga usah nanti sekarang aja aku udah cengeng kaya mama."

Drrrtttt drrrrtttt .

Ponsel mama berbunyi, mama segera mengambilnya.

"Mertua kamu Ra." ucap mama sambil menunjukan layar ponselnya, telihat nama bunda yang menelpon, mama segera menjawabnya.

"Halo assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, aduh maaf banget ya saya baru sempet ngabarin. Iqmalnya masih disitu ? maaf ya jadi ngerepotin." terdengar suara lembut bunda, mama meloadspeaker telponnya.
"Ga ngerepotin kok bun, Iqmalnya masih tidur." jawabku ikut nimbrung.
"Loh, kok ini mantuku yang jawab." aku, mama dan bunda tertawa berbarengan.
"Iya bunda, aku lagi bantu mama bikin sarapan"
"Maaf ya Nak, Iqmal jadi bikin repot."
"Engga kok bun, malah aku yang ngerepotin, gara-gara anter aku kesini jadi pulang ke maleman."
"Iya bener, saya juga makasih karena Iqmal udah mau jagain Rara, Mesta sma Kala kemarin." ucap mama menimpali.
"Ga apa-apa,itu sudah keharusan. Bilang Iqmal jangan sore-sore ya karena keluarga yang dari Bandung datang siang ini."
"Iya bunda, nanti aku sampein."
"Yasudah, saya tutup ya Mah telponnya. Sampai ketemu besok ya Ra, Assalamualaikum."
"Iyah bunda. Waalaikumsalam."

Telpon terputus, mama mengusap rambutku lembut.

"Beruntungnya kamu Ra, dapat Iqmal, dan keluarganya yang juga sangat baik. Mama doakan, kamu dan Iqmal selalu di beri kebahagian yang tak habis-habis. "

"Amin ya Allah, makasih ya mah." kupeluk mama lagi. Sepagi ini suasana sudah sangat sendu, bahagia, semua bercampur jadi satu.

....

"Ra, udah siang. Sana gih bangunin Iqmalnya."
"Iya mah."

Aku bergegas naik lagi menuju kamar tamu. Jam sudah menunjukan hampir pukul 7 pagi. Sarapan juga sudah siap.

Ku buka pintu perlahan, ketiga kesayanganku itu masih saja pulas. Aku kemudian masuk, mengampiri Iqmal membangunkannya perlahan.

"Mal.." ucapku lembut,sambil ku usap rambutnya. Dia masih tidak bergeming, membangunkan Iqmal memang tidak semudah itu. Hahaha

"Mal... Ayok bangun, tadi bunda telpon jangan sore-sore katanya kalo pulang." Iqmal bergerak sedikit, tapi matanya masih menutup rapat. Sabar sabar, ucapku dalam hati.

"Sayang... " lalu ku kecup keningnya perlahan, pelan-pelan ngeri Mesta dan Kala mengintip. Hihihi

Iqmal terlihat bergerak lagi, kini lengannya sudah menyentuh pipiku lembut, meski matanya belum juga terbuka, masih terasa berat sepertinya.

"Pagi sayang."
"Udah siang Mal."
"Emang sekarang jam berapa ?"
"Jam 11." jawabku ngasal saja. Sengaja ingin mengerjai Iqmal.
"Hah jam 11. Ya ampun udah siang banget ini. Bisa di marahin bunda ga buru-buru pulang." Iqmal langsung bangun kaget mendengar jawabanku, mengucek matanya, yang masih mengantuk tetapi di paksa untuk bangun.
"Sssstttt berisik Mal kasian Mesta sama Kala." aku terkekeh melihatnya. "Tenang Mal, baru jam 7 kok." puas sekali berhasil mengerjai Iqmal.

Iqmal memicingkan matanya kesal karena aku sukses mengganggunya, lalu kembali tidur dan membelakangiku.

"Hahaha, ngambekan ih kamu. Ayo bangun, katanya mau kopi buatan aku."
"Masih ngantuk Ra." rengeknya seperti anak kecil. Ku peluk dia dari belakang, semoga dengan begini dia tidak marah lagi.
"Yaudah, aku mandi dulu ya. Abis mandi aku balik lagi kamu harus udah bangun." ku lepaskan pelukanku perlahan tapi Iqmal menahan tanganku.
"5 menit lagi."
"Tidurnya ?"
"Peluknya."
"Manja."
"Biarin."

Tidak bisa, tidak mungkin bisa ku tolak permintaan anak manja ini, berdoa saja mama tidak tiba-tiba datang, dan Mesta juga Kala masih tetap pulas di alam mimpinya.

....



Haloo hai, assalamualaikum.

Maaf ya baru stor lagi, sebenarnya udah dari kemarin di kerjain cuma belum beres. 

Oia selamat berpuasa bagi yang menjalankan, semoga pandemi ini segera berakhir dan kita bisa merasakan kehangatan idul Fitri seperti biasanya, bisa berkumpul dan bersilaturahmi dengan sanak saudara. Smoga allah swt selalu melindungi kita semua.

Kayanya bulan puasa ini akan agak lama up tiap bagiannya,  karena ga tau kenapa kalo bulan puasa itu kerjaan rumah malah berasa ga ada beresnya,  nikmat bisa puasa sambil urus anak dan suami,  sambil masih sempetin nulis jg. (Maaf malah curhat). Kemarin juga sempet sakit 2 hari, alhamdulillah sekarang udah baikan.

Tapi di usahakan segera di up kalo lanjutannya udah beres.

Siapa yang ga sabar nih datang ke lamaran Rara dan Iqmal (dibaca Alesha ya, ale Sasha) ?

Doakan di dunia nyata mereka juga segera menyusul, doa jangan putus ya. 

Karena liat di ig beberapa hari ini banyak kode kode bertebaran dari mereka, smoga ada kabar baik juga ya dari mereka.

Amin paling serius 😇🥰

Terpendam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang