Bag 33

981 97 19
                                    

"Keluarga Iqmal udah sampe de. Kamu tunggu aja sampai nanti di suruh keluar ya." ucap Ka Riri mengintip di pintu tanpa masuk.

"Iya Ka."

Aku duduk memegangi ponselku, meremasnya mungkin lebih tepatnya. Aku gugup, karena masih harus menunggu.

Sayup terdengar dari dalam kamar, suara dari MC yang sudah membuka acaranya. Sesekali tawa juga terdengar dari luar. Ah, bosannya harus menunggu tanpa tahu apa yang terjadi di luar sana.

Setahuku, di acara lamaran akan ada beberapa susunan acara yang di lakukan. Seperti sambutan dari kedua keluarga, pengenalan anggota keluarga, juga nanti akan di tanya tujuan kedatangan pihak keluarga pria datang untuk apa.

Sudah sekitar 1 jam lebih aku menunggu di kamar dengan Ka Egha. Sesekali aku menanyakan pengalamam Ka Egha dengan suaminya dulu. Mengobrol dengan Ka Egha cukup membuatku sedikit tenang.

Ceklek...

Terdengar pintu terbuka, aku dan Ka Egha langsung melirik ke arah suara tersebut.

"Hahaha, lucu banget ngerjain Iqmal." ucap Ka Riri masih mencoba menghentikan tawanya.

"Kenapa ka.?"
"Itu kan di kerjain, yang di bawa orang di tutup mukanya, pas di buka bukan kamu. Dia jawabnya aneh-aneh mulu. Dasaar. hahaha."
"Hahaha terus ka." aku ikutan tertawa membayangkan Iqmal yang selalu ngomong ngaco dan itu seringkali buat aku tertawa juga.
"Terus sekarang kamu siap-siap yuk,udah di tungguin tuh sama calon suami kamu. Eh, tapi tutup mukanya ya."

Ka Egha memasangkan syal di kepalaku, tanpa merusak make up dan sanggulku tentunya. Ka Riri dan Ka Egha memapahku keluar kamar perlahan. Aku berjalan mengikuti arahannya. Terdengar suara ramai di luar semakin dekat.

"Nah a Iqmal coba nih di tebak. Ini si enengnya atau bukan.?" ucap MC menggoda Iqmal, karena Iqmal dari bandung dan sunda, jadi MC itu menyebutnya dengan sebutan aa, dan eneng kepadaku.

"Nah kalo ini yakin 1000% nih, bidadari jatuh dari surga di hadapanku, eeeaaa." ucap Iqmal sambil menyanyikan lagu lawasnya saat masih menjadi boyband dulu, sontak semua tamu yang hadir tertawa dan menyoraki, akupun ikut terkekeh.

Sebenarnya, hal seperti ini hanya seru-seruan saja di sebuah lamaran. Iqmal sudah pasti tahu,karena baju yang Iqmal pakai senada dengan kain yang aku gunakan.

"Wah, mantap banget ini boyband cilik jaman dulu." kembali MC itu menggoda Iqmal, tawa tidak berhenti dari para tamu yang datang. "Yaudah, coba di buka bener ga ini neng Rara. Buka ya teh, 1..2...3."

Ka Riri membuka syal yang menutup wajahku perlahan. Aku tersenyum menatap Iqmal yang sudah kegirangan.

"Yes bener sekarang mah.hahahah." celetuk Iqmal senang.

"Bener ya kata si aa, ini bidadari jatuh dari surga." kini MC itu menggodaku, aku hanya tertawa mendengarnya.

"Eh, awas awas jangan di godain, itu punya saya." Iqmal mendekati MC itu mencoba menghalanginya.

"Santai a santai. Haha." semua kembali tertawa melihat tingkah Iqmal yang seperti anak kecil. "Baik kalau begitu, berikutnya Iqmal akan menyampaikan maksud dan tujuannya datang kesini, saya persilahkan buat a Iqmal, mangga." MC itu memberikan mic nya pada Iqmal.

Iqmal berdeham sesekali, aku yakin dia juga sama gugupnya seperti aku. Biarpun sedari tadi coba bercanda, itu hanya untuk mencairkan hatinya yang deg-degan.

"Asssalamualaikum warohmatullahi wabarokatu." ucap Iqmal dengan gaya khasnya.

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatu." jawab semua yang hadir berbarengan.

Terpendam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang