Bag 24

909 62 9
                                    

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Satu minggu lagi adalah hari lamaranku dengan Iqmal. Bunda dan Mama sudah menyiapkan segala sesuatunya sesuai apa yang aku inginkan. Acaranya akan di adakan di rumah mama, hanya keluarga, sahabat, dan management kami yang akan menghadiri. Doakan semuanya berjalan lancar ya.

Tok tok tok..

"De, udah siang ini. Kamu ga mau bangun.? Ga ada kerjaan emangnya.? " terdengar suara Ka Riri dari luar kamar. Ku lihat jam sudah menunjukan jam 9 pagi, semalam aku pulang memang lumayan larut, jadi aku kecapean sepertinya.

"Iya ka, kesiangan aku. Cape banget malem pulang kemaleman."
"Yasudah, bangun, mandi terus sarapan ya. "
"Iya.."

Masih ingin tidur rasanya, tapi pasti Kakak akan makin mengomel jika aku tidak segera bangun. Ku raih ponselku, ada beberapa notifikasi whatsapp, salah satunya dari Iqmal pastinya, si manusia nyebelin tapi ngangenin.

"Pagi sayang."
"Masih tidur kamu.?"
"Aku berangkat ya Ra, ada syuting iklan hari ini, sorenya aku ada meeting sama eo yang urus untuk acara manggung bulan depan."
"Kamu jaga kesehatan ya, jangan lupa minum air putih, minum vitamin juga."
"Love you 😘❤️"

Begitulah isinya, moodbooster ku pagi ini. Aku segera membalasnya sebulan bergegas mandi.

"Loye you to Mal. Semangat ya kamunya. Aku juga hari ini mau ketemu klien baru, doain ya jadi kerjaannya. Aku baru bangun nih, cape banget. Mandi dan sarapan dulu ya. Have a good day Mal ❤️"

Ku simpan kembali ponselku, membereskan sedikit kasurku lalu bergegas mandi. Aku akan di jemput Ka Rima sekitar habis dzuhur, masih banyak waktu untuk sekedar bermalasan lagi sebelum berangkat.

...

Meeting dengan klien baru tidak berjalan lama, pukul 4 sore aku sudah di perjalan pulang. Di antar kembali oleh Ka Rima. Iqmal tidak mengabariku sejak tadi, mungkin dia belum sempat, masih banyak kerjaan. Jadi biar aku saja yang mengabari, tidak bermaksud mengganggu, hanya agar Iqmal tahu saja kalau aku sudah akan pulang.

"Masih sibuk Mal? Aku udah di jalan pulang. Sama Ka Rima."

Ku simpan kembali ponsel ke dalam tasku. Menyandarkan tubuhku yang terasa lelah dan mengantuk.

"Kamu ga mau kemana dulu Ra.? Biar aku anter sekalian." ucap Ka Rima menawari.

"Pulang aja ka, aku cape banget, ngantuk."
"Yasudah kalo gitu Ra."

Mobilpun melaju cepat melewati jalanan jakarta yang lumayan padat dan macet, syukurnya tidak berlangsung lama untuk tiba di rumah dan bisa merebahkan tubuhku.

Sesampainya di rumah, aku masuk ke kamar, rumah masih sepi, belum pada pulang sepertinya. Aku segera memanjakan badanku yang terasa sudah tidak enak. Ku ambil ponsel ku, Iqmal masih juga belum membalas.

"Aku udah di rumah. Ngantuk, aku istirahat dulu ya. Kabari aku kalo sempet." send.

Ku simpan ponselku sembarang, lalu ku kunci pintu kamarku agar tidak ada yang mengganggu, mataku sudah benar-benar tidak bisa di ajak kompromi lagi, tak butuh waktu lama aku sudah larut dalam tidurku.

...

Aku tertidur cukup lama, ku lihat jam sudah menunjukan pukul 8 malam, badanku terasa makin tidak enak. Ku lihat di meja samping tempat tidurku sudah ada makanan, air putih dan obat.

Ku tebak, Ka Riri yang menyiapkannya. Dia pasti tidak jadi membangunkanku saat tahu badanku terasa panas. Kakak selalu begitu, dia sangat perhatian padaku, seperti orangtuaku sendiri.

Ku cari-cari ponselku, ternyata ada di samping nampan yang kakak bawa tadi. Ada pesan masuk dari Iqmal, aku segera membacanya.

"Ra maaf aku baru sempet ngabarin. Aku lagi otw tempat meeting sama eo. Selamat istirahat sayang."

Terpendam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang