PROLOG

2.9K 151 40
                                    

"Sendiri itu bukan berarti sepi, aku bukan penghancur yang patut dihindari."

•| Lo itu langka, gue baru nemu spesies kayak lo. Pertahankan aja, gak usah lirik orang lain dan pendem kata-kata orang. Ada orang yang suka lo terbuka. Belajar terbuka itu perlu, biar lo tau mana yang fake dan mana yang real. Gak usah malu, banyak yang lebih menderita dari lo |•

{ Tulus -- Teman Hidup }
__PlaySong__



Happy Reading 🎶

Hiruk piruh keadaan kelas yang diisi oleh para calon SMP Glora dan anggota OSIS yang membimbing, menjadi khas masa Mpls di SMP Glora ini. Siswa-siswi masih memakai pakaian merah putih--SD.

Ruangan Tiga, menjadi ruangan dimana Asa dan ketiga kawannya menjalani Mpls terakhir. Untung saja Asa ditempatkan satu kelas dengan teman-teman nya itu.

Anggota OSIS seperti biasa menjalankan tugasnya dengan meng-absen satu-satu calon peserta didik.

Nampak seorang perempuan berjilbab dengan perawakan tinggi dan jas almamater nya, berdiri didepan sambil membawa buku absenan

"Athana Nazril Irawan." Absen kakak OSIS perempuan itu

Nampak lelaki jangkung dengan seragam merah putih yang duduk di samping bangku Asa dan Viaul--teman Asa, mengangkat tangannya.

"Hadir." Athana mengacungkan tangannya dengan menatap Asa dari samping dengan tajam.

Asa membalas tatapan itu dengan tak kalah tajam nya, setajam silet.


Dari pertama kali masa Mpls Asa sudah tak suka dengan cowok jangkung yang bernama Athana itu.
Mungkin karena waktu itu Athana menyebut dirinya dengan panggilan 'Anak ayam.' yang di mana saat itu Asa dan teman-temannya sedang membicarakan mengenai Asa yang tidak bisa begadang alias selesai sholat isya Asa langsung tepar di atas kasur lalu Athana mendengar pembicaraan mereka dan tanpa tahu malu laki-laki itu langsung terbahak dan membully dirinya karena tidak bisa begadang, Athana menyebut bahwa Asa mirip anak ayam di mana jika masuk waktu magrib sudah tidak boleh membuka mata takut tersesat.


Apalagi mengetahui kenyataan bahwa dirinya satu kelas sampai masa orientasi siswa ini berakhir dengan cowok satu itu. Sahabatnya yang antara lain Viaul, Mentari, dan Zeeanka pun gemas dengan Asa. Segitu bencinya Asa di sebut Anak ayam.

"Gerhana Tsabita Aleasa." Asa mengangkat tangan nya keatas sambil mengucapkan 'hadir'

Athana yang duduk disebelahnya tertawa kecil. Aneh, setiap kali Asa diabsen Athana akan tertawa. Dan jika Athana diabsen, mereka akan perang mata.

"Zeeanka Amberra." Dan yang terakhir diabsen adalah Zee atau Zeeanka. Teman plus sahabat Asa, dia sosok perempuan jangkung bahkan sangat jangkung yang mempunyai wajah tembok.

"Baiklah, hari ini saya akan menentukan kelompok untuk hari ini. Karena jadwal Mpls kali ini adalah games, maka saya akan membagi kelompok." Ucap seorang lelaki itu sambil membuka gulungan kertas.

"Kelompok satu, Athana, Deandra, Annisa, Viaul, dan Putra." Lelaki yang ber-Name tag Fahrul itu mulai membagi kelompok kelas ini

"Kelompok dua, Api, Gerhana, Fitria, Adit, dan Mentari."

Sampai semuanya sudah dibagi kelompok kak Fahrul dan kakak OSIS lainnya membantu merapihkan meja yang disatukan menjadi dua agar bisa dikelilingi oleh para anggota kelompok, satu baris terdapat dua meja kelompok.

Kelompok satu, sudah menduduki mejanya dengan rapih. Disusul oleh kelompok Asa yang akan menduduki meja dibelakang meja nomor satu.

Asa melewati Athana dengan sesekali melempar pelototan. Asa menyimpan tasnya di kursi, pas ingin mendudukkan pantat nya ke kursi ternyata Kak Fahrul memanggil nya, Alhasil Asa membalikkan badan ke belakangan.

"Gerhana." Panggil kak Fahrul dari arah pintu

"Iya kaa?" Sahut Asa dengan berdiri

"Oh, iya. Engga jadi, saya kira Gerhana kelompok enam."

Asa hanya memberikan senyuman manis.

Athana yang jail menggeser kursi Asa dengan kakinya kesamping, sesekali melirik Asa yang tengah tersenyum kearah Kaa Fahrul.

Sampai hitungan detik, Asa beralih badan kedepan dimana meja kelompok nya sudah penuh dengan kertas yang akan menjadi alat game kali ini. Asa melirik Athana yang menahan tawa dari samping. Tapi Asa tak peduli ia menyediakan bahu, Asa berniat untuk kembali duduk, sampai-sampai

Duk.

"KUTIL KUDAA." Asa terjatuh kebawah ternyata Asa tak sadar bahwa dibelakangnya tak ada kursinya. Tentu saja tak ada karena tadi sudah digeser kesamping oleh Athana

Ia sudah menduga siapa yang menyebabkan ini, siapa lagi kalau bukan Athana?

Athana tertawa terbahak bahak melihat Asa yang meringis sakit dilantai. Sungguh mengenaskan.

Teriakan Asa dan tertawa Athana mengejutkan kakak OSIS dan peserta lainnya. Mereka menoleh ke arah kelompok dua.

Athana terus tertawa. Yang lain pun ikut tertawa kecuali Mentari dan Zeeanka yang cengo akan hal itu.

"MULAI SAAT INI JUGA LO MUSUH GUE KUTIL KUDAAAAA." teriakan Asa sangat nyaring dikelas ini,

Ia benci.

Athana yang masih tertawa pun berucap dengan tak kalah kencangnya

"GUE TERIMA PERNYATAAN LO ANAK AYAM. KITA MUSUHAN!!" sesekali Athana tertawa keras disela berbicara nya. OSIS hanya terkekeh melihat kejadian itu.

"GUE BENCI LO!"

"Gue jugaaa, wle!" Athana menjulurkan lidahnya keluar tak mau kalah

"Baru Mpls aja udah ada panggilan sayang. Ck." Cetus seorang perempuan dengan almamater melengkapi nya.





Kalau ada typo mohon bantuannya yaa ^°^

SEE YOU NEXT PART

SALAM SAYANG :))

GERHANA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang