11. Cinta ✔️

409 45 14
                                    

"Menghempas kenangan lama harus ekstra hati-hati. Bisa jadi kita yang mati atau pura-pura tak peduli!"

_Sa_

*****

Athana mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi, ia kesal lagi-lagi di rinya yang di salahkan. Menjadi playboy itu tidak enak! Ia menyesal telah terjebak di permainan yang ia buat. Bukan berniat bermain dengan hati wanita, tapi ia memang sedang membantu 'membantu ala dirinya'.

Penyesalan memang datang di akhir, jika di pertengahan namanya pengalahan. Hidup itu seperti permainan jika kita tidak bisa memainkan nya maka kita yang akan di permainkan. Athana memang suka bermain tapi tidak pernah berbaik hati.

"Wahh..wah...kok gue kayak yang hapal komplek ini!" Monolog Athana menengok kanan kiri

Mengapa ia di sini? Niatnya ingin pulang ke rumah tapi hati membawanya ke sini.

"Lah! Itu bukan nya rumah Anak ayam?" Tanyanya pada diri sendiri.

Athana memberhentikan motornya pas di depan pagar kayu, ia yakin ini rumah Anak ayam. Walaupun tak pernah kesini tapi memang betul ini rumah nya, lihat saja tadi di depan ada rumah Mentari dan Zeeanka.

"Masuk atau enggak ya?" Athana turun dari motor, melepas helm dan menengok ke dalam halaman rumah Asa.

"Kalau masuk nanti Anak ayam GeEr. Kalau enggak luka gue tambah nyeri, minta tolong obatin aja lah." Ketika pas Athana ingin membuka pagar kayu itu keluar gadis dengan celana bahan di balut cardigan abu-abu tak lupa kerudung pashmina berwana abu-abu melengkapi nya. Terlihat sederhana namun sempurna di mata Athana.

Asa melebarkan mata dengan sangat terkejut melihat sosok jangkung ada di depan pagar sambil tersenyum lebar, tangan nya bergerak ke kanan kiri membentuk sebuah gerakan 'hay'. Niatnya ingin membuang sampah malah bertemu pembuangan sampah.

Sambil berjalan ke arah pagar Asa menatap Athana dengan pandangan sebal.

"Mau apa lo?!" Tanya Asa menuju tong sampah besar di depan rumahnya itu.

Athana mengikuti Asa yang tengah membuang sampah

"Liat muka gue!" Rengek Athana seperti seorang bayi

"Apaan sih gang-" Asa melebarkan mata nya lagi melihat lebam menghiasi wajah Athana. "Lo kenapa?!!" Lanjut nya dengan sangat terkejut

"Ditonjok." Kali ini Athana berbicara sambil memanyunkan bibirnya,

Sebenarnya Asa sedikit gemas, namun ia tepis jauh-jauh

"Ditonjok apa berantem?"

"Ditonjok anak ayam!"

"Ditonjok apa dipukul?"

"Sama aja!" Seru Athana merasa kesal, Asa terus memberikan pertanyaan sudah tahu rahang nya sakit untuk bicara

"Kok lo ngegas sih? Gue tanya baik-baik."

"Ya lo aneh! Rahang gue sakit buat ngomong!"

"Gak pake bentak juga bisa!"

"Nyesel gue dateng kesini." Gumam Athana sambil memutar bola mata malas

"Hello, gue gak nyuruh atau mengharapkan lo kesini."

"Gue juga gak tau! Tiba-tiba datang ke sini."

"Lah? Bukannya situ yang bawa motor? Please deh motor gak akan jalan sendiri!"

"Iya, tapi kayaknya ada yang nyuruh gue ke sini nak ayam!"

"Siapa?" Asa salting dengan ucapan Athana itu.

GERHANA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang