26. Saga ✔️

300 31 6
                                    

"Ayah, kalau Asa bilang kedunia, jika Asa benci Ayah. Apa dunia akan marah? Apa dunia juga akan turut membenci Asa? Bukannya disini Asa yang tersakiti? Tapi kenapa banyak orang yang ikut membenci?"

_Gerhana Tsabita Aleasa_

Happy reading 🎶

Asa masih bingung dengan apa yang terjadi tadi dirumah Athana, tahu-tahu dirinya sudah diantarkan pulang oleh Athana. Bukannya Athana akan mengenalkan Asa dengan kembaran dan Bundanya tadi? Mengapa sekarang sudah pulang lagi? Dan juga kenapa mata Asa sembab, juga baju yang sudah diganti.

"Baju gue digantiin sama siapa?" Tanya Asa, dirinya masih penasaran, dengan apa yang terjadi tadi. Tahu-tahu Asa ada didalam kamar. Dan ketika bangun, hanya ada Athana yang tersenyum lebar. Menyebalkan.

"Sama gue. Gak percaya banget sih lo," Athana tersenyum tipis dibalik helmnya.

"Hahaha. Gue gak percaya." Asa tertawa dengan di buat-buat.

Akhirnya mereka sampai didepan pagar kayu rumah Asa, Asa mengedarkan pandangannya, dan, ritme jantung Asa berhenti seketika. Ada Saga yang sudah menatapnya garang didepan pintu rumah yang tertutup. Asa takut dengan tatapan itu. Tubuhnya sudah bergetar.

"Nah, tuh ada Bokap lo! Gue sekalian mau minta maaf sama pamitan." Athana sudah ingin melepas helm, namun di cekal lebih dulu oleh tangan Asa yang gemetar.

"Jang-gan gak usah." Asa segera turun dari motor dan melepaskan helm lalu diserahkan kepada Athana.

Athana menaikkan satu alisnya, "Kenapa, hmm?" Sungguh saat ini di depan Asa bukan Athana yang tengil, tapi Athana yang menjelma seperti cowok cool, apalagi dengan pakaian casualnya. "Gak sopan, tuh udah diliatin Bokap lo."

Athana memandang kikuk Ayah Asa, dan dibalas senyun tipis oleh Saga. Lalu Saga kembali masuk kedalam rumah. Ada yang aneh dari gelagat Ayah Asa. Athana takut terjadi apa-apa pada Asa. Pasalnya ini sudah sore, dan Asa juga tidak membawa ponsel untuk menghubungi orang rumah.

"Tuh kan, gara-gara lo nahan gue. Bokap lo jadi masuk rumah lagi kan!!" Protes Athana, Athana langsung turun dari motornya, tapi langsung dicegat oleh Asa.

"Bokap gue masuk rumah, ya terserah dia lah. Udah deh lo pulang sana!"

Athana menaikan satu alisnya, "Engga. Gue mau pamitan, sekalian foto bareng pak camat."

Asa kesal sendiri dengan sifat Athana yang sangat keras kepala. Kalau saja Asa laki-laki mungkin Asa sudah menjambak rambut dengan frustasi. Apalah Asa yang hanya mengeraskan rahangnya.

"Gue bilang gak usah, ya gak usah."

"Pedit banget lo anak ayam sama bokap. Gue mau fotbar nih. Sambil pamerin ke lo, gue punya hp new. Nih liat iPhone 11 pro." Athana menyunggingkan senyum, seraya memamerkan handphone barunya yang berlogo apel setengah potong, keluaran terbaru.

Asa mengelus dada sabar, "Sombong banget lo punya hp iPhone. Gue juga bisa beli."

"Gue sih 'oh' aja." Athana mengedihkan bahu, lalu mulai berjalan menuju pagar rumah Asa.

"Kutil kuda sialan. Pergi gak lo." Asa menarik baju belakang Athana dengan sekuat tenaga, dia tidak mau Saga tambah marah, dengan membawa laki-laki yang jelas orang asing kedalam rumah.

"Heh! Anak ayam jelek. Lepasin tangan kotor lo dari baju mahal gue!!!"

"Baju gini lo bilang mahal? Dipasar banyak baju kayak gini!!!"

"Ini tuh limited edition!! Jubaedah!!"

"Bodo amat! Kalau lo gak mau pergi, gue gigit baju lo!"

GERHANA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang