1. Rasa✔️

1.3K 120 35
                                    

“Mulut ini nampak seperti di kunci, tapi mata berbinar rasa benci.”

Gerhana Tsabita Aleasa

 

Di sponsori lagu : The one That Got Away by Katty Perry

 

Happy reading 🎶

Aroma pagi hari nyatanya mampu membangunkan perempuan yang memakai piama ungu.

Perempuan itu bangun dan langsung berdiri di atas kasur, hari ini adalah hari pertama dia menduduki bangku terakhir di SMP setelah kemarin ia libu idul Fitri. Maka dari itu tidak ada kata malas bangun pagi ataupun berdiam diri untuk mengumpulkan nyawa.

Perempuan itu mengambil handuk dan baju seragam yang tergantung di lemari, lalu ia naik keatas kasur kembali dan loncat-loncat dengan riang di atas kasur itu. Rasanya sangat bahagia mengingat ia akan kembali ke sekolah.

Ia menyanyikan lagu The one That Got Away milik Katy Perry dengan rambut legam panjang yang bergoyang-goyang.

Ia turun dari atas kasur lalu menatap dirinya di pantulan cermin dengan senyum lebar.

“Hai! Gue Gerhana Tsabita Aleasa. Semua orang panggil gue Asa kecuali orang rumah yang manggil gue Gerhana. Gue suka basrengnya mang Ujang. Dan benci ayah juga benci kutil kuda! Kalian tahu kutil kuda? Dia laki-laki tinggi yang nyebelin, gue lupa namanya nanti kalau ketemu gue tanya namanya deh ya!” monolog perempuan yang bernama Asa itu di depan cermin.

“Gue punya Algi dia SMA, gue juga lupa dia kelas berapa. Gue punya mama, dia seorang guru tapi jangan berani-berani natap dia lama-lama nanti kena marah, hahaha. Dan gue punya iblis namanya Saga, dia ayah gue. Oke itu adalah pengenalan hari ini.”

Perempuan itu lantas keluar kamar untuk mandi dan menunaikan shalat subuh, masih terlalu pagi bukan?

Setelah keluar dari kamar mandi, perempuan itu melihat Agatha sang mama yang sedang berkutik di hadapan laptop.

Asa dengan senyum lebar berjalan mendekati mamanya dengan jantung berdebar. “Ma,” panggil Asa. Agatha hanya berdehem. “Mama buat sarapan nggak?”

Agatha menggeleng. “Sarapan di sekolah.”

Gerhana hanya tersenyum, ia melirik rumahnya yang tidak ada penampakan sebuah iblis. “A—ayah kemana?” tanyanya gugup.

Agatha berdiri lalu menampar pipi putrinya.

Palk.

“Kamu ini banyak tanya! Cepat berangkat sekolah saja sana!”

Asa memegang pipinya dan tersenyum tipis. “Iya.”

Asa keluar dari rumah nya dengan senyum cerah, namun detik berikutnya senyum itu pudar karena melihat Algi datang dengan siulan yang kencang dan tangan yang memutar kunci motor besarnya. “Eh gajah mada. Gajah mada atau gajah bengkak?”

Asa mendelik tajam. “Gue nggak kayak gajah. Daripada lo bruj khalifah.

“Apa?! Bruj khalifah? Gak papa, bagus kok tinggi juga dan .. keren.” bisiknya terakhir tepat di telinga Asa.

“Terserah!!” bentak Asa meninggalkan Algi dengan jalan cepat.

Senyum dan semangatnya akan hilang lenyap jika terus ada di samping Algi. Asa mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan.

“Heh! Hati-hati ya naik angkotnya! Sebagai abang yang baik gue saranin kalau naik angkot jangan nengok ke kaca belakang!!” teriakan Algi menghentikan langkah Asa.

GERHANA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang