23. Jatuh cinta? ✔️

341 31 12
                                    

"Semenjak bertemu dirimu energi statik dari dirimu telah mengejutkan gaya pegas jantungku."

_Gerhana Tsabita Aleasa_



Happy reading 🎶

Saga menatap garang pada wajah yang saat ini berdiri di meja kerjanya, "Saya tidak mau tahu! Pokoknya periode tahun ini saya harus menang!" Bentak Saga pada orang itu, yang tak lain adalah wakil camatnya.

Saga adalah camat atau kepala kecamatan di sini. Dan ambisinya tahun ini adalah naik pangkat menjadi Bupati Bandung. Sudah dua kali Saga dan wakilnya itu gagal untuk menjadi Bupati, dan Saga sampai frustasi. Sudah banyak uang yang ia keluarkan untuk semua itu. Berbagai cara dia lakukan.

Wakilnya yang tak lain bernama, Purnama. Juga selalu menuruti kemauan Saga. Mereka berdua dan dibantu oleh rekan-rekan kerja lain.

"Kalau perlu, beli semua suara rakyat!!" Sentak Saga, membuat Purnama itu kaget, dan menatap Saga dengan tatapan terkejut.

"Tapi pak...."

"Tidak ada tapi-tapian. Saya sudah muak selama dua tahun ini! Bahkan lebih! Dan kesabaran saya habis!" Purnama hanya mengangguk. Tahu konsekuensi jika melanggar aturan dari orang yang duduk dihadapannya ini.

Ya, selama dua tahun Saga telah mencoba namun gagal dan gagal. Hanya jabatan camat yang kali ini ia sandang. Bahkan dulu, dia hanya karyawan kelurahan biasa. Tapi karena ambisinya yang sangat besar dan tidak selalu bersyukur Saga selalu memanfaatkan banyak cara. Dan tahun ini Saga harus menjadi Bupati!

"Dan sekarang silahkan keluar! Besok kita harus menyiapkan visi dan misi yang sangat menarik." Saga memijit pangkal hidungnya yang mancung,

Sebenarnya Saga ini termasuk devinisi ayah yang sangat tampan. Diusianya yang sudah berkepala dua namun kharisma diwajahnya tidak pernah pudar. Hidung yang mancung dengan bibir tebal dan kulit yang putih. Dan jangan lupakan bulu mata yang lentik dan tebal. Seperti bulu mata palsu. Badannya tegap dan pundaknya lebar. Namun semua itu lenyap akan sifatnya yang keras dan tak berperasaan.

"Bisa gila saya jika tahun ini tidak menang!! Arrrrghhhh!!" Sentak Saga, akan gila? Sepertinya Saga memang sudah gila. Betul?


******



Asa dan ketiga temannya itu nampak sibuk dengan bahan ghibahan yang kali ini disajikan oleh Viaul. Jam terakhir, tinggal menunggu guru datang.

"Pokoknya indentitas kita gak boleh ketauan." Ujar Zeeanka penuh penekanan dan berbicara sangat lirih. Ah-- bukannya menghibah harus berbicara sangat lirih?


"Gue juga gak mau tau kali." Viaul mengipaskan wajahnya dengan kipas bergambar keropi. Apa tidak salah? Gara-gara Viaul kemarin Mentari dan Zeeanka mengeluarkan rahasia besarnya untuk membantu teman-teman Athana itu.


Bahkan Zee dan Tari diomeli habis-habisan oleh orangtuanya.


"Gii jigi gik mii tii kili." Menye-menye Zeeanka, membuat Viaul melotot.

"Kalau lo gak heboh buat bantuin Rizki kita gak bakal babak belur gini Tos." Ucap Mentari sambil menekan-nekan pipinya yang lebam, sepertinya babak belur bukan masalah. Bahkan mereka, kecuali Asa, pernah sampai masuk rumah sakit karena melawan lima preman yang ingin mencopet tas seorang nenek, dulu ilmu bela diri mereka masih sangat rendah.


"Ya maaf, gue 'kan gak bisa diem aja." Asa hanya terus tersenyum. Dari diketiga temannya itu, hanya Asa yang tak bisa bela diri. Ini semua karena larangan orang tuanya.

GERHANA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang