64. Sampai jumpa! ✔️

412 32 21
                                    

•| Dari lagu resah jadi luka, aku menjadi paham jika yang pernah merangkul pasti akan pergi setelah mengetahui keburukan yang takdir berikan.  Singkatnya, alam tidak menerima kita saling merangkul. |•

***

“Ada satu pria tangguh yang setiap harinya di penuhi keringat lelah, ada satu pria tangguh yang bahunya tak pernah luruh, ada satu pria yang di mana marahnya akan membuat semua orang terdiam. Pria itu di panggil ayah. Ayah, kalau ada tempat paling indah di dunia ini, aku akan memberikannya untuk ayah sebagai tanda bahwa aku sayang ayah dan menghormati perjuangan ayah!”

***

Di sponsori oleh lagu kesukaan kalian, so? Bebas, mau lagu apa juga terserah yang baca ~ tapi, sa sarankan pakai lagu resah jadi luka saat sama Athana itu. tapi ga tau juga deng, gimana kalian.

Baca teliti ya, ini spesial!!

 

Happy reading 🎶

“Sampai jumpa oma Ara sama nenek Juju! Kalian jangan berantem terus ya.”

Oma Ara dan nenek Juju memeluk Gerhana dengan erat, “Kita bakalan damai sayang. Janji.”

“Sampai jumpa bunda Gerhana sama pak Sian! Semoga kalian punya anak lagi.”

Setelah oma dan nenek melepaskan pelukannya, giliran bunda Gerhana yang memeluk perempuan itu erat. “Doain ya, bu—bunda sayang kamu.”

“Sampai jumpa Viaul! Gerhana nitip keceriaan sama Viaul di sekolah ya!!”

Viaul memeluk Gerhana setelah bunda dia sudah menangis terisak-isak. “Hiks ... apa maksud lo? Gue nggak mau lo tinggal di sini!!”

“Sampai jumpa Zeeanka! Jangan galak-galak sama orang lagi ya, terus ... jangan manggil Ani Roma terus, Gerhana nggak suka.”

Zeeanka memeluk Gerhana juga setelah Viaul. “Lo manusia terjahat! Lo ninggalin kita! Kita nggak akan lengkap tanpa lo!!”

“Sampai jumpa Mentari! Gerhana minta maaf sama Mentari buat semuanya. Gerhana pengen Mentari senyum sama semua orang!!”

Awalnya Mentari tidak langsung memeluk Gerhana, dia menatap sendu sahabatnya. Namun saat Gerhana merentangkan tangan, Mentari berhamburan ke pelukannya dengan erat. “Apa ini semua salah gue? Harusnya gue nggak perlu bilang sama lo kalau gue pernah suka sama Algi!!”

Gerhana mengelus punggung sahabatnya itu. “Bukan. Gerhana yang udah mikirin ini jauh hari kok.”

“Bohong!”

Gerhana tersenyum manis sebelum membisikan sesuatu. “Jaga Athana buat Mentari. Gerhana kayak punya rasa sama laki-laki itu. Tolong jagain ya, ini sebagai gantinya bang Algi, hahaha.”

Mentari langsung melepaskan pelukannya dan menatap Gerhana tajam. “Apa?! Nggak! Gue nggak mau! Athana Cuma punya lo!!”

Gerhana menggeleng, menempelkan jari telunjuk di bibirnya. “Ssssttt.”

“Um .. sampai jumpa At—eh kutil kuda.” pandangan Gerhana ia alihkan pada Athana yang masih tak bergeming dan selalu menatap tajam Gerhana.

Laki-laki itu sempat berontak saat bundanya menyetujui permintaan perempuan itu, ia tidak terima. Mana mungkin orang yang dia sayangi masuk rumah sakit jiwa yang isinya orang tidak waras semua? Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada perempuan itu?

“Gerhana lupa kenapa kamu bisa manggil Gerhana anak ayam, terus kata sahabat Gerhana juga Gerhana sering manggil kamu kutil kuda. Itu aneh sih hahaha, apalagi kata Algi kamu musuh Gerhana.” Gerhana tertawa geli mengatakan kalimat itu, namun Athana masih tidak merespon atau memeluk dirinya.

GERHANA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang