12. Siksa ✔️

452 51 28
                                    

A/n: part ini kasar dan mengandung unsur sedih, kalau engga mau dibaca. Lewati saja:))

####

"Tak usah heran, ini sudah biasa. Lihat dan nikmati apa yang terjadi!"

_Gerhana Tsabita Aleasa_

*****

A

sa masuk ke dalam rumah dengan penuh kecemasan, ia takut Saga melihat interaksi nya dengan Athana. Tapi sepertinya Saga tidak melihat karena ia tidak ada di ruang tamu, meja makan bahkan dapur, Asa berharap saga sedang berada di ruang kerjanya sedari tadi.

Asa duduk ditengah ranjang dengan tatapan kosong, kenapa saat ini ia menjadi ketakutan? Ada rasa aneh saat ini yang tidak ia ketahui apa. Asa tidak sedang di pukul oleh ayahnya tapi mengapa perasaannya seperti ini? Seperti sangat sakit di dalam dirinya.

Kepalanya tiba-tiba pusing, kata-kata yang tidak ingin Asa dengar bahkan ingat tiba-tiba melintas di pikirannya.

Anak gak tau diri

Anak sialan

Jangan nangis!

Cepat! Jangan lelet

Kamu gak punya rasa malu?!

Gerhana jelek!

Gerhana itu artinya gelap!

Cerita  sama gue!

Lo kenapa?

Gue selalu ada buat lo Sa!

Anak ayam!

Asa tidak mau mengingat setiap perkataan yang membuat hatinya gundah tapi kedaan seperti ini yang Asa suka, seperti ada yang senang jika ia merasa kesakitan. Ini memang tidak baik untuk kejiwaan, tapi apalah daya ia sudah terjebak terlalu jauh di zona ini. Ia ingin keluar tapi ada tangan yang seakan-akan megang kepalanya agar tetap stay di sini. Ia kadang muak tapi ia tidak bisa munafik.

Melamun dengan tatapan kosong menjadi hobi, degupan jantung menjadi bukti. Lagi-lagi air mata keluar membasahi pipinya yang cabi, semakin lama semakin deras dengan Isak tangis. Ia seperti orang gila jika ada yang melihatnya, menangis tanpa sebab dengan pandangan kosong. Orang akan menyebut nya gila, tapi mereka tak tahu apa yang terjadi!

"Gerhana capek" Lirih Asa dengan isakan

Ia tak mungkin menangis menjerit-jerit, Ayahnya akan marah jika mendengar tangisan tiba-tiba dari nya. Tiba-tiba pikirnya? Lupa ingatan atau pura-pura tidak tahu? Ini semua salahnya! Asa membenci semua.

Asa tidak tahu sejak kapan ia seperti ini, melamun dan akhirnya memikirkan hal yang membuat dirinya sakit hati lantas menangis ketakutan.

"Kalian semua jahatttt!" Ucap Asa lirih sambil memukul kepalanya.

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Satu jam ia menangis. Capek? Iya! Asa capek. Tapi air matanya tak kunjung berhenti.

"BUKA PINTUNYA! ATAU SAYA DOBRAK!!!" Itu suara Saga.

Asa semakin menangis, ia takut, takut. Ada apa lagi? Apa yang ia perbuat? Asa mengelap air matanya dengan kerudung yang ia pakai, ingin beranjak dari kasur membuka pintu tapi telat.

Saga berhasil mendobrak pintu kamar Asa. Asa terkejut menatap Saga.

Saga berjalan ke arahnya dengan mata yang seakan menusuk!

Asa semakin kalut perasaan, takut. Ia takut. Tanpa diduga Saga menampar pipinya dengan sangat keras

"Dasar anak kurang ajar! Bercandaan kamu itu kelewatan!" Bentak Saga pas di depan mukanya, Asa takut.

GERHANA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang