5. Senja✔️

544 69 19
                                    

"Bicara semau mu. Aku memaksa tak ingin peduli"

~Gerhana Tsabita Aleasa

Happy reading 🎶

Kedua manusia berbeda kelamin itu menikmati hembusan angin sore di atas jok motor yang sedang melaju membelah jalanan kota Bandung, kadang motor itu melaju sangat pelan lalu melesat bak cahaya. Sedari tadi senyuman memoles wajah gadis yang duduk di jok belakang, entah karena apa, gadis itu menikmati jalanan sore hari ini sambil sesekali terkekeh karena seorang pria yang menyetir berteriak tatkala ada seekor kucing yang menyebrang di gang sempit itu. Ya mereka memilih untuk melewati jalan tikus dan sesekali melintasi jalan raya.

Pria itu tau jika sore hari seperti sekarang banyak pekerja yang pulang, atau anak sekolah yang baru pulang dan lain nya. Katanya, agar terhindar macet harus lewat jalan tikus gini.

Beda dengan gadis itu dia hanya menurut saja mau jalan mana yang penting pulang dalam keadaan selamat, wajar jika gadis itu hanya menurut tak seperti biasa yang membantah. Toh gadis itu tak pernah keluar dari rumah di sore hari apalagi malam, jika ingin keluar pun bersama temannya itupun naik angkot bukan motor.

Entah sampai kapan senyuman menghiasi wajah gadis itu yang terpenting saat ini ia bahagia walau hanya sebentar, ya dengan hal sekecil ini pun ia merasa bahagia. Bahkan sangat.

"Kutil kuda. Kok gue gak liat keberadaan senja ya? Padahal ini udah mau jam lima sore lho?!" Tanya gadis itu yang tak lain Asa,

"Mana gue tau!" Ucap Athana ketus sedang kan Asa hanya mendengus kesal "Lo aneh ya. Emang bakal keliatan senja nya kalau kita aja lagi ngelintasin gang! Kelaut sono biar lebih jelas dan lo gak banyak omong!" Lanjut Athana

"Iya juga sih, hahahaha." tawa Asa lepas seketika dan dari itu Athana yang melihat pantulan Asa dari kaca spion pun ikut terkekeh bukan tertawa seperti Asa.

Asa semakin tertawa memikirkan kembali kebodohan nya itu, mana terlihat senja di gang sempit seperti ini. Yang terlihat mungkin hanya segores warna jingga nya, itu pun tak pasti. Keheningan terjadi kembali diantara mereka berdua tapi tidak dengan senyuman yang masih mengembang dengan manis.

"Lo jangan senyum terus bisa gak sih nak ayam!" Ucap Athana karena sedari tadi ia sempat melirik kaca spion nya dan mendapati Asa yang terus tersenyum

"Kenapa sih kutil kuda?!" Ucap Asa yang seketika langsung kesal, masa tersenyum saja tidak boleh? Senyum itu kan ibadah.

"Gue bisa diabetes liat nya!"

"Cieee yang kagum sama senyuman gue. Hahaha." Ucap Asa dan tertawa kembali "senyum lagi deh!" Goda Asa

"Gue gantungin lo di gedung sate nak ayam!" Ancam Athana

"Inget! Lo masih punya pacar kalau gue gak salah."

"Bodo amat. Tinggal nyari yang baru kalau dia minta putus. Gue ganteng banyak yang daftar jadi jodoh dunia akhirat."

"Dasar buaya solokan lo!"

"Lah kenapa buaya solokan?"

"Buaya darat terlalu bagus buat lo yang songong. Jadi solokan yang menjijikan itu pantes buat lo!"

"Gapapa buaya solokan, adanya tambahan solokan tak mempengaruhi. Yang penting buaya bukan anak ayam."

"Yeee bangga mas nya jadi buaya? Heran."

"Iya lah dari pada lo anak ayam, berisik, gendut, pendek lagi. Mending buaya gagah, berani, galak, bringas, dan satu lagi....."

"Apa?!"

GERHANA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang