35. Apakah ini jawabannya? ✔️

252 32 8
                                    

"Jika akulah tokoh terjahat di kisah ini, apakah kalian masih mau berteman denganku?"


Happy reading 🎶

"Waktu di bawa ke rumah sakit, lo yang hanya punya ginjal satu, hampir sekarat karena ginjal lo rusak. Di sana Ayah marah-marah nggak jelas, Mama juga. Dan akhirnya, Mama donorin ginjal yang satu buat lo, karena nyari ginjal dalam waktu dekat itu susah Gerhana, kalau lo nggak ada pendonor, mungkin lo udah meninggal, emang ada ya, orang yang nggak punya ginjal tapi hidup? Nggak ada, maka dari itu Mama marah, dan hampir stress. Dan saat lo sadar, lo nggak inget apa-apa. Tapi lo masih inget gue, Ayah, Mama, cuman lo nggak inget masa sebelumnya."

"Drama banget ya keluarga kita?"

Algi melenyesaikan cerita penuh duka itu dengan menyeruput kopi dengan gusar. Setenang itu kah Algi bercerita?

Asa sudah gemetar mendengar cerita Algi, tangannya sudah basah oleh keringat dingin, kedua kaki Asa bahkan sampai gemetar. Jadi ini, penyebab Asa tak ingat masa-masa kecilnya? Asa menangis lagi, kenapa hari ini penuh dengan tangisan, duka, yang menyakitkan. Asa ingin tahu, tapi Asa juga belum siap di beri tahu.

"Nggak, lo pasti bercanda." ujar Asa sambil menggelengkan kepala,

Algi terkekeh mendengar itu, "Lo pikir gue akan ngebercandain hal kayak gini? Lo pikir gue ngarang cerita? Gue nggak sekejam itu, sampai melibatkan lo, Ayah, sama Mama dalam cerita karangan gue. Ini asli, bukannya tadi orang-orang Ayah udah bilang?"

"Gue ngomong kayak gini bukan bermaksud nyakitin perasaan lo! Tapi gue peduli sama lo. Gue nggak mau ketika lo udah gede lo baru tahu tentang ini, apalagi masalah satu ginjal lo. Gue nggak mau nanti pas lo gede lo sakit-sakitan karena ginjal yang lo miliki cuman satu. Gue nggak mau ngeliat lo besar kayak Mama."

penjelasan Algi, membuat Asa menangis histeris, ia tak menyangka bahwa Algi masih peduli terhadapnya.

"Maksud lo itu apa sih ... hiks ... hiks, kaya Mama gimana?" tanya Asa dengan purau, Asa sudah menangis dengan menatap mata tajam Algi,

"Lo nggak tau kan? Karena lo sibuk nutup telinga sama mata kalau di rumah. Lo nggak mau tau kesakitan orang-orang rumah. Lo terlalu diam dan nggak mau ikut campur urusan Mama, Ayah, juga gue. karena menurut lo, lo yang paling menderita di cerita ini 'kan? Dan lo anggep gue, Ayah, Mama adalah tokoh terjahat di cerita ini. Padahal kenyataannya kita sama-sama terluka dengan cara yang berbeda. Gue jelasin sekerang aja, takut lo merasa bersalah esok hari. Setahu gue dari dokter pribadi Mama, orang yang hidup dengan satu ginjal itu memang bisa hidup lebih lama, tapi kalau udah sampai umur dua puluh lima ke atas, orang itu akan sakit-sakitan dan ginjalnya semakin nggak berfungsi, mereka bakal bolak balik ke rumah sakit, mereka bakal kemoterapi berulang kali. Dan Mama .... "

Algi menarik nafas dengan gusar lagi, seraya memberikan tissue banyak pada Asa yang sudah menangis sesenggukan sedari tadi.

"Dan Mama ... Lo pikir umur Mama di bawah dua puluh lima tahun? Nggak, Mama udah tiga puluh ke atas, lo haru tau Gerhana, seberapa sakit Mama, seberapa menderita Mama. Ini bukan penyakit tapi ini takdir, lo harus tahu kalau Mama bolak-balik ke rumah sakit waktu kita pergi ke sekolah. Lo harus tahu kalau Mama sering kemoterapi, lo harus dampingi Mama pas kemoterapi Gerhana, lo harus liat seberapa perjuangan seorang ibu yang pengin hidup normal lagi demi anak-anaknya. Lo harus liat ... Lo tau, kenapa Ayah sering bilang sama lo agar pulang sekolah jangan telat?"

Sukses. Algi menangis menceritakan kepedihan Agatha itu, bukankah kekuatan seorang ibu begitu besar, sampai-sampai Algi yang notabenya seorang laki-laki menangis.

Asa menggeleng menjawab pertanyaan Algi, ia memang tidak tahu. Asa pikir, Saga hanya tak suka jika Asa pulang terlambat, tapi nyatanya ...

"Hebat, bahkan Lo juga nggak tau kisah Ayah?"

GERHANA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang